Hal yang Harus Diperhatikan Saat Anak Belajar Merangkak
Para ahli menyatakan, fase merangkak pada bayi merupakan tahap awal melatih keseimbangan dan perkembangan motorik. Dimulai dari merangkak, si Kecil akan mengembangkan kemampuannya dengan berpindah tempat ke sana kemari. Bunda tidak perlu khawatir dengan tahap-tahap awalnya. Biarkan si Kecil terus mencoba gerakan baru yang akan berguna untuk pertumbuhannya. Berikan selalu dukungan supaya si Kecil tetap mau belajar. Agar tidak bingung dengan berbagai tahapan dan hal yang dibutuhkan saat si Kecil belajar merangkak, Bunda bisa menyimak ulasan di bawah ini.
Manfaat Merangkak
Karena merupakan tonggak utama perkembangan motorik si kecil, fase merangkak mempunyai manfaat yang cukup banyak. Felice Sklamberg, ahli terapi okupasi pediatrik di New York University’s School of Medicine, menyatakan, merangkak dapat memperkuat anggota tubuh si Kecil, terutama di bagian pergelangan tangan, siku, dan bahu. Ini dikarenakan ketika si Kecil merangkak, ia butuh usaha keras untuk mengoordinasikan otot-otot di bagian tersebut agar dapat menopang berat badannya sendiri. Tidak mengherankan apabila ada pernyataan bahwa bayi akan lebih kuat ketika belajar berjalan jika ia telah melewati tahap merangkak. Selain untuk kekuatan, koordinasi ini pun sangat berguna agar si Kecil dapat mengembangkan kemampuan koordinasi gerakan, menjaga kedua sisi tubuh, sekaligus bereksplorasi. Tubuh bayi yang telah menjelajah juga berpengaruh terhadap keterampilan visual-spasial dan kedalaman persepsi.
Kapan Biasanya Bayi Mulai Merangkak?
Tahap perkembangan bayi berbeda-beda sesuai dengan minatnya untuk bereksplorasi. Bayi mulai belajar mengangkat tubuhnya secara bertahap. Ini akan terjadi apabila mereka telah belajar dan menguasai apa yang dibutuhkan seperti keterampilan neurologis dan kekuatan fisik. Pertama, si Kecil akan terlihat sangat antusias untuk bergerak maju dengan menggerakkan tangan dan kaki untuk meraih benda di sekitarnya. Semakin sering si Kecil melakukan hal ini maka semakin cepat ia bisa merangkak. Si Kecil akan duduk lalu merangkak ataupun sebaliknya. Tahap selanjutnya adalah mengangkat badan untuk berdiri, memulai rambatan, hingga akhirnya bisa berjalan.
Pada umumnya bayi akan mulai belajar merangkak dan berpindah tempat antara usia 6 sampai 10 bulan. Memasuki usia 11 bulan, bayi sudah mampu merangkak ke sana kemari untuk menjelajah.
Yang Membuat Bayi Sulit Merangkak
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa bayi sulit merangkak. Bisa karena berat badan, mal nutrisi, perkembangan yang lambat, kelainan motorik kasar, gangguan keseimbangan, prematur, kepribadian bayi, atau malas dan kurang distimulasi. Bayi dengan berat badan berlebih sulit untuk merangkak. Ia membutuhkan lebih banyak usaha untuk mengangkat dan menahan beban berat badannya. Bunda bisa mengatasinya dengan mengatur pola makan dan nutrisi yang diberikan agar si Kecil terhindar dari obesitas. Untuk permasalahan kesehatan dan kelainan pada si Kecil, bisa Bunda konsultasikan ke dokter ataupun fisioterapi.
Agar si Kecil bisa merangkak di usia normalnya, Bunda bisa menstimulasi dan melatih si Kecil bahkan sejak awal kelahirannya. Cara-cara yang bisa ditempuh antara lain.
Rutin Latihan Tengkurap atau Tummy Time
Ketika memasuki usia 3 bulan, lakukan latihan tengkurap secara rutin. Kemudian ajak si kecil bermain pada posisi ini agar ia berlatih untuk mengangkat kepala, perut, dan kakinya. Semakin sering si Kecil melakukan tummy time maka akan semakin kuat otot-otot pada tubuhnya.
Berikan Contoh
Setelah terbiasa tengkurap, si Kecil akan mulai mengangkat bokongnya. Pada saat ini berikan si Kecil contoh tengkurap yang baik. Dengan daya tangkap dan kemampuan merespon yang tinggi, si Kecil pasti akan mudah meniru contoh yang Bunda berikan.
Berlatih dengan Mengambil Benda di Sekitar
Letakkan benda-benda menarik di samping si Kecil dan ajak ia mengambil benda-benda tersebut. Cara ini akan memotivasinya untuk cepat merangkak. Namun, Bunda harus tetap waspada karena si Kecil rentan terjatuh. Selain itu pastikan lantai yang digunakan tidak licin dan tidak ada barang-barang yang membahayakan untuk mencegah cedera pada bayi.
Hindari Terlalu Sering Menggendong
Terlalu sering menggendong berdampak pada si Kecil yang malas menggerakkan otot-ototnya. Apabila si Kecil malas dan tidak berlatih maka akan menghambat pertumbuhannya. Letakkan si Kecil dan biarkan ia bereksplorasi dengan lingkungannya.
Kurangi Penggunaan Baby Walker
Baby walker juga menjadi salah satu penyebab bayi malas bergerak. Selain itu penggunaan baby walker yang terlalu sering rentan terhadap kecelakaan baik terjatuh, terjepit, dan lain sebagainya.
Proses merangkak pada si Kecil memang sangat kompleks. Si Kecil butuh keterampilan untuk mengoordinasikan bagian tubuhnya. Selain itu, dibutuhkan penanganan dan pengawasan yang baik dari Bunda. Latihan fisik yang sering pun tidak akan efektif jika tidak diimbangi dengan gizi yang cukup. Berikan terus ASI eksklusif kepada si Kecil untuk mencukupi nutrisi yang diperlukan.
Dapatkan info parenting dan hadiah spesial dari Bunda & Balita
Melihat Manfaat Merangkak Bagi Perkembangan Motorik Bayi
Tahap merangkak pada bayi merupakan salah satu tonggak perkembangan motorik. Saat merangkak, bayi akan mengembangkan kemampuannya dalam bergerak dan menjelajah lingkungan sekitarnya. Aktivitas merangkak ini sangat penting untuk perkembangan otot-otot pada pergelangan tangan, siku, dan bahu bayi. Dengan merangkak, bayi akan menguatkan otot-otot tersebut sehingga dapat menopang berat badannya sendiri. Selain itu, merangkak juga membantu bayi dalam mengembangkan koordinasi gerakan, menjaga keseimbangan tubuh, dan bereksplorasi. Aktivitas merangkak ini juga berdampak pada perkembangan keterampilan visual-spasial dan persepsi kedalaman bayi.
Biasanya, bayi mulai belajar merangkak antara usia 6 hingga 10 bulan. Pada usia ini, bayi sudah memiliki keterampilan neurologis dan kekuatan fisik yang cukup untuk dapat merangkak. Perkembangan ini akan dimulai dengan bayi yang antusias untuk bergerak maju, menggerakkan tangan dan kaki untuk meraih benda di sekitarnya. Semakin sering bayi melakukan gerakan ini, maka semakin cepat ia dapat merangkak. Tahap selanjutnya adalah bayi dapat duduk dan merangkak, atau sebaliknya. Pada usia 11 bulan, bayi sudah mampu merangkak ke sana kemari untuk menjelajah lingkungan sekitarnya.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat membuat bayi sulit merangkak. Salah satunya adalah berat badan bayi yang berlebih. Bayi dengan berat badan yang berlebih akan mengalami kesulitan dalam mengangkat dan menahan beban tubuhnya sendiri saat merangkak. Selain itu, masalah nutrisi yang kurang baik juga dapat mempengaruhi perkembangan motorik bayi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan lambatnya perkembangan motorik bayi. Selain itu, kelainan motorik kasar, gangguan keseimbangan, kelahiran prematur, kepribadian bayi, serta kurangnya stimulasi fisik dan mental juga dapat menjadi penyebab bayi sulit merangkak.
Untuk membantu bayi dalam belajar merangkak, Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut:
1. Rutin melakukan latihan tengkurap atau tummy time. Pada usia 3 bulan, Anda dapat melatih bayi untuk berbaring tengkurap dan mengangkat kepala, perut, dan kakinya. Latihan ini dapat menguatkan otot-otot pada tubuh bayi.
2. Berikan contoh yang baik. Setelah bayi terbiasa berbaring tengkurap, ia akan mulai mengangkat bokongnya. Pada saat ini, Anda dapat memberikan contoh yang baik dalam melakukan gerakan tengkurap. Bayi memiliki kemampuan untuk meniru gerakan yang diberikan, sehingga memberikan contoh yang baik dapat membantu bayi dalam belajar merangkak.
3. Berlatih dengan mengambil benda di sekitar. Letakkan benda-benda menarik di dekat bayi dan ajak bayi untuk mengambil benda-benda tersebut. Cara ini akan memotivasi bayi untuk merangkak lebih cepat. Namun, Anda harus tetap waspada terhadap kemungkinan bayi terjatuh. Pastikan juga bahwa lantai tempat bayi merangkak tidak licin dan bebas dari benda-benda yang dapat membahayakan bayi.
4. Hindari terlalu sering menggendong bayi. Terlalu sering menggendong bayi dapat membuat bayi malas dalam menggerakkan otot-ototnya. Biarkan bayi bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya untuk mendorong perkembangan motoriknya.
5. Kurangi penggunaan baby walker. Penggunaan baby walker yang terlalu sering dapat membuat bayi malas bergerak dan rentan terhadap kecelakaan seperti terjatuh atau terjepit. Sebaiknya, biarkan bayi belajar bergerak secara alami tanpa menggunakan baby walker.
Proses merangkak pada bayi memang kompleks dan membutuhkan waktu. Bayi perlu mengembangkan keterampilan dalam mengoordinasikan gerakan tubuhnya, serta membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang baik dari orang tua. Selain itu, penting juga untuk menjaga pola makan bayi agar mendapatkan gizi yang cukup untuk mendukung perkembangan motoriknya. Terus berikan ASI eksklusif kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Dapatkan info parenting dan hadiah spesial dari Bunda & Balita
Melihat Manfaat Merangkak Bagi Perkembangan Motorik Bayi
Tahap merangkak pada bayi merupakan salah satu tonggak perkembangan motorik yang sangat penting. Selain sebagai latihan keseimbangan, merangkak juga mengembangkan kekuatan otot pada bagian pergelangan tangan, siku, dan bahu bayi. Ketika bayi merangkak, ia harus mengoordinasikan gerakan otot-ototnya untuk menopang berat badannya sendiri. Hal ini membuat otot-otot tersebut semakin kuat dan siap untuk tahap berikutnya, yaitu berjalan. Selain itu, merangkak juga melatih koordinasi gerakan, menjaga keseimbangan tubuh, serta memungkinkan bayi untuk bereksplorasi dan menjelajah lingkungan sekitarnya.
Merangkak juga memiliki dampak positif pada perkembangan keterampilan visual-spasial dan persepsi kedalaman bayi. Saat merangkak, bayi harus melihat dan memahami lingkungan sekitarnya, menghindari halangan, serta menavigasi ruang dengan kedalaman yang berbeda. Hal ini melatih kemampuan bayi dalam memahami dan memproses informasi visual, serta mengembangkan persepsi kedalaman.
Untuk bayi yang belajar merangkak, biasanya dimulai pada usia antara 6 hingga 10 bulan. Namun, setiap bayi memiliki perkembangan yang berbeda-beda, sehingga ada yang mulai merangkak lebih awal atau lebih lambat. Penting untuk memberikan kesempatan dan dukungan kepada bayi dalam belajar merangkak, tanpa terburu-buru atau mengkhawatirkan perkembangannya. Setiap bayi akan mengalami tahap-tahap perkembangan yang berbeda, dan yang terpenting adalah memberikan lingkungan yang aman dan stimulasi yang memadai.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat membuat bayi sulit dalam belajar merangkak. Salah satunya adalah berat badan bayi yang berlebih. Bayi dengan berat badan yang berlebih akan mengalami kesulitan dalam mengangkat dan menopang beban tubuhnya saat merangkak. Selain itu, masalah nutrisi yang tidak seimbang juga dapat mempengaruhi perkembangan motorik bayi. Kekurangan nutrisi dapat membuat bayi mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya. Selain itu, kelainan motorik kasar, gangguan keseimbangan, kelahiran prematur, serta kurangnya stimulasi fisik dan mental juga dapat menjadi faktor yang membuat bayi sulit merangkak.
Untuk membantu bayi dalam belajar merangkak, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan rutin melakukan latihan tengkurap atau tummy time. Latihan ini melibatkan bayi dalam posisi berbaring tengkurap dan mengangkat kepala, perut, dan kakinya. Latihan ini dapat menguatkan otot-otot pada tubuh bayi dan mempersiapkannya untuk merangkak. Selain itu, memberikan contoh yang baik kepada bayi juga dapat membantu dalam belajar merangkak. Bayi memiliki kemampuan untuk meniru gerakan yang diberikan, sehingga memberikan contoh yang baik dapat memudahkan bayi dalam belajar merangkak.
Selain itu, memberikan stimulasi visual dan memberikan kesempatan kepada bayi untuk bergerak dan menjelajah lingkungan sekitarnya juga penting dalam membantu bayi belajar merangkak. Letakkan benda-benda menarik di dekat bayi dan ajak bayi untuk mengambil benda-benda tersebut. Hal ini dapat memotivasi bayi untuk merangkak lebih cepat. Namun, perlu diingat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bayi terjatuh. Pastikan lantai tempat bayi merangkak tidak licin dan bebas dari benda-benda yang dapat membahayakan bayi.
Selain itu, hindari terlalu sering menggendong bayi. Terlalu sering menggendong bayi dapat membuat bayi malas dalam menggerakkan otot-ototnya. Biarkan bayi bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya untuk mendorong perkembangan motoriknya. Penggunaan baby walker juga sebaiknya dikurangi, karena penggunaan baby walker yang terlalu sering dapat membuat bayi malas bergerak dan rentan terhadap kecelakaan.
Proses merangkak pada bayi memang kompleks dan memerlukan waktu. Setiap bayi akan mengalami tahap perkembangan yang berbeda-beda, dan yang terpenting adalah memberikan dukungan, kesempatan, dan lingkungan yang aman bagi bayi untuk belajar dan mengembangkan keterampilan motoriknya. Melalui merangkak, bayi dapat menguatkan otot-ototnya, melatih koordinasi gerakan, serta menjelajah dan mengenali lingkungan sekitarnya. Selain itu, melalui merangkak, bayi juga akan mengembangkan keterampilan visual-spasial dan persepsi kedalaman.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com