Bising Usus pada Anak, Apakah Normal?


Apa yang terjadi ketika anak mengalami bising usus? Apakah hal tersebut normal? Jika kita pernah mendengar suara bergemuruh dan bising dari perut anak, maka itu adalah tanda bahwa anak sedang mengalami bising usus. Meskipun suaranya kadang mengejutkan dan terdengar tidak menyenangkan, namun sebenarnya hal ini adalah hal yang normal.

Asal muasal suara bising usus ini terjadi ketika usus besar dan usus kecil anak memproses makanan yang ia makan. Suara bising usus ini juga menjadi penanda bahwa pencernaan anak bekerja dengan baik. Ketika memproses makanan, dinding saluran pencernaan yang sebagian besar terdiri dari otot berkontraksi untuk mencampur dan memeras makanan melalui usus sehingga bisa dicerna. Proses ini umumnya disebut dengan gerakan peristaltik.

Selain setelah makan, bising usus juga kerap terjadi ketika anak merasa lapar. Menurut artikel dari NCBI, Endocrinology and Metabolism Clinics of North America, zat seperti hormon di otak mengaktifkan keinginan untuk makan saat seseorang merasa lapar. Bunyinya hampa, mirip dengan suara air yang mengalir di pipa. Pada bising usus yang normal suaranya mirip dengan suara gemericik, keroncongan, menggeram, dan bernada tinggi.

Namun, bising usus dikatakan normal ketika anak makan, ia kemudian buang air besar secara teratur, dan tidak mengeluh sakit perut atau muntah. Selama hari, anak menelan udara dan air liur berkali-kali yang menyebabkan bagian atas ususnya sering kali seakan-akan ‘menendang kembali’ sebagian udara. Normalnya, terdengar setiap 5 sampai 15 detik dan mungkin berlangsung hingga beberapa kali dalam beberapa detik. Pada bayi, jumlahnya tidak berbeda jauh dengan anak, yaitu 5 hingga 30 kali per menit. Namun, pada bayi masih bisa meningkat, terutama ketika perutnya kosong atau belum minum susu.

Baca Juga:  Kenali Tanda Cinta Si Kecil untuk Ibu

Sebaliknya, bising usus dikatakan tidak normal ketika aktivitas usus melambat, maka bising usus akan berkurang, misalnya ketika tidur. Tidak normal justru ketika pengurangan suara tersebut lebih sering terjadi setelah makan. Selain itu, pada anak yang mengalami diare, biasanya suara terdengar lebih keras. Bila suara tersebut terdengar lebih keras, seperti air yang berdenting melalui pipa, dan anak merasa nyeri, maka bisa jadi ada masalah dalam pencernaannya, termasuk kemungkinan sembelit atau gangguan usus. Selain itu, mungkin juga terjadi masalah lain seperti alergi makanan, stres, tanda awal obstruksi hingga adanya peradangan di usus.

Jika anak mengalami bising usus yang tidak normal, maka diperlukan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada anak saat mengalami bising usus hampir sama dengan orang dewasa. Biasanya, dokter akan menggunakan stetoskop di bagian perut sekitar pusar selama 1 menit. Namun, terkadang juga diperlukan pemeriksaan tambahan seperti USG, CT scan, rontgen perut, endoskopi, dan pemeriksaan laboratorium untuk tes darah.

Penanganan bising usus tergantung pada penyebab, gejalanya, dan tentu saja pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Namun, salah satu yang bisa dilakukan untuk meminimalkan terjadinya masalah ini adalah dengan mengatur asupan makanan anak. Batasi makanan yang menghasilkan gas, seperti buah-buahan yang mengandung air (apel, pir), minuman berkarbonasi, produk gandum utuh, produk susu (terutama bila anak termasuk yang intoleransi laktosa), serta sayuran tertentu seperti kubis, brokoli, dan kol.

Penting juga bagi Bunda untuk mengetahui bahwa bising usus adalah sesuatu yang normal dan tidak perlu terlalu khawatir. Namun, jika Bunda merasa khawatir atau anak mengalami gejala yang tidak normal, sebaiknya Bunda segera konsultasikan dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca Juga:  Saat Suami Terlilit Utang Pinjol


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com