Inilah 7 Akibat Kekurangan Protein pada Anak

Inilah 7 Akibat Kekurangan Protein pada Anak

Hati-hati bu, akibat kekurangan protein pada anak bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya di masa mendatang. Perlu Bunda ketahui, protein merupakan nutrisi paling penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Ada beragam akibat kekurangan protein yang bisa menyerang anak jika Bunda tidak mencukupinya dengan baik. Akibat kekurangan protein ini bukan hanya membuat si Kecil jadi lebih lemah, lesu, dan mudah sakit, dampaknya justru akan lebih serius jika asupannya tidak terpenuhi sejak dini. Itulah mengapa protein berada di urutan pertama sebagai nutrisi penting dibandingkan zat gizi lainnya. Sebab, protein memiliki fungsi khas yang tidak bisa digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun dan memelihara sel-sel serta jaringan tubuh. Akibat kekurangan protein pada anak bisa Bunda cegah dengan memberikan sumber makanan tinggi protein, seperti susu, telur, ikan, daging merah, daging putih, dan kacang-kacangan, serta hasil olahannya. Pastikan Bunda mengutamakan protein hewani karena di dalamnya mengandung asam amino esensial lengkap yang penting untuk tumbuh kembang anak.

Perlu Bunda ketahui, protein yang ada dalam makanan tersebut nantinya akan dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yang disebut asam amino. Sebenarnya asam amino ini ada banyak jenisnya, namun yang paling penting adalah 9 asam amino esensial (9AAE). Ini karena 9 asam amino esensial (9AAE) tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga membutuhkan bantuan dari sumber protein tinggi. Mungkin Bunda juga bertanya-tanya, mengapa protein hewani lebih penting dibandingkan protein nabati. Sebab, protein nabati memiliki asam amino pembatas yang menyebabkan asam amino lainnya tidak terserap secara optimal oleh tubuh. Artinya, jika si Kecil hanya mengonsumsi protein nabati saja, penyerapan nutrisinya tidak akan maksimal sehingga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.

Sementara, protein hewani mengandung 9 asam amino esensial (9AAE) yang lengkap sehingga dapat mendukung potensi tumbuh kembang optimal si Kecil. Pasalnya, kebutuhan 9 asam amino esensial (9AAE) harus terpenuhi dalam 9 jenis yang lengkap dan jumlah yang tepat. Jika kekurangan satu jenis, maka akan mengurangi fungsi optimal tubuh. Dalam penelitian di National Center for Biotechnology Information membuktikan bahwa kekurangan satu jenis 9 asam amino esensial (9AAE), maka akan menurunkan kinerja hormon pertumbuhan (IGF-1) sebesar 34 persen. Sementara, kekurangan semua jenis 9 asam amino esensial (9AAE) akan menurunkan hormon pertumbuhan (IGF-1) sebesar 50 persen. 9 jenis asam amino esensial ini meliputi leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, lisin, dan histidin. Asupan 9 asam amino esensial (9AAE) yang lengkap dapat mencegah akibat kekurangan protein pada anak, sehingga si Kecil pun akan terhindar dari beragam gangguan atau penyakit di kemudian hari.

Baca Juga:  Hypnobirthing, Teknik Persalinan Tanpa Rasa Sakit

Akibat Kekurangan Protein pada Anak

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa akibat kekurangan protein pada anak yang bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangannya, antara lain:

Stunting

Akibat kekurangan protein yang harus Bunda waspadai adalah stunting. Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang berdampak pada pertumbuhan si Kecil. Akibat kekurangan protein ini ditandai dengan tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Selain bertubuh pendek, anak stunting juga mengalami gangguan kesehatan lain, seperti terganggunya fungsi otak dan sistem imun lemah.

Akibat kekurangan protein ini masih jadi permasalahan yang sering terjadi karena sampai saat ini banyak orang tua yang kurang paham mengenai stunting pada anak. Melansir kompas.com, hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa setiap 10 anak Indonesia, ada tiga orang di antaranya yang mengalami stunting. Oleh sebab itu, Bunda harus semakin peduli untuk memenuhi asupan nutrisi anak agar akibat kekurangan protein seperti stunting tidak terjadi.

Selain itu, dalam jurnal EBioMedicine yang dipublikasi oleh The Lancet juga menyebutkan bahwa masalah stunting pada anak berkaitan erat dengan kurangnya asupan asam amino esensial dalam tubuh. Penelitian itu menunjukkan pentingnya asupan 9 asam amino esensial (9AAE) sebagai nutrisi penting untuk tumbuh kembang anak.

Sistem imun menurun

Protein merupakan zat gizi yang dapat membentuk antibodi dalam tubuh sehingga dapat melawan berbagai penyakit. Sistem imun anak yang masih belum sempurna sangat membutuhkan protein untuk memerangi virus, bakteri, atau kuman yang masuk ke dalam tubuh. Maka dari itu, sistem imun akan menurun akibat kekurangan protein yang dialami oleh anak. Saat tubuh anak kekurangan protein, antibodi yang seharusnya terbentuk pun mengalami hambatan yang menyebabkan sistem imun tidak stabil dan si Kecil pun mudah terserang penyakit. Apabila akibat kekurangan protein ini tidak diatasi dengan cepat, si Kecil akan mengalami penyakit lebih serius seiring bertambahnya usia.

Baca Juga:  Si Kecil Peniru Alami

Menghambat asupan nutrisi lain

Salah satu fungsi protein adalah mengangkut zat gizi lain agar dapat diserap oleh tubuh dengan baik. Jika asupan protein tidak terpenuhi, maka penyerapan nutrisi lain pun akan terhambat. Bunda pasti tidak mau kan jika akibat kekurangan protein ini terjadi pada si Kecil? Oleh karena itu, penuhi kebutuhan protein dari sumber hewani maupun nabati agar tumbuh kembang si Kecil lebih optimal. Selain itu, Bunda juga perlu menyeimbangkan asupan nutrisi dari zat gizi lainnya, seperti karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral supaya lebih maksimal.

Gangguan fungsi otak

Akibat kekurangan protein juga bisa meningkatkan risiko gangguan fungsi otak dan kesehatan mental si Kecil lho, Bu. Ini karena berbagai jenis neurotransmitter yang dihasilkan oleh asam amino yang terdapat dalam protein berperan dalam perkembangan otak anak. Neurotransmitter ini berfungsi untuk mengantarkan stimulus atau pesan ke sel saraf otak dan otot di seluruh tubuh. Jika anak mengalami kekurangan protein, maka neurotransmitter yang dihasilkan pun akan sedikit sehingga fungsi otak akan mengalami gangguan dan kurang maksimal dalam menyerap informasi.

Masalah pada gigi dan rambut

Akibat kekurangan protein lainnya adalah adanya masalah pada gigi dan rambut anak. Sebab, salah satu fungsi protein adalah membentuk jaringan tubuh, termasuk pertumbuhan gigi dan rambut. Saat pembentukan jaringan tidak berjalan baik, otomatis pertumbuhan organ-organ tubuh pun akan terhambat. Jika gigi si Kecil belum tumbuh seiring pertambahan usia, maka ia akan kesulitan dalam mengunyah makanan yang seharusnya lebih bervariasi. Sementara, pada rambut akan terjadi kerontokan akibat kekurangan protein.

Proses penyembuhan luka lebih lama

Si Kecil terluka namun sembuhnya lebih lama dari kondisi pada umumnya? Hati-hati, bisa jadi ini tanda akibat kekurangan protein, Bu. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab luka sulit sembuh adalah rendahnya kadar protein di dalam tubuh. Hal ini berkaitan dengan fungsi protein sebagai zat gizi yang dapat memperbaiki jaringan yang rusak dan menggantinya dengan jaringan baru.

Baca Juga:  Begini Batasan Privasi dan Rahasia Anak Remaja Menurut Psikolog

Risiko mengalami obesitas

Fungsi lain dari protein adalah membuat rasa kenyang lebih lama sehingga si Kecil tidak mudah lapar di luar jam makan utamanya. Apabila asupan protein tidak tercukupi, otomatis tubuh akan memberikan sinyal rasa lapar yang kemungkinan besar bisa meningkatkan nafsu makan si Kecil. Oleh karena itu, akibat kekurangan protein juga bisa memicu risiko obesitas jika tidak diatasi sejak dini. Jika asupan protein kurang, bisa saja si Kecil akan melampiaskan rasa laparnya pada makanan yang tinggi karbohidrat dan gula untuk memberikan rasa kenyang dengan cepat. Namun, terlalu banyak mengonsumsi keduanya justru akan berdampak terhadap kesehatan si Kecil.

Dalam rangka mencegah akibat kekurangan protein pada anak, Bunda perlu memastikan bahwa asupan protein dalam makanan sehari-hari si Kecil terpenuhi dengan baik. Jangan lupa untuk memberikan makanan tinggi protein, seperti susu, telur, ikan, daging merah, daging putih, dan kacang-kacangan, serta hasil olahannya. Selain itu, Bunda juga perlu memperhatikan variasi makanan agar si Kecil mendapatkan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Pemberian makanan bergizi sejak dini akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Jadi, tidak ada alasan untuk mengabaikan pentingnya protein dalam menu makanan anak. Dengan memperhatikan asupan protein yang cukup, Bunda dapat mencegah berbagai akibat kekurangan protein yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Jaga kesehatan anak dengan memberikan makanan yang sehat dan bergizi, serta perhatikan kebutuhan protein anak sesuai dengan usianya. Ingat, investasi untuk kesehatan anak dimulai sejak dini dan akan berdampak pada masa depannya.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com