Tetap Fresh, Begini Cara Penyimpanan ASI Perah yang Benar

Tetap Fresh, Begini Cara Penyimpanan ASI Perah yang Benar

H1: Tetap Fresh, Begini Cara Penyimpanan ASI Perah yang Benar

H2: Tata Cara Penyimpanan ASI Perah
H3: Menggunakan Storage Bag
H3: Menyimpan di Cooler Bag
H3: Menyimpan di Kulkas dan Freezer

H2: Masa Berlaku ASI Perah
H3: Masa Berlaku ASI Perah di Suhu Ruangan
H3: Masa Berlaku ASI Perah di Kotak Pendingin
H3: Masa Berlaku ASI Perah di Lemari Pendingin
H3: Masa Berlaku ASI Perah di Freezer

H2: Langkah-langkah Menyairkan ASI Perah
H3: Menggunakan Penghangat ASI Elektrik
H3: Mencairkan ASI Perah dari Freezer
H3: Mencairkan ASI Perah dengan Air Mengalir
H3: Mencairkan ASI Perah dengan Air Hangat

H2: Sterilisasi Botol dan Peralatan Memerah ASI
H3: Sterilisasi Menggunakan Alat Sterilizer
H3: Sterilisasi Menggunakan Metode Manual

H2: Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas ASI
H3: Makanan untuk Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas ASI

H2: Kesimpulan

Tulisan ini akan membahas secara detail tentang cara penyimpanan ASI perah yang benar. Penyimpanan ASI perah sangat penting untuk memastikan kualitas nutrisi yang diterima oleh bayi tetap terjaga. Sebagai seorang ibu, perlu memperhatikan tata cara menyimpan ASI perah dan langkah-langkah menyairkannya dengan benar.

H2: Tata Cara Penyimpanan ASI Perah

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tata cara penyimpanan ASI perah. Salah satunya adalah menggunakan storage bag yang tepat. Storage bag yang bisa digunakan antara lain adalah kantong plastik dan botol kaca. Setelah memasukkan ASI perah ke dalam storage bag, jangan lupa memberi keterangan hari dan tanggal untuk memudahkan ibu mengetahui kapan ASI tersebut perlu dikonsumsi.

Selain itu, jika ibu sedang berada di luar rumah, ASI perah bisa disimpan sementara dalam cooler bag yang dilengkapi dengan ice gel. Cooler bag ini dapat menjaga suhu ASI perah selama maksimal 24 jam. Setelah itu, ASI perah harus segera disimpan di dalam kulkas atau freezer.

Baca Juga:  Tips Menghilangkan Noda Pipis di Kasur

Untuk penyimpanan di dalam kulkas, ada beberapa langkah yang perlu diikuti. Pertama, masukkan ASI perah ke chiller terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah perubahan suhu secara tiba-tiba. ASI perah sebaiknya dibiarkan di bagian bawah kulkas (chiller) selama kurang lebih dua jam.

Setelah dua jam, ASI perah dapat dipindahkan ke dalam freezer. Hal ini dilakukan karena suhu ASI sudah berubah menyesuaikan suhu kulkas. Penting untuk diingat bahwa perubahan suhu yang mendadak dapat mengubah nutrisi yang terkandung dalam ASI. Oleh karena itu, urutan penyimpanan ASI perah ini sangat penting untuk menjaga kualitas nutrisi ASI.

H2: Masa Berlaku ASI Perah

ASI perah memiliki masa berlaku yang perlu diperhatikan. Jika ASI perah disimpan di suhu ruangan sekitar 25 derajat Celsius, maka ASI perah hanya tahan hingga 6 jam. Jika ASI perah disimpan di dalam kotak pendingin yang ditambah dengan ice gel, maka ASI perah dapat bertahan hingga 24 jam. Jika ASI perah disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu minimal 4 derajat Celsius, maka ASI perah dapat bertahan hingga 5 hari. Sedangkan jika ASI perah disimpan di dalam freezer dengan suhu -18 derajat Celsius atau lebih rendah, maka ASI perah dapat bertahan hingga 6 bulan.

Perlu diingat bahwa semakin lama ASI perah disimpan, baik di dalam kulkas maupun di dalam freezer, maka kandungan vitamin C dalam ASI akan semakin berkurang. Namun, meskipun kandungan vitamin C berkurang, ASI perah yang sudah dibekukan tetap memiliki nilai gizi yang lebih baik dibandingkan dengan susu formula lainnya.

H2: Langkah-langkah Menyairkan ASI Perah

Selain penyimpanan, ibu juga perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk menyairkan ASI perah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyairkan ASI perah. Pertama, ibu bisa menggunakan penghangat ASI elektrik. Penghangat ASI elektrik ini dapat membantu ibu menyairkan ASI perah dengan cepat dan praktis.

Baca Juga:  Sumber Protein Nabati untuk Ibu Hamil Trimester Dua

Jika ASI perah masih sangat beku karena disimpan di dalam freezer, maka sebaiknya ASI perah diangkat ke chiller terlebih dahulu untuk dicairkan. Setelah itu, ASI perah dapat dicairkan dengan cara menempatkannya di bawah air mengalir bersuhu normal, kemudian dilanjutkan dengan air hangat. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan wadah berisi air hangat, namun pastikan suhu air hangat tersebut tidak terlalu panas.

Tetapi, perlu dihindari menyairkan ASI perah dengan menggunakan microwave. Penggunaan microwave dapat menyebabkan bintik-bintik pada botol ASI dan dapat berisiko bagi bayi.

H2: Sterilisasi Botol dan Peralatan Memerah ASI

Sterilisasi botol dan peralatan memerah ASI sangat penting untuk mencegah kontaminasi bakteri. Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat sterilizer atau metode manual. Jika menggunakan metode manual, ibu hanya perlu merebus botol dan peralatan memerah ASI menggunakan air mendidih selama 5-10 menit. Sedangkan jika menggunakan sterilizer, proses sterilisasi dapat dilakukan secara praktis dan efisien.

H2: Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas ASI

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, ibu perlu memperhatikan asupan makanan sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi ibu dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI yang dihasilkan. Beberapa makanan yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI antara lain adalah makanan yang mengandung protein, kalsium, zat besi, dan omega-3.

H2: Kesimpulan

Penyimpanan ASI perah yang benar sangat penting untuk menjaga kualitas nutrisi yang diterima oleh bayi. Bunda perlu memperhatikan tata cara penyimpanan ASI perah dan langkah-langkah menyairkannya dengan benar. Selain itu, sterilisasi botol dan peralatan memerah ASI juga perlu dilakukan untuk mencegah kontaminasi bakteri. Dengan melakukan semua langkah ini, ibu dapat memberikan ASI eksklusif yang berkualitas dan bergizi kepada bayi.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com