6 Penyebab Anak Muntah Serta Cara Mengatasinya



Penyebab Anak Muntah

Muntah pada anak adalah salah satu tanda bahwa kesehatannya sedang tidak baik. Sebagai seorang ibu, penting bagi Anda untuk mengenali penyebab anak muntah agar dapat mengatasinya dengan tepat. Berikut adalah beberapa penyebab umum anak muntah:

1. Infeksi Virus atau Bakteri
Anak dapat mengalami muntah akibat infeksi virus atau bakteri yang menginfeksi lapisan perutnya. Biasanya, infeksi ini disertai dengan gejala seperti diare, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan demam. Jika anak Anda mengalami gejala-gejala ini, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Infeksi atau Gangguan Pernapasan
Anak juga dapat mengalami muntah akibat adanya infeksi atau gangguan pada saluran pernapasan. Hal ini terutama terjadi saat anak sedang batuk. Untuk mengatasi muntah pada anak yang sedang batuk, berikanlah air putih secukupnya agar anak tetap terhidrasi. Jika infeksi pernapasan tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter.

3. Mabuk Perjalanan
Anak juga dapat mengalami muntah akibat mabuk perjalanan saat berada dalam kendaraan yang bergerak terus menerus. Untuk mengatasi muntah akibat mabuk perjalanan, pastikan anak tetap makan dan minum secara cukup. Berikanlah buah segar dan air putih untuk membantu mengurangi rasa mual dan menjaga anak tetap terhidrasi.

4. Menangis atau Batuk Secara Berlebihan
Menangis atau batuk berlebihan pada anak dapat merangsang refleks muntah. Batuk yang keras dapat menimbulkan tekanan pada perut anak dan menyebabkan muntah. Untuk mengatasi muntah akibat batuk, tenangkan anak dan berikanlah waktu untuk bermain bersama agar mood anak membaik.

5. Keracunan Makanan
Keracunan makanan juga dapat menjadi penyebab anak muntah. Makanan yang tidak bersih atau terkontaminasi zat kimia dapat menyebabkan keracunan makanan. Gejala keracunan makanan biasanya meliputi mual, muntah, diare, dan kram perut. Jika anak Anda mengalami gejala-gejala ini, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga:  BSD Xtreme Park: Beragam Aktivitas Outdoor Untuk Keluarga di Satu Area

6. Radang Usus Buntu atau Apendisitis
Meskipun jarang terjadi, radang usus buntu atau apendisitis dapat menjadi penyebab anak muntah. Gejala-gejala yang mungkin muncul meliputi nyeri perut yang berkelanjutan, muntah, dan demam. Jika anak Anda mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara Mengatasi Anak Muntah

Setelah mengetahui penyebab anak muntah, Anda dapat melakukan beberapa langkah untuk mengatasi muntah pada anak. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan:

1. Pastikan Posisi Anak Tetap Tegak atau Miring
Saat anak muntah, pastikan untuk menjaga posisi anak tetap tegak atau miring. Hal ini bertujuan agar anak tidak menghirup muntahan ke saluran pernapasan dan paru-parunya. Jika sedang dalam perjalanan, sebaiknya berhenti atau menepi terlebih dahulu sampai kondisi anak stabil dan tidak merasa mual lagi.

2. Jaga Hidrasi Anak
Penting untuk menjaga hidrasi anak setelah muntah. Berikanlah cairan seperti air putih, air madu, oralit, atau ASI jika anak masih menyusu. Lakukan secara bertahap dan perlahan selama 12 jam pertama setelah anak muntah. Untuk bayi di bawah 6 bulan, teruslah menyusui.

3. Berikan Minuman Pereda Mual
Jika intensitas muntah anak masih tinggi, Anda dapat memberikan minuman pereda mual seperti teh chamomile atau peppermint, atau air jahe hangat. Minuman ini dapat membantu mengurangi rasa mual pada anak.

4. Hindari Pemberian Makanan Padat
Setelah muntah, hindarilah memberikan makanan padat kepada anak selama 24 jam pertama. Berikanlah makanan yang lebih ringan seperti sup kaldu, roti, atau buah-buahan segar setelah kondisi anak sudah tenang dan stabil.

5. Jangan Memberikan Obat Anti Diare atau Anti Muntah Tanpa Resep Dokter
Sebaiknya hindari memberikan obat anti diare atau anti muntah kepada anak tanpa resep dan pengawasan dokter. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan obat kepada anak.

Baca Juga:  6 Rekomendasi Tempat Penyewaan Baju Adat untuk Anak di Jakarta, Tanggerang, Bandung, dan Surabaya

6. Pastikan Anak Mendapatkan Istirahat yang Cukup
Selain mengatasi muntah, pastikan anak Anda mendapatkan istirahat yang cukup agar tubuhnya tidak terlalu lemas. Istirahat yang cukup dapat membantu pemulihan anak setelah mengalami muntah.

Kapan Harus ke Dokter

Meskipun langkah-langkah di atas dapat membantu mengatasi muntah pada anak, ada beberapa kondisi yang memerlukan pengawasan dokter. Jika muntah anak masih terjadi lebih dari 24 jam atau disertai dengan gejala-gejala berikut, segera bawa anak ke dokter:

1. Muntah disertai dengan bercak darah berwarna merah atau kehitaman, atau muntah empedu berwarna hijau.
2. Anak mengeluh nyeri perut yang hebat, terutama di bagian perut sebelah kanan.
3. Anak terlihat pucat, matanya terlihat cekung, mulut dan bibirnya kering, urine berwarna kuning pekat, dan terlihat mengantuk.
4. Adanya darah pada kotoran anak saat buang air besar.
5. Muntah disertai dengan demam atau bahkan kedinginan.
6. Anak mengeluh sakit kepala atau ruam kemerahan di seluruh tubuhnya.

Dalam kondisi-kondisi di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda, dan cara mengatasi muntah pada anak dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut mengenai muntah pada anak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak atau ahli kesehatan yang kompeten.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com