Rumah Kepik: Sekolah dengan Konsep Active Learning di Bekasi
Sekolah merupakan tempat yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak. Pilihan sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh besar terhadap masa depan mereka. Oleh karena itu, tidak heran jika para orangtua sering merasa bingung dalam memilih taman kanak-kanak atau playgroup untuk anak mereka. Salah satu pilihan yang menarik adalah Rumah Kepik, sebuah sekolah di daerah Bekasi yang menggunakan konsep active learning.
Rumah Kepik didirikan oleh Anastasia M. Cecilia, seorang perempuan yang menamatkan pendidikannya di University of Arkansas dengan jurusan Child Development Major. Ia memiliki kecintaan yang besar terhadap anak-anak dan bermimpi untuk membuat sekolah dengan konsep yang menyenangkan bagi mereka. Melalui cerita dari Fia, Managing Editor lembarkerjauntukanak.com, saya baru mengetahui tentang sekolah ini dan bagaimana konsep yang diterapkan di sana.
Salah satu alasan mengapa Fia mempercayakan pendidikan formal kedua anaknya di Rumah Kepik adalah karena konsep yang diterapkan di sekolah ini. Fia merasa bahwa TK yang terlalu menekankan pada aspek akademis tidak sesuai dengan dunia bermain yang merupakan dunia anak-anak pada usia batita dan balita. Ia ingin mencari sekolah yang memiliki sistem belajar yang menyenangkan bagi anak-anak. Selain itu, Fia juga menyukai luasnya halaman sekolah ini yang memberikan anak-anak ruang untuk bermain.
Anastasia M. Cecilia menjelaskan bahwa ia memilih nama “Rumah Kepik” untuk sekolah ini dengan alasan ingin membuat sekolah yang berbau Indonesia. Ia melihat bahwa banyak sekolah yang kehilangan jati dirinya dan tidak menggunakan kata-kata Indonesia dalam nama mereka. Menurutnya, hewan kepik merupakan hewan yang senang bergerombol dan memiliki warna yang beragam, hal ini menggambarkan dunia anak-anak yang juga memiliki perbedaan dalam warna dan kepribadian mereka. Dengan idealismenya, ia membuat sekolah ini dengan luasnya halaman dan berbagai fasilitas bermain untuk memberikan stimulasi kepada anak-anak.
Saat mengunjungi sekolah ini, saya melihat betapa hijaunya lingkungan sekolah ini. Bangunan sekolah hanya mencapai 60% dari luas tanah, sedangkan sisanya adalah halaman yang luas. Bangunan sekolah ini juga didesain dengan jendela yang besar untuk memaksimalkan cahaya matahari yang masuk, sehingga pemakaian AC bisa diminimalisir. Konsep go green ini juga merupakan bagian dari pendidikan yang diterapkan di Rumah Kepik.
Sistem pengajaran di Rumah Kepik lebih banyak menerapkan diskusi dua arah antara guru dan muridnya. Konsep active learning diterapkan di sekolah ini, di mana tema-tema belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak-anak. Misalnya, bulan ini tema belajar adalah transportasi, dan dari tema ini guru membuat konsep pembelajaran yang menyenangkan dan relevan bagi anak-anak. Hal ini membuat anak-anak lebih aktif dalam belajar dan memahami materi yang diajarkan.
Pada awalnya, tidak sedikit orangtua yang meragukan konsep Rumah Kepik. Mereka bertanya-tanya, “Kok di sini anak-anaknya main melulu? Kapan mereka belajar?” Namun, jika ditanyakan kepada anak-anak yang belajar di Rumah Kepik, mereka akan menyatakan bahwa mereka belajar dengan cara yang menyenangkan. Meskipun tidak ada tuntutan untuk bisa membaca dan berhitung di usia dini, pengenalan huruf, angka, membaca, dan menghitung tetap dilakukan di kelas TK B. Di Rumah Kepik juga menerima anak-anak dengan kebutuhan khusus, hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi sekolah ini karena mereka dapat mengajarkan keberagaman kepada anak-anak.
Guru di Rumah Kepik bertindak sebagai agen provokasi bagi anak-anak. Mereka memberikan ide dan menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, namun anak-anaklah yang akan mengembangkannya sendiri. Guru perlu terus mengarahkan dan membimbing anak-anak, namun tidak selamanya hal-hal yang diajarkan memiliki jawaban yang pasti. Hal ini mengajarkan anak-anak untuk berpikir kritis dan tidak terpaku pada satu tafsiran yang benar. Rumah Kepik juga menggunakan panggilan yang akrab seperti Om, Tante, Bude, dan Oma untuk para pengajarnya agar tidak ada gap antara murid dan guru.
Bagi yang tertarik untuk menyekolahkan anak di Rumah Kepik, ada beberapa informasi tambahan yang perlu diketahui. Untuk uang pangkal pelajaran tahun 2015-2016, berkisar antara Rp. 6.500.000,- hingga Rp. 7.500.000,- per tahun. Sedangkan untuk biaya sekolah per bulan, berkisar antara Rp. 600.000,- hingga Rp. 750.000,-.
Dengan konsep active learning yang diterapkan, Rumah Kepik menjadi pilihan yang menarik bagi para orangtua yang ingin memberikan pendidikan yang menyenangkan dan berkualitas bagi anak-anak mereka. Dengan pendekatan yang berbeda dan luasnya ruang bermain, anak-anak di Rumah Kepik diajarkan tentang kemandirian dan keberagaman. Bagi mereka, belajar bukan lagi sebuah tugas yang membosankan, namun sebuah petualangan yang mengasyikkan.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com