Bercerai ketika anaknya masih berusia 2 tahun tak lantas membuat Opy terpuruk. 10 tahun kemudian dia membuktikan, bahwa dia mampu membawa terbang anaknya setinggi mungkin walau hanya dengan satu sayap.
Mengenal sosok perempuan satu ini sejak bersama – sama duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama membuat saya pahaaaam banget bagaimana serunya perjalanan hidup single mom beranak satu ini, sejak menikah, bercerai hingga saat ini dia hidup bahagia bersama Shahnaz, anak semata wayangnya.
Bercerai ketika sedang menempuh pendidik dokter spesialis anak, Opy membuktikan bahwa nggak ada yang nggak mungkin dilakukan oleh seorang single mom. Sekarang, menjabat sebagai salah satu Direktur Rumah Sakit di RSUD Jakarta, Opy juga berhasil membuat anaknya masuk ke sekolah favorit di Jakarta, lho! Bagaimana survival guide versi Opy?
1. Moving On Tips…
Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk membuat saya mampu menjalani ini semua:
a. Membuat prioritas dalam hidup, di mana nomor satu adalah anak, nomor dua adalah pendidikan dan pekerjaan serta nomor tiga adalah keuarga besar.
b. Menyadari bahwa sebagai manusia, saya pasti punya keterbatasan. Semakin banyak beban yang saya bawa, maka saya semakin tidak bisa berjalan dengan cepat.
c. Memaafkan mantan suami saya.
d. Menjalin hubungan baik dengan mantan mertua. Caranya? Rutin membawa anak saya setiap tahun untuk ke rumah neneknya. Apakah mantan mertua bersikap baik atau tidak, kita tetap wajib menjaga hubungan baik demi anak.
e. Menerima takdir.
f. Mengoreksi diri sendiri, karena bagaimanapun pasti saya juga ada andil hingga perceraian ini terjadi.
g. Mendekatkan diri kepada Tuhan YME
h. Tidak menjelekkan pasangan di depan anak.
i. Mengembalikan semua hal yang tidak bisa saya tangani ke Tuhan YME.
j. Banyak bersyukur dan mengingat kalau masih banyak orang lain lebih menderita daripada saya.
k. Membuka diri dengan teman-teman dan bersosialisasi sebanyak mungkin.
2. Bagaimana kehidupan pasca bercerai?
Well, untuk saya pribadi saya memberikan waktu untuk diri sendiri. Butuh waktu satu tahun untuk saya bisa membuka diri, mulai dari mengumumkan tentang perceraian saya hingga membuka hati untuk orang baru. Melanjutkan hidup berdasarkan prioritas, fokus pada sekolah dan pekerjaan. Dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak dan membuktikan ke orang-orang kalau saya mampu melakukannya.
Sedangkan untuk Shahnaz, saya sempat membawanya ke psikolog anak saat dia berumur 3 tahun karena saat itu ada kecenderungan dia berlaku eksplosif. Namun saat ini Shahnaz sudah bisa menerima kenyataan, walaupun memang butuh waktu.
3. Bagaimana memanage relationship dengan mantan suami?
a. Setiap Lebaran saya membawa Shahnaz datang ke rumah neneknya untuk silaturahmi.
b. Setiap perkembangan Shahnaz, baik itu saat dia mau ujian, masuk sekolah dll selalu saya informasikan melaui SMS, WA, Messenger di IG atau Facebook.
c. Shahnaz suka menghubungi bapaknya, untuk bertemu atau menginap di rumah Budenya.
4. 3 Kekhawatiran terbesar pasca bercerai dan bagaimana menanganinya?
a. Anak. Dua tahun pertama perceraian adalah masa yang paling berat. Shahnaz selalu menanyakan ayahnya, suka menangis, nggak ngerti kenapa ayahnya pergi. Dalam kondisi seperti ini, saya jadi lebih banyak meluangkan waktu, lebih sering memeluk Shahnaz, menemaninya saat tidur, dan ini kebawa sampai sekarang, kami masih tidur berdua, hahaha. Saya juga meminta keluarga untuk sering-sering menemani Shahnaz dan lebih jeli melihat perubahan perilaku. Kalau ada sesuatu yang terlihat aneh, jangan sungkan mengajak si kecil ke Psikolog. Waktu Shahnaz mendapat terapi bermain untuk mengurangi trauma dan stress.
b. Memenuhi kebutuhah psikis dan jasmani saya. Well, mengingat saya bercerai di usia 27 tahun, jujur saja saya masih membutuhkan seseorang untuk memeluk, menyayangi, memberikan sentuhan serta kebutuhan akan seks, hahaha. Kalau sudah begini, saya perbanyak ibadah saja untuk mengalihkan pikiran.
c. Menghadapi opini dari keluarga besar, karena di keluarga besar saya belum ada yang bercerai. Selain itu saya juga harus pintar menjaga diri karena suka atau tidak, status janda mengundang laki-laki untuk mendekati, mulai dari yang niat baik atau yang sekadar menggoda.
5. 3 Hal yang membuat hidup pasca bercerai akan baik-baik saja
Tuhan Yang Maha Esa, kehadiran anak yang menguatkan saya serta dukungan keluarga. Keluarga saya selalu ada untuk saya.
6. Ada nggak single mom yang menjadi panutan?
Ibunya teman saya. Beliau menjadi single mom karena suaminya meninggal, tidak punya pekerjaan dan harus membesarkan 4 orang anak. Namun, beliau bisa menyekolahkan anak-anaknya dan semua anaknya berhasil secara agama serta karier.
Untuk semua single mom di luar sana, semoga survival guide dari Opy ini bisa menjadi suntikan semangat ya :). dr opy dyah paramitaShare ArticlefiaindriokusumoBiasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. “Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya,” demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.
Bercerai ketika anaknya masih berusia 2 tahun tentu merupakan pengalaman yang sulit bagi Opy. Namun, ia tidak membiarkan hal tersebut membuatnya terpuruk. Selama 10 tahun kemudian, Opy membuktikan bahwa ia mampu menghadapi segala tantangan sebagai seorang single mom dan membawa anaknya meraih kesuksesan.
Perjalanan hidup Opy sebagai single mom dimulai saat ia masih berusia remaja. Ia mengenal sosok Opy sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Sejak itu, saya bisa memahami betapa serunya perjalanan hidup Opy sebagai seorang single mom. Ia menghadapi berbagai peristiwa, mulai dari pernikahan, perceraian, hingga saat ini ia hidup bahagia bersama anak semata wayangnya, Shahnaz.
Meskipun Opy sedang menempuh pendidikan sebagai dokter spesialis anak ketika bercerai, ia tidak menyerah dan terus berjuang. Saat ini, Opy bahkan menjabat sebagai salah satu Direktur Rumah Sakit di RSUD Jakarta. Prestasi ini menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang single mom.
Salah satu tips yang Opy berikan adalah membuat prioritas dalam hidup. Anak menjadi nomor satu dalam prioritasnya, diikuti oleh pendidikan dan pekerjaan, serta keluarga besar. Opy juga menyadari bahwa sebagai manusia, ia memiliki keterbatasan. Semakin banyak beban yang ia bawa, semakin sulit baginya untuk berjalan dengan cepat.
Opy juga memahami pentingnya memaafkan mantan suaminya dan menjalin hubungan baik dengan mantan mertuanya. Ia rutin membawa anaknya untuk berkunjung ke rumah neneknya sebagai bentuk menjaga hubungan baik demi kebahagiaan anak. Opy juga menerima takdir dan mengoreksi dirinya sendiri, karena ia menyadari bahwa ia juga memiliki andil dalam perceraian tersebut.
Selain itu, Opy menjalin hubungan dekat dengan Tuhan YME dan tidak menjelekkan pasangannya di depan anak. Ia juga mengembalikan semua hal yang tidak bisa ia tangani kepada Tuhan YME. Opy selalu bersyukur dan mengingat bahwa masih banyak orang lain yang lebih menderita daripada dirinya. Ia juga membuka diri dengan teman-teman dan berusaha untuk bersosialisasi sebanyak mungkin.
Kehidupan pasca bercerai tidaklah mudah bagi Opy. Ia memberikan waktu untuk dirinya sendiri dan butuh waktu satu tahun untuk bisa membuka diri. Selama waktu tersebut, ia mengumumkan perceraian kepada orang-orang di sekitarnya dan mulai membuka hati untuk orang baru. Opy juga fokus pada pendidikan dan pekerjaannya, serta berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya.
Shahnaz, anak semata wayang Opy, sempat mengalami kesulitan dalam menerima kenyataan bahwa orangtuanya bercerai. Saat berumur 3 tahun, Shahnaz bahkan perlu dibawa ke psikolog anak karena ia sering berperilaku eksplosif. Namun, seiring berjalannya waktu, Shahnaz mulai menerima kenyataan tersebut meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama.
Bagaimana Opy memanage hubungan dengan mantan suaminya? Setiap Lebaran, Opy membawa Shahnaz untuk silaturahmi ke rumah neneknya. Ia juga selalu menginformasikan perkembangan Shahnaz kepada mantan suaminya melalui berbagai media komunikasi. Shahnaz juga sering menghubungi bapaknya untuk bertemu atau menginap di rumah Budenya.
Terdapat tiga kekhawatiran terbesar yang dirasakan oleh Opy pasca bercerai. Yang pertama adalah kekhawatiran mengenai anak. Dua tahun pertama setelah perceraian merupakan masa yang paling berat bagi Shahnaz. Ia sering menanyakan ayahnya dan tidak mengerti mengapa ayahnya pergi. Dalam kondisi tersebut, Opy memberikan lebih banyak waktu untuk Shahnaz, sering memeluknya, dan menemaninya saat tidur. Opy juga meminta bantuan keluarga untuk lebih jeli melihat perubahan perilaku Shahnaz. Jika ada sesuatu yang terlihat aneh, tidak ada salahnya untuk mengajak Shahnaz ke psikolog anak.
Kekhawatiran kedua adalah memenuhi kebutuhan psikis dan jasmani Opy sendiri. Setelah bercerai di usia 27 tahun, Opy masih merasa membutuhkan seseorang yang dapat memeluk, menyayangi, memberikan sentuhan, dan memenuhi kebutuhan seksualnya. Dalam situasi seperti ini, Opy memilih untuk lebih banyak beribadah sebagai cara untuk mengalihkan pikirannya.
Kekhawatiran ketiga adalah menghadapi opini dari keluarga besar. Di keluarga besar Opy, belum ada yang pernah bercerai sebelumnya. Oleh karena itu, Opy harus jeli menjaga dirinya sendiri karena status janda dapat menarik perhatian pria, baik yang berniat baik maupun hanya sekadar menggoda.
Terdapat tiga hal yang membuat hidup Opy menjadi baik-baik saja pasca bercerai. Pertama adalah kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kekuatan dan dukungan. Kedua adalah kehadiran anak yang menjadi sumber kebahagiaan dan motivasi bagi Opy. Ketiga adalah dukungan dari keluarga yang selalu ada untuknya.
Opy juga menganggap ibunya teman sebagai panutan sebagai seorang single mom. Ibunya teman Opy menjadi single mom karena suaminya meninggal dunia dan tidak memiliki pekerjaan. Namun, ibunya teman Opy berhasil menyekolahkan keempat anaknya dan semua anaknya berhasil secara agama maupun karier.
Opy berpesan kepada semua single mom di luar sana agar tidak putus asa. Ia berharap bahwa survival guide dari dirinya dapat menjadi suntikan semangat bagi mereka. Opy ingin menyampaikan bahwa sebagai seorang single mom, kita mampu menghadapi segala tantangan dan membawa anak-anak kita meraih kesuksesan.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com