Sirkumsisi Pada Balita


Fimosis dan Penyebabnya

Fimosis adalah kondisi medis di mana kulit ujung penis, yang disebut kulup, mengalami penyempitan atau perlengketan sehingga tidak dapat ditarik ke belakang dengan sempurna. Hal ini dapat menyebabkan kepala penis tidak bisa terbuka sepenuhnya. Fimosis dapat terjadi pada berbagai usia, termasuk pada bayi dan anak-anak.

Penyebab utama fimosis pada anak-anak adalah adanya kondisi dimana kulup penis terlalu sempit atau menempel erat pada kepala penis. Hal ini membuat sulit bagi kulup untuk ditarik ke belakang, sehingga kepala penis tidak bisa terlihat sepenuhnya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan fimosis pada anak, seperti faktor genetik dan infeksi saluran kemih yang berulang.

Pentingnya Perawatan dan Pemeriksaan

Perawatan yang tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi yang mungkin terjadi akibat fimosis. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah menjaga kebersihan penis dengan baik. Saat mandi, kulit ujung penis harus ditarik ke belakang agar kepala penis dapat terbuka dan membersihkan smegma, yaitu kotoran yang bisa menumpuk di bawah kulup.

Namun, perawatan ini mungkin menjadi sulit atau tidak nyaman bagi anak yang mengalami fimosis. Mereka bisa merasa geli atau ngilu saat kulup ditarik ke belakang. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjelaskan mengapa perawatan ini penting dan melibatkan anak dalam proses perawatan agar mereka bisa memahami dan ikut serta dalam menjaga kebersihan penis mereka.

Dokter anak juga merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut saat anak mencapai usia 4 tahun. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah anak masih memiliki kecenderungan fimosis atau kondisi tersebut sudah membaik dengan sendirinya. Sayangnya, dalam kasus Igo, orang tuanya lalai melakukan pemeriksaan ini.

Baca Juga:  Momoiro, Pillow Cake yang Membal untuk Keluarga

Pilihan Pengobatan: Sunat atau Tindakan Medis?

Ketika Igo mengalami pembengkakan pada penisnya, orang tuanya segera membawanya ke dokter anak. Dokter anak kemudian merujuk Igo ke dokter bedah umum untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter bedah umum memberikan dua opsi pengobatan kepada orang tua Igo, yaitu sunat atau membersihkan kulup dengan tindakan medis.

Orang tua Igo memutuskan untuk melakukan sunat karena beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah usia Igo yang sudah cukup besar, yaitu 4,5 tahun. Mereka berpikir bahwa jika kulup Igo dibersihkan saja, kemungkinan pembengkakan akan terulang kembali. Selain itu, mereka juga merasa tidak yakin apakah perawatan di rumah dapat dilakukan dengan maksimal.

Pengalaman dalam Melakukan Sunat

Prosedur sunat pada Igo dilakukan dengan menggunakan bius total. Igo masuk ke ruang operasi pada pukul 14.30 dan tindakan selesai pada pukul 15.15. Karena sunat yang dilakukan termasuk dalam operasi kecil, Igo tidak perlu dirawat inap dan hanya diminta untuk datang kembali untuk melakukan pemeriksaan 3 hari setelahnya.

Sebelum sunat dilakukan, Igo sangat penasaran dan banyak bertanya kepada ayahnya tentang prosedur sunat, apakah itu sakit, dan bagaimana rasanya. Orang tua Igo tidak menutup-nutupi apa pun dan menjawab semua pertanyaan Igo dengan jujur. Igo sempat takut saat akan masuk ke ruang operasi, hal ini wajar karena dia belum pernah mengalami pengalaman seperti ini sebelumnya.

Setelah sunat, masa penyembuhan Igo berlangsung selama seminggu. Igo diperbolehkan menggunakan celana sunat agar luka tidak tertutup dan dapat lebih cepat sembuh. Perawatan lukanya juga tidak terlalu rumit, yaitu mencuci dengan air bersih setelah buang air kecil dan mengoleskan salep setelah mandi. Igo juga diminta untuk tidak terlalu aktif agar jahitan tidak lepas.

Baca Juga:  Bu, Ini 8 Jenis Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak

Saran untuk Orang Tua

Bagi orang tua yang memiliki anak dengan diagnosis fimosis, ada beberapa saran yang dapat diberikan. Jika anak berusia di bawah 1 tahun, disarankan untuk mencari second opinion terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan sunat atau mencari cara lain untuk menanganinya. Namun, jika anak sudah berusia di atas 2 tahun, lebih baik melakukan sunat. Jika memang ada rencana untuk melakukan sunat di masa mendatang, sebaiknya memajukan waktu sunat tersebut agar anak tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.

Meskipun masa penyembuhan setelah sunat bisa sedikit merepotkan dan membutuhkan kesabaran, sebagai orang tua pasti bisa melalui masa tersebut dengan baik. Penting juga untuk melibatkan ayah dalam perbincangan mengenai sunat agar anak merasa lebih nyaman dan siap sebelum menjalani tindakan tersebut.

Pengalaman dan Sharing

Apakah ada di antara kalian yang memiliki pengalaman serupa mengenai fimosis atau sirkumsisi? Bagikan pengalaman kalian di kolom komentar di bawah ini. Mungkin pengalaman kalian dapat memberikan inspirasi dan bantuan bagi orang tua lain yang sedang menghadapi kondisi serupa. Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik mengenai fimosis pada anak-anak.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com