One Day Trip: Berburu Batik di Kampung Batik Trusmi


Wisata ke Kota Cirebon semakin populer dan diminati oleh banyak orang sejak beroperasinya tol Cipali pada tahun 2015 lalu. Terutama bagi warga Jakarta yang memiliki hobi berjalan-jalan, Cirebon menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Sebelumnya, mungkin banyak orang yang tidak mempertimbangkan untuk mengunjungi Cirebon karena jaraknya yang cukup jauh dan waktu tempuh yang lama. Namun, dengan adanya tol Cipali, akses ke Kota Udang ini menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga perjalanan ke sana menjadi lebih praktis dan menyenangkan. Dampak positif dari adanya tol Cipali ini juga terlihat dari peningkatan jumlah pencarian dengan kata kunci “Cirebon” di Google.

Sebelumnya, Fia juga telah menuliskan cerita perjalanan bersama anak-anaknya dan objek wisata menarik di Kota Cirebon. Namun, kali ini saya ingin berbagi pengalaman wisata sehari di Cirebon yang lebih spesifik, yaitu tentang berburu batik di Kampung Batik Trusmi.

Seperti Jogja, Solo, Pekalongan, Lasem, dan Kudus, Cirebon juga merupakan salah satu kota di Pulau Jawa yang terkenal sebagai penghasil batik. Jawa Barat memiliki tradisi dan motif batik yang berbeda dengan daerah lainnya, dan Cirebon menjadi pusatnya dengan tradisi turun temurun dari dua keraton, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Keunikan Cirebon terletak pada pengaruh budaya dan geografisnya yang lebih terpengaruh oleh daerah pesisir, terutama pantai utara Jawa. Hal ini menjadikan motif-motif batik pesisir mendominasi produksi batik di Cirebon.

Di Cirebon, sentra industri batik utamanya terletak di Kampung Trusmi, yang berada di kecamatan Plered. Oleh karena itu, istilah “batik Trusmi” lebih dikenal daripada batik Cirebon. Nama “batik Trusmi” sendiri merujuk pada nama kampung tersebut, bukan merk atau toko batik tertentu.

Baca Juga:  10 Mainan Edukasi Anak untuk Bantu Pertumbuhannya

Mari kita mulai cerita One Day Batik Road Trip ini. Jarak antara Jakarta Selatan ke Kota Cirebon dapat ditempuh dalam waktu sekitar 3,5 jam saja melalui tol Cikampek yang langsung terhubung dengan tol Cipali sepanjang kurang lebih 103 km. Setelah melewati tol Cipali, kita akan masuk ke tol Palimanan-Kanci dan keluar di pintu tol Plumbon, yang merupakan pintu keluar kedua pada ruas tol tersebut. Setelah keluar dari pintu tol Plumbon, kita sudah sampai di Kota Cirebon.

Kampung Batik Trusmi terletak sekitar 1 kilometer dari pintu tol Plumbon. Rute ini sangat mudah dan tidak akan membuat kita tersesat, karena sudah ada petunjuk menuju kampung batik Trusmi. Namun, jika kita ingin menuju pusat Kota Cirebon, kita masih harus menempuh perjalanan sekitar 5-8 kilometer lagi.

Ketika kita sudah sampai di Kampung Batik Trusmi, kita akan melihat gapura besar yang menjadi pintu masuk ke kampung batik ini. Setelah itu, kita akan melihat deretan toko batik di sepanjang jalan. Namun, jangan berhenti di situ karena Kampung Trusmi masih lebih dalam lagi. Setelah melewati toko batik terbesar dengan nama “Batik Trusmi”, kita akan menemukan kampung batik yang sebenarnya. Toko ini menjadi landmark dan tempat belanja yang menyediakan berbagai macam batik dan oleh-oleh khas Cirebon. Jika waktu terbatas, para wisatawan biasanya cukup berbelanja dan melihat-lihat di toko ini.

Bagi yang membawa mobil, kita dapat memarkir kendaraan di halaman toko ini dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri Kampung Trusmi. Kampung ini terdiri dari satu ruas jalan utama dan beberapa ruas jalan kecil lainnya. Di kanan dan kiri jalan terdapat rumah-rumah penduduk yang sebagian besar juga berfungsi sebagai showroom batik. Jangan ragu untuk masuk ke setiap rumah/showroom ini, karena setiap rumah memiliki batik yang berbeda-beda. Banyak pemilik rumah yang membuat batik sendiri, sehingga batik yang dijual di sini tidak biasa atau pasaran.

Baca Juga:  Inspirasi Dari 'Semeleh'-nya Anne Avantie

Karena konsepnya adalah rumah, setiap kali masuk ke toko/rumah, kita harus melepas sepatu di depan pintu. Suasana di dalam toko/rumah tersebut juga sangat nyaman dan tidak “sumpek” seperti toko pada umumnya.

Setiap toko/rumah biasanya memiliki jenis koleksi batik yang sama, seperti kain batik (katun, dobby, sutera, dan paris), kemeja, blus wanita, bawahan wanita, dress, daster, sarimbit, dan selendang. Beberapa toko yang lebih besar juga menyediakan tas batik dan aksesoris lainnya. Kami sangat menikmati berbelanja batik di sini karena variasi batiknya sangat banyak dan harganya relatif terjangkau. Sebagai contoh, kain batik katun cap dijual dengan harga 75 ribu rupiah, sedangkan kain batik tulis memiliki harga yang lebih bervariasi. Blus atau atasan wanita dengan model modern dijual dengan harga sekitar 150-200 ribu rupiah. Meskipun terdapat banyak batik garutan (batik dengan warna cerah, motif simpel, dan hanya kombinasi 1-2 warna), saya lebih menyarankan untuk mencari batik dengan motif yang lebih unik, seperti motif mega mendung, motif floral, dan motif khas pesisir yang lebih “batik” dan eksotis.

Untuk harga, setiap toko/rumah biasanya memberikan diskon sebesar 10% dari harga awal. Oleh karena itu, tidak perlu terlalu keras menawar harga. Selain berbelanja, berjalan-jalan di Kampung Batik juga memberikan pengalaman menarik. Kita dapat melihat rumah-rumah tradisional penduduk dan kegiatan produksi batik yang biasanya tersembunyi di belakang rumah-rumah tersebut. Saya pernah bertemu dengan seorang ibu yang sedang mengangkat jemuran batik yang baru selesai ditenun. Motif batik yang terhampar di sepanjang jemuran bambu terlihat sangat cantik dan eksotis.

Setelah puas berkeliling dan berbelanja batik, kami melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya, yaitu Empal Gentong Haji Apud yang terkenal. Warung ini menyajikan kuliner khas Cirebon yang sangat lezat dan wajib dicoba. Warung Empal Gentong ini terletak sekitar 1 kilometer dari Kampung Batik Trusmi, di pinggir jalan setelah pasar di Jalan Raya Plered-Cirebon. Di area yang sama, terdapat juga banyak toko oleh-oleh sehingga kita tidak perlu pergi ke pusat Kota Cirebon.

Baca Juga:  Ternyata Berenang Memberi Banyak Manfaat Untuk Si Kecil, Lho!

Semua kegiatan seru ini dapat kita lakukan dalam waktu 5-6 jam saja. Jadi, jika kita berangkat pagi sekali, sekitar pukul 15.00 kita sudah dapat kembali ke Jakarta. Dengan begitu, kita tidak perlu menghabiskan seluruh akhir pekan, hanya satu hari saja kita sudah dapat menikmati wisata batik di Kota Cirebon.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com