Apa cita-cita menjadi seorang psikolog anak adalah cita-cita kamu?
Sejak usia 14 tahun, Saskhya Aulia Prima sudah memiliki minat yang kuat untuk menjadi seorang psikolog anak. Kecintaannya pada anak-anak sudah terlihat sejak kecil, terutama karena ia adalah seorang anak tunggal sampai memiliki adik di usia 9 tahun. Ketika Saskhya berpikir tentang karier apa yang ingin ia tekuni, ayahnya yang memiliki bisnis di bidang pendidikan merekomendasikan agar Saskhya mengejar bidang psikologi.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Saskhya tidak langsung melanjutkan ke jenjang S2 untuk menjadi seorang psikolog. Ia memilih bekerja sebagai HR di sebuah perusahaan multinasional. Sebagai seorang HR, Saskhya berinteraksi dengan banyak SDM yang merupakan lulusan dari universitas-universitas ternama. Namun, ia menyadari bahwa banyak dari mereka tidak memiliki tujuan dan daya saing, yang menjadi masalah di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Melihat pola pikir yang salah ini, Saskhya merasa bahwa perbaikan harus dimulai dari bawah, yaitu pada masa anak-anak. Ia ingin membentuk anak-anak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Oleh karena itu, Saskhya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dengan mengambil spesialisasi klinis anak.
Sebagai psikolog anak yang juga seorang ibu, apa bagian terberat dalam pengasuhan anak?
Sebagai seorang psikolog anak yang juga seorang ibu, Saskhya menghadapi beberapa tantangan dalam pengasuhan anaknya. Salah satunya adalah kecenderungan Saskhya untuk terlalu memperhatikan setiap milestone perkembangan anaknya. Ia seringkali merasa khawatir apakah anaknya sedang mengalami perkembangan yang sesuai dengan yang seharusnya. Misalnya, ketika anaknya belum mulai tersenyum pada rentang usia yang dianjurkan dalam perkembangan anak, Saskhya menjadi khawatir dan cemas. Namun, Saskhya menyadari bahwa setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, dan apa yang dia pelajari dalam ilmu psikologi belum tentu selalu berlaku pada kenyataannya.
Selain itu, Saskhya juga menghadapi tantangan dalam memilih sekolah untuk anaknya. Ia memiliki kriteria-kriteria yang ingin dipenuhi oleh sekolah tersebut, namun seringkali tidak ada sekolah yang memenuhi semua kriteria tersebut. Saskhya belajar untuk menerima dan mengikhlaskan beberapa hal, dan belajar menyeimbangkan antara pengasuhan anak dan self-care. Ia selalu berusaha menjaga keseimbangan antara merawat anak dan menjaga kesehatan fisik dan mentalnya sendiri dengan berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat.
Selain menjadi seorang psikolog, Saskhya juga seorang content creator dan entrepreneur. Mengapa memutuskan untuk mengambil langkah itu?
Saskhya merasa terinspirasi untuk menjadi seorang content creator dan entrepreneur karena melihat betapa pentingnya peran seorang ibu yang bekerja tetapi tetap memiliki waktu untuk mendidik anak-anaknya. Ia ingin menjadi sosok yang serupa dan membantu banyak anak, bukan hanya anaknya sendiri. Saskhya menyadari bahwa pekerjaan yang bisa memberikan fleksibilitas waktu untuk melakukan itu adalah pekerjaan yang berhubungan dengan praktik.
Ketika Saskhya meresmikan klinik TigaGenerasi pada tahun 2015, ia menyadari bahwa menjadi seorang psikolog anak tidak hanya melibatkan pelayanan langsung kepada pasien, tetapi juga melibatkan manajemen, operasi, dan perpajakan. Saskhya merasa bahwa jiwa entrepreneurship tumbuh dengan sendirinya karena ia adalah tipe orang yang tidak bisa diam dan mudah bosan dengan satu hal. Ia juga memiliki banyak keinginan dan cita-cita, yang mendorongnya untuk membuka bisnis Blessverage Premium Kefir bersama rekan bisnisnya.
Apa tiga dukungan terpenting yang paling dibutuhkan oleh ibu bekerja?
Menurut Saskhya, ada tiga dukungan terpenting yang paling dibutuhkan oleh ibu bekerja. Pertama adalah dukungan dari suami. Saskhya merasa beruntung memiliki suami yang sudah mengenalnya sejak kuliah dan tahu seberapa aktifnya Saskhya. Suaminya memberikan kebebasan Saskhya untuk berkarier sambil tetap menjalankan peran sebagai istri dan ibu. Suaminya juga memberikan masukan dan bantuan ketika Saskhya membutuhkannya, termasuk dalam pengasuhan anak-anak mereka.
Dukungan kedua datang dari teman dan rekan kerja. Saskhya memiliki rekan bisnis yang sangat baik, mereka saling berbagi pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kelebihan masing-masing. Skill yang berbeda-beda di antara mereka memungkinkan mereka saling melengkapi dan bekerja dengan efektif.
Dukungan ketiga adalah dukungan spiritual, baik dalam bentuk doa atau koneksi spiritual. Saskhya percaya bahwa berdoa memberikan pengalaman psikologis yang membantu dirinya dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam menjalani kehidupan sebagai seorang ibu bekerja.
Pernah menemukan bias di lingkungan atau tempat kerja?
Saskhya pernah mengalami bias di lingkungan atau tempat kerja. Sebagai seorang psikolog anak yang belum memiliki anak pada saat itu, Saskhya menghadapi banyak pertanyaan dan keraguan dari beberapa pihak. Ada yang meragukan kemampuannya karena dianggap kurang memiliki pengalaman sebagai seorang ibu. Saskhya juga menghadapi bias dari sesama ibu, terutama ketika ia membuat konten edukasi di platform TikTok. Beberapa orang meragukan kompetensinya karena dianggap belum memiliki pengalaman sebagai seorang ibu, dan ada yang menganggapnya sebagai sosok ibu yang memiliki hak istimewa.
Namun, Saskhya tidak terpengaruh oleh pandangan negatif orang lain. Ia menyadari bahwa setiap orang memiliki pendapat dan preferensi masing-masing, dan tidak mungkin bisa memenuhi semua harapan dan keinginan orang lain. Saskhya selalu merespons komentar atau pandangan negatif dengan sikap yang baik dan tetap berfokus pada tujuan dan misinya sebagai seorang psikolog anak dan content creator.
Apa tips untuk ibu lainnya di luar sana yang ingin memulai karier atau usaha? Dan bagaimana tips untuk menyeimbangkan dengan tumbuh kembang anak?
Saskhya memberikan beberapa tips bagi ibu-ibu yang ingin memulai karier atau usaha. Pertama, ia menyarankan untuk memulai saja. Banyak ibu yang merasa takut untuk kembali bekerja setelah mengurus anak dalam waktu yang lama. Saskhya menyarankan untuk mencari hal yang diminati dan melakukan riset sebelum terjun langsung ke dunia kerja. Mengambil sertifikasi yang relevan dengan bidang yang diminati juga dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa percaya diri.
Kedua, Saskhya menekankan bahwa memulai bisnis tidak selalu membutuhkan modal besar. Meskipun ada beberapa kasus di mana modal besar diperlukan, namun ada juga bisnis yang dapat dibangun dari nol. Saskhya dan rekan bisnisnya membuka TigaGenerasi tanpa memiliki banyak modal, tetapi mereka tetap konsisten dan terus mencoba untuk membangun bisnis mereka. Kunci utamanya adalah konsistensi dan ketekunan.
Untuk menyeimbangkan karier atau usaha dengan tumbuh kembang anak, Saskhya menyarankan untuk tidak terlalu kaku memikirkan work-life balance. Ia menyarankan untuk menentukan prioritas utama dan mengatur waktu kerja sesuai dengan prioritas tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan anak. Saskhya juga menyarankan untuk tidak ragu untuk meminta bantuan, baik dari asisten rumah tangga, orang tua, atau mertua. Saskhya percaya bahwa mereka adalah suporter bukan musuh, dan mereka dapat membantu dalam menjaga keseimbangan antara karier dan tumbuh kembang anak.
Menurut Saskhya, menjadi sebaik-baiknya ibu adalah menjadi ibu yang belajar dan berusaha memberikan interaksi positif dengan anak. Ia percaya bahwa untuk dapat memberikan interaksi positif dengan anak, seorang ibu harus menjadi pribadi yang bahagia terlebih dahulu. Saskhya berpendapat bahwa ketika ibu merasa bahagia hanya dengan berinteraksi dengan anak dan keluarga, tidak ada masalah dengan itu. Namun, jika ibu merasa ingin belajar dan melakukan sesuatu di luar peran sebagai ibu yang membawa kebahagiaan, Saskhya mendorong untuk melakukannya.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com