I. Pendahuluan
Pagi ini, ketika saya membuka akun Twitter @droei, saya menemukan sebuah informasi yang sangat saya cari-cari sejak kemarin. Informasi tersebut berhubungan dengan berat badan bayi. Saya merasa sebal ketika ada orang yang bertanya tentang berat badan anak saya, Gendra, dengan maksud untuk membandingkannya dengan berat badan anak mereka yang menurut mereka terlalu gemuk. Atau bahkan ada yang bertanya dengan tambahan kalimat “Kok kurus ya?”. Ketika ada suara-suara seperti ini, saya ingin sekali mengatakan, “Hai, ibu-ibu, apakah Anda pernah membaca referensi dokter mengenai berat badan anak? Apakah Anda tahu bahwa tidak bisa membandingkan berat badan anak satu dengan yang lain? Karena setiap anak memiliki perbedaan genetik, asupan makanan, dan tingkat aktivitas yang berbeda. Dan ingat, gemuk tidak berarti sehat.”
II. Mengapa Saya Merasa Sentimen
Saya merasa sentimen dengan ibu-ibu yang suka membanding-bandingkan berat badan anak mereka. Maaf untuk mengatakan hal ini, tetapi ibu-ibu seperti ini kurang up-to-date, kurang membaca, dan tidak mengerti mengenai growth chart. Saya bukan berusaha untuk terlihat pintar, tetapi dari yang saya baca dan pelajari, membandingkan berat badan anak satu dengan yang lain tidaklah penting. Kunci utamanya bukan pada gemuk atau kurus, tetapi pada data pertumbuhan yang tercatat dalam grafik pertumbuhan. Bagaimana cara mengukurnya menggunakan grafik ini? Mari kita pergi ke Posyandu dan meminta Kartu Menuju Sehat (KMS). Apa itu KMS? KMS adalah kartu yang juga dikenal sebagai growth chart dalam bahasa modern.
III. Penggunaan Grafik Pertumbuhan
Ada dua model grafik pertumbuhan yang biasa digunakan, yaitu versi World Health Organization (WHO) dan versi Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Keduanya dapat digunakan, tergantung preferensi masing-masing. (Silakan klik link yang telah disediakan untuk belajar lebih lanjut mengenai grafik pertumbuhan).
Lalu, bagaimana cara menggunakannya? Grafik pertumbuhan ini menjadi acuan kita untuk mengukur pertumbuhan anak, bukan dengan membandingkannya dengan anak orang lain. Yang harus diperhatikan dari grafik ini adalah bahwa grafik pertumbuhan anak (berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala) cenderung naik setiap bulannya. Jika grafik tersebut datar atau bahkan menurun selama tiga bulan, itu bisa menjadi pertanda bahwa anak kita tidak mendapatkan cukup gizi. Jadi, selama grafik pertumbuhan menunjukkan tren naik setiap bulan, meskipun ada yang berkomentar, “Anaknya kurus ya…”, kita tidak perlu khawatir. Selain itu, sebagai tambahan, saya juga mengacu pada KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan) untuk menilai perkembangan anak apakah sesuai dengan standar usianya. Bagi yang belum tahu, KPSP adalah kuisioner yang digunakan untuk menykrining perkembangan anak sebelum dilakukan skrining yang lebih mendalam. Anda dapat belajar lebih lanjut mengenai KPSP di sini.
IV. Anak Gemuk Tidak Selalu Sehat
Perlu diingat bahwa memiliki anak yang gemuk tidak selalu berarti anak tersebut sehat. Saya pernah menemukan kasus seorang bayi yang gemuk, tetapi ternyata kegemukan tersebut disebabkan oleh susu formula. Apalagi jika ibu dari bayi tersebut kurang telaten dalam memberikan makanan kepada bayinya, sehingga bayi hanya diberi makanan seadanya dan sesuai dengan ingatan ibu. Selain itu, bayi tersebut juga sering diberikan makanan ringan dengan kandungan kalori tinggi seperti makanan dari warung dan tentu saja susu formula. Meskipun terlihat gemuk, namun jika melihat apa yang dikonsumsinya, apakah itu dapat dikategorikan sebagai sehat?
Gendra memang tidak gemuk, tetapi grafik pertumbuhannya terus naik setiap bulan. Ia makan dengan baik karena hanya diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang diolah sendiri serta ASI hingga saat ini. Kadang-kadang ada masalah GTM (Gagal Tumbuh dan Minum), tetapi itu adalah hal yang wajar, karena memiliki bayi memang memiliki tantangan tersendiri. Jadi, jika ada yang berani melemparkan pertanyaan atau pernyataan yang berindikasi membanding-bandingkan berat badan Gendra dengan anak lain yang gemuk, saya siap untuk menjelaskan mengenai growth chart dan KPSP kepada mereka.
V. Kesimpulan
Dalam tulisan ini, saya ingin mengungkapkan bahwa membanding-bandingkan berat badan anak satu dengan yang lain tidaklah penting. Yang perlu diperhatikan adalah data pertumbuhan yang tercatat dalam grafik pertumbuhan seperti KMS atau growth chart. Grafik ini menjadi acuan untuk mengukur pertumbuhan anak, bukan dengan membandingkannya dengan anak orang lain. Selain itu, perlu dipahami juga bahwa memiliki anak yang gemuk tidak berarti anak tersebut sehat. Penting untuk memberikan pola makan yang seimbang dan memperhatikan asupan gizi yang diberikan kepada anak. Dalam hal ini, growth chart dan KPSP menjadi alat yang berguna untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi, mari kita fokus pada data yang ada dan tidak terjebak dalam perbandingan yang tidak relevan. Yang terpenting adalah kesehatan dan perkembangan anak kita.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com