Mengenal Komik Sebagai Surga Bagi Saya
Sejak kecil, saya sudah terbiasa melihat orang dewasa membaca buku. Ayah saya adalah seorang dosen, dan adik-adik ayah yang tinggal bersama kami juga merupakan pecinta buku. Oleh karena itu, buku bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi saya. Bahkan, kecintaan saya pada buku, terutama komik, dimulai sejak saya masih kecil.
Saya masih ingat betul saat ayah saya seringkali menyewa video kartun Jepang untuk saya dan adik. Saat itu, saya belum begitu pandai membaca, namun saya sudah lebih lancar dalam menyebutkan nama-nama anggota Voltes V daripada membaca. Ketika akhirnya saya sudah bisa membaca, saya pun beralih ke medium yang memiliki cerita yang serupa dengan kartun, yaitu komik.
Saat remaja, saya masih tetap menyukai komik. Saya tumbuh menjadi remaja yang cupu, yang lebih suka menonton kartun dan membaca komik daripada melakukan kegiatan yang lainnya. Mungkin karena memang sudah sejak lahir saya memiliki kepribadian yang lebih introvert, atau mungkin juga karena saya lebih memilih untuk menikmati dunia imajinasi di dalam komik ketimbang bermain basket atau pergi ke konser.
Namun, saya tidak hanya menghabiskan waktu saya untuk membaca komik. Saya juga keluar rumah sesekali untuk bertemu dengan teman-teman di rental komik. Rental komik merupakan surga bagi saya, karena di sana saya bisa meminjam komik-komik terbaru sebelum mereka disampul plastik. Rental komik adalah tempat di mana saya bisa menemukan banyak sekali cerita menarik yang membuat saya semakin jatuh cinta pada dunia komik.
Orangtua saya tidak pernah melarang saya membaca komik. Mereka tidak pernah melarang saya membaca apa pun, termasuk komik. Mereka justru memberikan kebebasan kepada saya untuk memilih buku yang saya sukai. Ketika pergi ke toko buku, saya bisa memilih buku tentang luar angkasa, majalah anak-anak, atau komik. Hal ini membuat saya merasa bahwa mereka sedang mengajarkan saya untuk mencintai buku, dan saya sangat beruntung diberikan kesempatan untuk belajar memilih sendiri buku-buku yang saya sukai.
Meskipun banyak yang menganggap bahwa membaca komik adalah buang-buang waktu, saya tidak setuju dengan pendapat tersebut. Bagi saya, tidak ada perbedaan antara membaca komik dan membaca buku yang isinya teks. Keduanya hanya merupakan medium untuk menyampaikan informasi atau cerita. Keduanya juga memiliki kemampuan untuk menarik pembacanya ke dalam dunia di dalamnya dan mengajarkan sesuatu kepada mereka. Tentu saja, ada komik yang buruk, sama seperti ada buku yang buruk. Namun, semua tergantung pada kemampuan kita dalam memilih bahan bacaan yang baik.
Selain itu, komik juga memiliki peran yang sangat penting dalam masa remaja saya. Meskipun saya lebih suka menghabiskan waktu di rumah daripada pergi bersosialisasi dengan teman-teman sebaya, saya tidak merasa bahwa masa remaja saya membosankan. Saya belajar banyak hal melalui komik-komik yang saya baca. Saya mempelajari tentang revolusi Prancis dari komik Rose of Versailles sebelum diajarkan di sekolah, tentang daerah jajahan Romawi di Galia dari komik Asterix, tentang kehidupan di balik layar teater dari komik Topeng Kaca, tentang kesulitan dan kebahagiaan dalam memasak dari komik Yakitate Japan!, tentang arti pertemanan dari komik Bleach, dan tentang pantang menyerah dari komik Naruto.
Komik-komik ini telah membangkitkan rasa ingin tahu saya. Mereka membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang berbagai hal yang ada di dunia ini. Dari situlah, saya mulai melebarkan sayap saya ke buku-buku lain yang tidak hanya berisi gambar, namun juga teks. Saya mulai membaca buku-buku sejarah dunia untuk mencari tahu apakah benar ada tokoh bernama Ocar Francois des Jaryajes di Prancis pada masa itu. Saya juga mencari tahu apakah desa di tepi pantai Armorik benar-benar ada. Saya bahkan mencari tahu apakah Yeti benar-benar ada di Himalaya. Melalui komik, saya mendapatkan inspirasi untuk terus belajar dan mencari tahu hal-hal baru.
Jika ada satu hal penting yang dapat saya ambil dari pengalaman membaca komik, itu adalah keingintahuan saya. Komik adalah batu pertama saya ketika belajar membaca, dan juga batu loncatan saya sebelum saya mulai mencintai buku dengan lebih mendalam. Saya masih ingat betul saat duduk di lantai sebuah perpustakaan dan melihat rak-rak buku yang penuh dengan buku-buku, saya berpikir bahwa saya memiliki segalanya yang saya butuhkan di dalam sana. Dan saya belajar hal tersebut dari komik-komik sederhana yang sering kali dianggap remeh.
Sebagai seorang editor di 24hourparenting.com, saya berharap bahwa melalui tulisan ini, saya bisa menginspirasi orang tua dan anak-anak untuk mencintai buku, termasuk komik. Dalam situs tersebut, kami menyediakan berbagai informasi tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik dan ide-ide kegiatan yang dapat dilakukan bersama anak-anak. Kami juga berusaha menyajikan konten visual yang menarik agar orang tua dan anak-anak dapat menikmati pembelajaran dengan cara yang menyenangkan.
Dalam perjalanan hidup saya, komik telah memberikan banyak pengaruh positif. Mereka bukan hanya hiburan semata, namun juga menjadi media pembelajaran yang menyenangkan. Saya berharap bahwa komik juga dapat memberikan pengaruh yang sama bagi banyak orang lainnya.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com