1. Pasien yang hobi mengeluh
Orang tipe ini memang memiliki kecenderungan untuk terus-menerus mengeluh. Mereka akan mengeluh tentang segala hal di rumah sakit, mulai dari fasilitas yang mereka anggap kurang memadai, seperti ukuran handuk yang terlalu kecil, hingga rasa makanan rumah sakit yang menurut mereka tidak enak (meskipun memang ada kebenarannya mengenai hal ini, hehehe). Mereka bahkan akan mengeluh tentang bayi mereka yang sulit menyusu. Ketika berada di sekitar orang seperti ini, kita bisa merasa terbawa suasana dan menjadi stres juga.
Namun, sebenarnya ada alasan mengapa orang-orang seperti ini cenderung mengeluh. Proses melahirkan dan menjalani perawatan di rumah sakit memang bisa menjadi pengalaman yang menegangkan dan melelahkan. Rasa tidak nyaman dan kelelahan fisik membuat mereka lebih sensitif terhadap hal-hal kecil yang mungkin tidak mereka perhatikan dalam keadaan yang biasa. Jadi, walaupun terkadang mengganggu, kita sebaiknya tetap berempati dan mencoba memahami keadaan mereka.
2. Pasien “sok” pintar
Tipe orang ini seringkali menunjukkan bahwa mereka tahu banyak hal. Mereka akan memberikan saran tentang cara memandikan bayi dengan benar, posisi menyusui yang tepat, dan bahkan mengatur menu makanan yang seharusnya Anda konsumsi. Jika Anda berada di sebelah mereka saat menunggu proses melahirkan, bersiaplah menerima pelajaran tentang cara mengejan yang benar. Biasanya, mereka adalah ibu-ibu yang sudah memiliki pengalaman melahirkan sebelumnya.
Namun, perlu diingat bahwa setiap ibu memiliki pengalaman yang unik dalam melahirkan dan merawat bayi. Apa yang berhasil bagi mereka mungkin tidak akan berhasil bagi orang lain. Jadi, kita sebaiknya tetap terbuka dan menerima saran, namun tetap mengikuti insting dan keputusan kita sendiri.
3. Pasien yang paham seluk beluk rumah sakit
Orang-orang dengan tipe ini memiliki pengetahuan yang sangat mendalam tentang rumah sakit tempat mereka berada. Mereka tahu dokter mana yang memiliki reputasi baik, dokter mana yang suka memberikan antibiotik, dan bahkan bisa akrab dengan perawat-perawat di sana. Mereka juga tahu seluk beluk mengenai prosedur di rumah sakit, seperti aturan-aturan yang harus diikuti dan fasilitas yang tersedia.
Ketika berada di sekitar orang-orang seperti ini, kita bisa mendapatkan informasi yang sangat berguna. Mereka bisa memberikan saran tentang dokter yang baik, atau menjelaskan prosedur-prosedur yang harus dilakukan. Namun, kita juga harus berhati-hati agar tidak terlalu terpengaruh oleh pendapat mereka dan tetap melakukan riset sendiri untuk memastikan keputusan yang kita ambil.
4. Si dokter populer
Tipe orang ini adalah pasien yang beruntung mendapat perhatian dari dokter yang terkenal dan populer. Biasanya, dokter-dokter ini memiliki reputasi yang baik karena mereka ganteng, cerdas, atau ramah. Menjadi pasien dari dokter yang populer seperti ini memiliki keuntungan tersendiri. Misalnya, permintaan untuk pindah kamar dari kelas satu ke VIP saat kamar kelas satu penuh, akan lebih cepat dipenuhi jika permintaan tersebut datang dari dokter populer ini.
Namun, perlu diingat bahwa kualitas pelayanan medis tidak hanya ditentukan oleh popularitas dokter. Ada banyak dokter yang mungkin kurang terkenal namun memiliki keahlian dan pengalaman yang baik. Jadi, sebaiknya kita tidak hanya memilih dokter berdasarkan popularitas, tetapi juga melihat kompetensi dan kualitas pelayanan yang mereka berikan.
5. Dokter yang minim sopan santun
Berbeda dengan dokter populer, ada juga dokter yang kurang sopan dan tidak santun dalam berinteraksi dengan pasien. Mereka mungkin seringkali terlambat dalam menjalankan jadwal praktek mereka tanpa alasan yang jelas, atau menjawab pertanyaan pasien dengan sikap yang kasar dan terburu-buru. Bahkan, ada dokter yang mengancam anak kita dengan suntikan jika anak kita rewel. Tentu saja, hal ini sangat menyebalkan.
Dalam situasi seperti ini, kita sebaiknya tetap tenang dan mencari solusi yang tepat. Jika kita merasa tidak puas dengan pelayanan dokter, kita bisa mencari pendapat dari dokter lain atau mengajukan keluhan ke pihak rumah sakit. Kesehatan kita dan anak kita adalah yang terpenting, jadi kita harus memastikan mendapatkan pelayanan yang baik dan aman.
6. Suster tak ramah
Ada juga suster-suster yang terlihat galak dan tidak ramah. Tentu saja, kita tidak bisa menilai kepribadian mereka hanya dari penampilan mereka. Mungkin saja mereka memiliki alasan tertentu yang membuat mereka terlihat serius atau lesu. Namun, yang pasti, ketika mereka datang ke kamar untuk mengecek infus atau memberikan obat, mereka tidak pernah tersenyum. Hal ini bisa membuat kita malas untuk bertanya-tanya atau meminta bantuan kepada mereka.
Namun, sebagai pasien, kita juga harus berusaha untuk tetap bersikap ramah dan menghormati mereka. Kita bisa mencoba mengajak mereka berbicara atau meminta bantuan dengan cara yang sopan. Siapa tahu, mungkin mereka hanya butuh sedikit kehangatan dari pasien untuk mengubah sikap mereka.
7. “Konsultan ASI”
Orang-orang dengan tipe ini adalah pengunjung atau pasien lain yang merasa sangat ahli dalam dunia menyusui, namun mereka tidak memiliki sertifikat sebagai konselor ASI yang resmi. Mereka hanya mengikuti tren dan ikut-ikutan dengan membicarakan ASI tanpa henti, seolah-olah mereka adalah satu-satunya yang mampu memberikan ASI yang baik.
Ketika bertemu dengan orang-orang seperti ini, mungkin kita akan merasa tidak nyaman atau merasa diragukan kemampuan kita sendiri dalam menyusui. Namun, kita harus ingat bahwa setiap ibu memiliki cara yang berbeda dalam menyusui dan setiap bayi memiliki kebutuhan yang unik. Jadi, kita sebaiknya tetap percaya pada diri sendiri dan mengikuti insting kita dalam merawat dan menyusui bayi kita.
8. Agamis
Tipe orang ini cenderung mengaitkan segala kondisi dengan agama. Mereka akan menghubungkan proses melahirkan dengan agama, proses menyusui dengan agama, dan bahkan ketika anak sakit, mereka juga akan mengaitkannya dengan agama. Meskipun hal ini adalah urusan kepercayaan pribadi yang harus dihormati, tidak semua orang memiliki kadar keagamaan yang sama. Setiap individu memiliki hubungan yang unik dengan agama dan memiliki cara berbeda dalam menghadapi situasi-situasi yang terkait dengan kesehatan.
Bunda, apakah kalian memiliki tipe orang lain yang ingin ditambahkan? Semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai tipe orang yang sering kita jumpai di rumah sakit. Kita harus tetap terbuka dan menghormati perbedaan kita dengan orang lain, karena setiap individu memiliki pengalaman dan pandangan yang berbeda-beda. Semoga proses melahirkan dan merawat bayi kita berjalan lancar dan aman.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com