Toilet training adalah salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak. Proses ini melibatkan mengajarkan anak untuk menggunakan toilet atau pispot agar mereka bisa mandiri dalam menjaga kebersihan. Toilet training biasanya dilakukan ketika anak mencapai usia 3 tahun ke atas. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, jadi tidak ada waktu yang tepat untuk memulainya.
Tahap pertama dalam toilet training adalah mempersiapkan diri Bunda dan anak. Persiapan ini meliputi memahami tanda-tanda bahwa anak siap untuk toilet training, seperti mampu duduk dan berjalan dengan lancar, tertarik melihat Bunda atau Ayah pergi ke toilet, dan kondisi popoknya kering selama beberapa jam. Selain itu, Bunda juga perlu mempersiapkan perlengkapan yang tepat, seperti adapter toilet seat atau potty chair.
Selanjutnya, Bunda perlu menjelaskan pada anak tentang proses buang air di toilet. Buku atau video anak yang mengajarkan tentang toilet training bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan. Bunda juga bisa menunjukkan cara memakai toilet secara langsung agar anak bisa menirunya.
Rutin mengajak anak ke toilet juga merupakan langkah penting dalam toilet training. Pada awalnya, Bunda bisa mengajak anak ke toilet setiap 30 menit sekali untuk pipis. Lambat laun, waktu antara kunjungan ke toilet bisa ditingkatkan menjadi 60 menit sekali dan seterusnya. Selama proses ini, Bunda perlu memberikan apresiasi dan dukungan pada anak agar mereka semangat dalam belajar.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan beberapa kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi toilet training anak, seperti anak pertama cenderung belajar lebih lambat daripada anak kedua, anak laki-laki cenderung lambat dalam hal kesiapan belajar, dan situasi khusus yang dialami anak atau Bunda, seperti memiliki adik baru atau sedang menghadapi perubahan besar dalam kehidupan.
Dalam toilet training, penggunaan training pants juga bisa membantu anak dalam belajar. Training pants berupa popok kain berbentuk celana dalam yang bisa dicuci dan dipakai lagi. Training pants ini memungkinkan anak merasakan kebasahan ketika mereka buang air, sehingga mereka akan merasa risih dan lebih termotivasi untuk menggunakan toilet.
Selama proses toilet training, penting juga untuk selalu memberikan apresiasi dan dukungan pada anak. Memberikan pujian saat mereka berhasil buang air di toilet dan memberikan dorongan saat mereka belum bisa atau belum mau menggunakan toilet adalah hal yang penting. Dukungan dan apresiasi dari Bunda akan memberikan motivasi pada anak untuk terus belajar dan mencoba.
Pada akhirnya, toilet training adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Setiap anak memiliki waktu yang berbeda-beda dalam belajar menggunakan toilet, jadi tidak perlu dipaksa. Jika anak belum siap, lebih baik menunda toilet training hingga mereka merasa nyaman.
Selain itu, selama masa tumbuh kembang anak, penting juga untuk memperhatikan asupan gizi anak. Hormon pertumbuhan sangat penting untuk perkembangan otak dan otot anak. Salah satu nutrisi penting untuk pertumbuhan adalah 9AAE (9 Asam Amino Esensial). Kekurangan 9AAE dapat berdampak pada pertumbuhan anak, termasuk tinggi badan. Oleh karena itu, pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup melalui makanan sehari-hari.
Dalam hal ini, Frisian Flag Indonesia menyediakan susu yang kaya akan 9AAE dan DHA (asam lemak omega-3) untuk mendukung pertumbuhan anak. Kedua nutrisi ini harus dipenuhi bersamaan karena keduanya bekerja sama untuk mendukung perkembangan otak dan tubuh anak. Penting untuk memilih susu yang tepat untuk anak, sesuai dengan usia dan kebutuhan gizinya.
Dengan menjaga kesehatan dan memberikan dukungan yang cukup, toilet training akan menjadi proses yang lebih mudah bagi anak. Selama proses ini, jangan lupa untuk selalu memberikan kesabaran dan kasih sayang pada anak. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan diri.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com