Pengertian RUM dan Resistensi Antibiotik
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang flek paru dan diagnosis TB pada anak-anak, mari kita bahas terlebih dahulu tentang Rational Use of Medicine (RUM) dan resistensi antibiotik (AB). RUM adalah konsep penggunaan obat yang rasional dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini mencakup pemilihan obat yang tepat, dosis yang tepat, lamanya pengobatan yang tepat, dan penggunaan obat yang rasional secara umum.
Sementara itu, resistensi antibiotik adalah kemampuan bakteri untuk bertahan hidup dan berkembang biak meskipun terpapar antibiotik. Hal ini terjadi karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat, seperti penggunaan yang berlebihan, penggunaan yang tidak sesuai indikasi, atau penggunaan yang tidak sesuai dengan petunjuk dokter. Resistensi antibiotik menjadi masalah serius dalam pengobatan infeksi bakteri, karena bakteri yang resisten akan sulit diobati dan dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah.
Diagnosis TB pada Anak
Beberapa tahun yang lalu, saya sering mendengar anak-anak di bawah dua tahun divonis TB. Namun, sebagai orang yang sudah mengenal dan mempraktikkan RUM, saya selalu merasa kritis terhadap pengobatan atau penyakit yang dianggap “aneh”. Saya selalu menanyakan gejala apa saja yang dialami anak-anak tersebut, apa yang dilakukan dokter, dan bagaimana diagnosisnya.
Saat itu, saya sudah paham bahwa TB pada anak tidak mungkin timbul tanpa adanya interaksi ketat dengan orang dewasa penderita TBC. Anak kecil juga belum bisa membuang dahak penular TB dengan sembarangan dan kuman TB pada dahak anak tidak cukup kuat untuk bisa menular. Oleh karena itu, kemungkinan anak kecil menularkan TB pada anak kecil lainnya sangat kecil.
Namun, pada kebanyakan kasus, jika ada flek paru, berat badan susah naik, dan tes mantoux positif, anak-anak tersebut akan langsung diberikan resep antibiotik selama enam bulan, meskipun gejala klinis anak-anak tersebut baik-baik saja. Hal ini sangat membuat saya miris, karena penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan hilangnya pertahanan tubuh anak-anak tersebut.
Masih Terdapat Keraguan dalam Diagnosis Flek Paru
Hingga beberapa waktu lalu, saya masih merasa kesulitan untuk menemukan bantahan terhadap adanya kabut di hasil foto rontgen paru yang biasa disebut sebagai flek paru. Saya juga sering mendengar kasus-kasus di mana seseorang gagal dalam tes pramugari atau tes untuk masuk militer karena hasil foto rontgen paru mereka terlihat berkabut, meskipun mereka tidak memiliki penyakit TB.
Salah satu alasan mengapa paru bisa terlihat berkabut adalah karena paparan asap dan partikel rokok. Baik sebagai perokok aktif maupun pasif, paparan asap dan partikel rokok dapat membuat hasil foto paru terlihat berkabut. Hal ini dapat terjadi pada anak-anak bahkan yang berusia di bawah satu tahun. Selain itu, paparan asap dan partikel rokok juga dapat meningkatkan risiko pneumonia (radang paru-paru), yang pada anak-anak biasanya berakibat fatal.
Bukan Semua Flek Paru Merupakan Tanda TB
Penting untuk dipahami bahwa flek paru bukanlah diagnosis atau penyakit. Istilah “flek paru” sebenarnya hanya digunakan untuk menggambarkan gambaran foto rontgen dada yang terlihat “ramai” akan flek atau bercak putih. Sebenarnya, kondisi seperti ini adalah normal, karena paru-paru manusia dipenuhi oleh pembuluh darah dan kelenjar getah bening yang dapat menghasilkan gambaran putih ketika terkena sinar-X.
Selain itu, kondisi foto paru yang penuh dengan “flek” dapat terjadi pada banyak hal, mulai dari paru-paru yang normal, orang yang sedang mengalami pilek biasa (common cold), pneumonia, tuberkulosis (TB) paru, sampai kanker paru. Oleh karena itu, jika seseorang divonis TB berdasarkan hasil foto rontgen paru yang terlihat berkabut atau penuh dengan flek, sebaiknya dilakukan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis tersebut.
Pentingnya Melakukan Diagnosis yang Akurat
Dalam kasus anak-anak yang divonis TB dan harus minum antibiotik selama enam bulan, penting untuk memastikan bahwa diagnosis tersebut benar-benar TB. Jika Anda merasa ragu dengan diagnosis tersebut, tidak ada salahnya untuk mencari second, third, atau bahkan fourth opinion dari dokter lain. Hal ini dilakukan agar pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi sebenarnya dan tidak menimbulkan risiko yang lebih parah.
Diagnosis TB pada anak bukanlah hal yang mudah. Terdapat sistem skoring yang harus terpenuhi semua faktor atau poinnya sebelum diagnosis TB dapat ditegakkan. Jika hanya ada satu atau dua gejala yang muncul, diperlukan tes atau pemantauan yang lebih mendalam sebelum dapat dikatakan bahwa anak tersebut menderita TB. Selain itu, kondisi klinis anak yang sehat dan aktif juga harus diperhatikan, karena batuk yang disebabkan oleh common cold juga dapat menyebabkan berat badan susah naik pada anak-anak.
Kesimpulan
Dalam pengobatan anak yang divonis TB, penting untuk memastikan diagnosis tersebut benar-benar TB. Flek paru bukanlah diagnosis atau penyakit, melainkan hanya digunakan untuk menggambarkan gambaran foto rontgen dada yang terlihat “ramai” akan flek atau bercak putih. Paparan asap dan partikel rokok dapat membuat hasil foto paru terlihat berkabut, dan bukan semua flek paru merupakan tanda TB. Oleh karena itu, jika ada keraguan terhadap diagnosis TB, sebaiknya mencari pendapat dokter lain untuk memastikan diagnosis yang akurat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik dan mengurangi efektivitas pengobatan.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com