Bebas Dot Berkat Medela Softcup Advanced Feeder


Keberhasilan memberikan ASI ternyata banyak syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah jangan mengenalkan bayi pada dot. Anjuran ini saya dengar sendiri ketika sedang konsultasi ASI, waktu itu konsultan laktasi di Klinik Laktasi yang saya kunjungi bilang, “Jangan beri dot sebagai media pemberian ASIP kepada bayi!” Kaget? Pastinya. Sebagai working mother, setahu saya 99% bayi yang ditinggal ibunya bekerja pasti minum ASIP dari botol dan dot. Saya pun lantas bertanya, “Lalu, pakai apa dong?”. Konsultan tersebut menjawab, “Gunakan cup feeder atau sendok”.

Memang, sih, saya pernah membaca berbagai literatur atau artikel yang menyebutkan beberapa efek buruk penggunaan dot. Selain ketagihan ngedot, bayi juga bisa mengalami bingung puting. Maksudnya, anak lebih senang memilih minum ASIP dari botol dot daripada menyusu langsung. Hal ini disebabkan karena mekanisme menyusu lewat botol dot lebih mudah ketimbang menyusu pada payudara.

Kalau minum melalui botol dot, aliran ASI otomatis akan keluar jauh lebih lancar, bayi pun nggak perlu repot mengeluarkan tenaga lebih untuk mengeluarkan ASI pada puting ibunya. Makanya, semua konselor ASI selalu menyarankan untuk mencoba ganti cara pemberian botol dot dengan cangkir kecil, pipet tetes atau sendok.

Nggak mau anak saya sampai mengalami bingung puting, saya pun bertekad tidak akan memakai media dot. Makanya, sekitar dua minggu sebelum cuti bersalin saya habis, Reyna sudah mulai saya perkenalkan minum ASI dengan Medela Cup Feeder. Memang, sih, diawal-awal anak saya ini seringkali kesedak. Sedih sekali melihatnya. Untuk itu saya pun mencoba memberikan ASI dengan sendok. Cara ini pun ternyata berhasil, Reyna tidak tersedak.

Sayangnya, di hari pertama saya tinggal bekerja, pengasuhnya bilang kalau Reyna menjadi cranky, karena kecepatan pemberian ASIP lewat sendok tidak sejalan dengan kebutuhannya. Akhirnya malam itu juga saya meminta suami membelikan Medela SoftCup Advanced Feeder.

Selanjutnya : Kemudahan memberikan ASIP dengan Medela Softcup

Feeder ini berbentuk seperti sendok, terbuat dari bahan silikon yang lembut. Susu akan mengalir hanya jika kedua bagian pinggir silikonnya dipencet. Jika tidak dipencet, susu tidak akan tumpah. Tabung botol tersebut hanya berkapasitas 80 ml. Namun dapat diganti dengan botol standart neck merek Medela atau merek lainnya sehingga kapasitas susu bisa disesuikan dengan kebutuhan bayi. Melirik harganya, memang cukup mahal. Di tahun 2011 harganya sekitar Rp 330.000. Tapi demi sebuah tekad dan keinginan kuat Reyna berhasil ASI sampai minimal umur 2 tahun, kami tak ragu membelinya.

Syukurnya, saat dicobakan keesokan paginya, laporan menggembirakan kami terima. Reyna cukup puas dengan media pemberian ASIP ini. Dia less cranky karena aliran susu stabil dan tidak ada lag waktu sebagaimana penggunaan sendok.

Selama kurang lebih 8 bulan feeder ini menemani hari-hari Reyna. Sayang, saat menggunakan feeder ini tidak pernah difoto. Karena cuma punya satu, cuci steril pakai, akhirnya bagian silikonnya tiba-tiba robek, hiks… Sejak itu mulailah diberikan ASIP dengan sendok. Tidak lama kemudian, dengan gelas. Di usia 9 bulan, Reyna sudah pintar minum dari gelas, dengan tumpah-tumpah sedikit.

Baca Juga:  5 Rekomendasi Penginapan di Carita dan Anyer, Save Dulu Aja!

Sebagai ibu saya cukup senang dan bangga karena Reyna tidak pernah kenal dot. Bahkan lucunya saat usianya 9 bulan, ketika pertama kalinya Reyna akan naik pesawat, saya memberikan empeng untuknya sebagai antisipasi Reyna tidak sedang menyusu saat pesawat akan take off dan landing. Bukannya, merasa nyaman dengan empeng barunya, malah dilepeh, hihihi

Sekarang Reyna sudah 33 bulan. Proses weaning with love nya jalan dan sukses disapih saat usianya 29 bulan 6 hari. Di saat anak seusianya mungkin masih berjuang untuk melepaskan ketergantungan pada botol dot, Reyna sudah terbiasa minum susu dengan pegang gelas sendiri.

Terima kasih Medela. Produk ini sangat saya rekomendasikan bagi para pejuang ASI! Salam ASI! PAGES:12ASIPmenyusuiASI EksklusifASIP ASIX SuksesASI BebasBingungPutingibu menyusuimanajemen ASIShare Articlekeiramichael-

Keberhasilan memberikan ASI ternyata banyak syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah jangan mengenalkan bayi pada dot. Anjuran ini saya dengar sendiri ketika sedang konsultasi ASI, waktu itu konsultan laktasi di Klinik Laktasi yang saya kunjungi bilang, “Jangan beri dot sebagai media pemberian ASIP kepada bayi!” Kaget? Pastinya. Sebagai working mother, setahu saya 99% bayi yang ditinggal ibunya bekerja pasti minum ASIP dari botol dan dot. Saya pun lantas bertanya, “Lalu, pakai apa dong?”. Konsultan tersebut menjawab, “Gunakan cup feeder atau sendok”.

Memang, sih, saya pernah membaca berbagai literatur atau artikel yang menyebutkan beberapa efek buruk penggunaan dot. Selain ketagihan ngedot, bayi juga bisa mengalami bingung puting. Maksudnya, anak lebih senang memilih minum ASIP dari botol dot daripada menyusu langsung. Hal ini disebabkan karena mekanisme menyusu lewat botol dot lebih mudah ketimbang menyusu pada payudara.

Kalau minum melalui botol dot, aliran ASI otomatis akan keluar jauh lebih lancar, bayi pun nggak perlu repot mengeluarkan tenaga lebih untuk mengeluarkan ASI pada puting ibunya. Makanya, semua konselor ASI selalu menyarankan untuk mencoba ganti cara pemberian botol dot dengan cangkir kecil, pipet tetes atau sendok.

Nggak mau anak saya sampai mengalami bingung puting, saya pun bertekad tidak akan memakai media dot. Makanya, sekitar dua minggu sebelum cuti bersalin saya habis, Reyna sudah mulai saya perkenalkan minum ASI dengan Medela Cup Feeder. Memang, sih, diawal-awal anak saya ini seringkali kesedak. Sedih sekali melihatnya. Untuk itu saya pun mencoba memberikan ASI dengan sendok. Cara ini pun ternyata berhasil, Reyna tidak tersedak.

Sayangnya, di hari pertama saya tinggal bekerja, pengasuhnya bilang kalau Reyna menjadi cranky, karena kecepatan pemberian ASIP lewat sendok tidak sejalan dengan kebutuhannya. Akhirnya malam itu juga saya meminta suami membelikan Medela SoftCup Advanced Feeder.

Selanjutnya : Kemudahan memberikan ASIP dengan Medela Softcup

Feeder ini berbentuk seperti sendok, terbuat dari bahan silikon yang lembut. Susu akan mengalir hanya jika kedua bagian pinggir silikonnya dipencet. Jika tidak dipencet, susu tidak akan tumpah. Tabung botol tersebut hanya berkapasitas 80 ml. Namun dapat diganti dengan botol standart neck merek Medela atau merek lainnya sehingga kapasitas susu bisa disesuikan dengan kebutuhan bayi. Melirik harganya, memang cukup mahal. Di tahun 2011 harganya sekitar Rp 330.000. Tapi demi sebuah tekad dan keinginan kuat Reyna berhasil ASI sampai minimal umur 2 tahun, kami tak ragu membelinya.

Baca Juga:  7 Cara Sederhana Membuat Anak Merasa Spesial

Syukurnya, saat dicobakan keesokan paginya, laporan menggembirakan kami terima. Reyna cukup puas dengan media pemberian ASIP ini. Dia less cranky karena aliran susu stabil dan tidak ada lag waktu sebagaimana penggunaan sendok.

Selama kurang lebih 8 bulan feeder ini menemani hari-hari Reyna. Sayang, saat menggunakan feeder ini tidak pernah difoto. Karena cuma punya satu, cuci steril pakai, akhirnya bagian silikonnya tiba-tiba robek, hiks… Sejak itu mulailah diberikan ASIP dengan sendok. Tidak lama kemudian, dengan gelas. Di usia 9 bulan, Reyna sudah pintar minum dari gelas, dengan tumpah-tumpah sedikit.

Sebagai ibu saya cukup senang dan bangga karena Reyna tidak pernah kenal dot. Bahkan lucunya saat usianya 9 bulan, ketika pertama kalinya Reyna akan naik pesawat, saya memberikan empeng untuknya sebagai antisipasi Reyna tidak sedang menyusu saat pesawat akan take off dan landing. Bukannya, merasa nyaman dengan empeng barunya, malah dilepeh, hihihi

Sekarang Reyna sudah 33 bulan. Proses weaning with love nya jalan dan sukses disapih saat usianya 29 bulan 6 hari. Di saat anak seusianya mungkin masih berjuang untuk melepaskan ketergantungan pada botol dot, Reyna sudah terbiasa minum susu dengan pegang gelas sendiri.

Terima kasih Medela. Produk ini sangat saya rekomendasikan bagi para pejuang ASI! Salam ASI!

Dalam proses memberikan ASI, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah penggunaan dot pada bayi. Menurut anjuran dari konsultan laktasi di Klinik Laktasi yang saya kunjungi, sebaiknya jangan memberikan dot sebagai media pemberian ASIP kepada bayi. Tentu saja, sebagai seorang ibu yang bekerja, hal ini membuat saya merasa terkejut. Biasanya, bayi yang ditinggal ibunya bekerja akan minum ASIP melalui botol dan dot. Tapi, konsultan tersebut menyarankan untuk menggunakan cup feeder atau sendok sebagai pengganti dot.

Sebenarnya, saya pernah membaca beberapa artikel yang menyebutkan efek buruk penggunaan dot. Selain membuat bayi ketagihan ngedot, penggunaan dot juga bisa membuat bayi mengalami bingung puting. Bingung puting adalah kondisi di mana bayi lebih memilih minum ASIP dari botol dot daripada menyusu langsung pada payudara ibunya. Hal ini terjadi karena cara menyusu melalui botol dot lebih mudah dibandingkan dengan menyusu langsung pada payudara.

Ketika bayi minum melalui botol dot, aliran ASI akan keluar dengan lebih lancar dan bayi tidak perlu melakukan banyak usaha untuk mengeluarkan ASI dari puting ibunya. Oleh karena itu, konselor ASI selalu menyarankan untuk mencoba mengganti cara pemberian ASIP melalui botol dot dengan cara lain seperti menggunakan cangkir kecil, pipet tetes, atau sendok.

Saya tidak ingin bayi saya mengalami bingung puting, sehingga saya memutuskan untuk tidak menggunakan dot. Sebelum cuti bersalin saya habis, saya mulai memperkenalkan Reyna, bayi saya, untuk minum ASI menggunakan Medela Cup Feeder. Pada awalnya, Reyna seringkali kesedak saat mencoba minum dengan cara ini. Hal ini membuat saya merasa sedih. Oleh karena itu, saya mencoba memberikan ASI menggunakan sendok. Ternyata, cara ini berhasil dan Reyna tidak mengalami kesulitan dalam minum ASI.

Baca Juga:  10 Alasan yang Membuat Saya Kagum pada Guru

Namun, ketika saya mulai bekerja dan meninggalkan Reyna dengan pengasuhnya, dia menjadi cranky. Pengasuhnya mengatakan bahwa kecepatan pemberian ASIP melalui sendok tidak sesuai dengan kebutuhan Reyna. Oleh karena itu, malam itu juga saya meminta suami untuk membelikan Medela SoftCup Advanced Feeder.

Medela SoftCup Advanced Feeder memiliki bentuk yang mirip dengan sendok dan terbuat dari bahan silikon yang lembut. Aliran susu hanya akan keluar jika kedua bagian pinggir silikonnya dipencet. Jika tidak dipencet, susu tidak akan tumpah. Kapasitas tabung botol ini hanya 80 ml, namun dapat diganti dengan botol standar merek Medela atau merek lainnya sehingga kapasitas susu bisa disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Harganya memang cukup mahal, sekitar Rp 330.000 pada tahun 2011. Namun, demi tekad dan keinginan kuat untuk memberikan ASI kepada Reyna minimal sampai usia 2 tahun, kami tidak ragu untuk membelinya.

Alhamdulillah, saat kami mencobakan Medela SoftCup Advanced Feeder keesokan paginya, Reyna terlihat puas dengan media pemberian ASIP ini. Dia tidak lagi cranky karena aliran susu menjadi stabil dan tidak ada lag waktu seperti saat menggunakan sendok.

Feeder ini menemani hari-hari Reyna selama kurang lebih 8 bulan. Sayangnya, kami tidak pernah mengambil foto saat menggunakan feeder ini. Karena hanya memiliki satu, kami harus mencuci dan mensterilkannya setiap kali digunakan. Akhirnya, bagian silikonnya tiba-tiba robek. Sejak itu, kami mulai memberikan ASIP menggunakan sendok. Tidak lama kemudian, kami mencoba memberikan ASIP menggunakan gelas. Pada usia 9 bulan, Reyna sudah bisa minum dari gelas dengan tumpah-tumpah sedikit.

Sebagai ibu, saya merasa cukup senang dan bangga karena Reyna tidak pernah menggunakan dot. Bahkan pada usia 9 bulan, saat pertama kali naik pesawat, saya memberikan empeng untuknya sebagai antisipasi agar Reyna tidak sedang menyusu saat pesawat akan take off dan landing. Namun, yang terjadi adalah Reyna melepas empeng tersebut dan tidak merasa nyaman dengannya.

Sekarang, Reyna sudah berusia 33 bulan. Proses penghentian pemberian ASI dengan penuh kasih sayang berjalan dengan sukses saat Reyna berusia 29 bulan 6 hari. Pada saat anak seusianya mungkin masih bergantung pada botol dot, Reyna sudah terbiasa minum susu dengan pegang gelas sendiri.

Terima kasih kepada Medela. Saya sangat merekomendasikan produk ini kepada para pejuang ASI! Salam ASI!


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com