6 Penyebab BAB Berdarah pada Anak dan Cara Mengatasinya



6 Penyebab BAB Berdarah pada Anak dan Cara Mengatasinya

BAB berdarah pada anak bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan tertentu. Sebagai orang tua, penting bagi kita untuk mengetahui penyebab, gejala, dan cara mengatasi BAB berdarah pada anak sejak dini. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab dan cara mengatasi BAB berdarah pada anak dengan lebih detail.

Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk diketahui bahwa tidak semua kasus BAB berdarah pada anak merupakan hal yang serius. Beberapa kasus dapat diatasi dengan pertolongan pertama di rumah. Namun, jika kondisi anak memburuk atau disertai gejala yang serius, segera konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab BAB Berdarah pada Anak

1. Sembelit atau Konstipasi

Sembelit atau konstipasi merupakan salah satu penyebab utama BAB berdarah pada anak. Ketika anak mengalami sembelit, ia akan kesulitan dalam proses buang air besar. Feses yang keras dan sulit dikeluarkan dapat menyebabkan luka pada anus, yang kemudian menyebabkan BAB berdarah. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah nyeri saat buang air besar, sakit perut, dan frekuensi buang air besar yang jarang.

Untuk mengatasi sembelit pada anak, perlu dilakukan perubahan pola makan. Anak perlu mengonsumsi makanan yang tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal. Selain itu, pastikan anak minum cukup air setiap hari. Jika sembelit tidak kunjung membaik, konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

2. Diare

Diare juga dapat menjadi penyebab BAB berdarah pada anak. Diare biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit yang mengganggu saluran pencernaan anak. Selain menyebabkan feses yang encer, diare yang parah juga dapat menyebabkan BAB berdarah. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah nyeri perut dan demam.

Baca Juga:  Rekomendasi Bone Broth Siap Pakai yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

Untuk mengatasi diare pada anak, perlu memberikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Berikan juga makanan ringan yang mudah dicerna, seperti bubur nasi atau sayuran rebus. Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala yang parah, segera konsultasikan ke dokter anak.

3. Radang Usus

Radang usus juga dapat menjadi penyebab BAB berdarah pada anak. Kondisi ini terjadi ketika usus anak mengalami peradangan, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif. Selain menyebabkan BAB berdarah, radang usus juga dapat menyebabkan gejala lain seperti nyeri perut, diare, dan penurunan nafsu makan.

Penanganan radang usus pada anak biasanya melibatkan perubahan pola makan dan pemberian obat antiinflamasi. Dokter anak akan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi dan gejala yang dialami oleh anak.

4. Ambeien

Ambeien, atau wasir, adalah kondisi di mana pembuluh darah di sekitar anus membengkak. Meskipun lebih umum terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami ambeien. Ambeien pada anak biasanya disebabkan oleh sembelit atau diare yang berlebihan. Gejala yang mungkin terjadi adalah BAB berdarah, nyeri saat buang air besar, dan benjolan di sekitar anus.

Untuk mengatasi ambeien pada anak, perlu dilakukan perubahan pola makan dan kebiasaan buang air besar. Anak perlu mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan minum cukup air. Selain itu, perhatikan kebersihan area anus dengan membersihkannya menggunakan air bersih setelah buang air besar.

5. Polip Usus

Polip usus adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal di dalam usus besar. Polip usus pada anak biasanya terjadi sebelum usia 10 tahun. Meskipun jarang, polip usus dapat menyebabkan BAB berdarah. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah nyeri perut.

Baca Juga:  Si Kecil Selalu Takut dengan Orang di Sekitarnya

Penanganan polip usus pada anak biasanya melibatkan pengangkatan polip melalui prosedur endoskopi. Dokter anak akan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi dan gejala yang dialami oleh anak.

6. Infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan, seperti infeksi bakteri, virus, atau parasit, juga dapat menyebabkan BAB berdarah pada anak. Beberapa jenis bakteri, virus, atau parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan adalah Salmonella, E. coli, dan Rotavirus. Gejala yang mungkin terjadi adalah demam tinggi, nyeri perut, dan BAB berdarah.

Untuk mengatasi infeksi pada anak, perlu memberikan cairan yang cukup dan makanan yang mudah dicerna. Dokter anak mungkin juga akan memberikan obat untuk mengatasi infeksi yang terjadi.

Cara Mengatasi BAB Berdarah pada Anak

1. Memberikan Makanan Tinggi Serat

Salah satu cara mengatasi BAB berdarah pada anak adalah dengan memberikan makanan yang tinggi serat. Makanan yang tinggi serat dapat membantu melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit. Beberapa contoh makanan yang tinggi serat adalah buah-buahan, sayuran, sereal, dan biji-bijian. Pastikan anak mengonsumsi makanan yang mengandung serat setiap hari.

2. Menjaga Kebersihan Anus

Selain memberikan makanan yang tinggi serat, penting juga untuk menjaga kebersihan area anus anak. Setelah buang air besar, pastikan anak membersihkan area anus dengan air bersih. Hindari penggunaan tisu toilet yang kasar, karena dapat mengiritasi kulit di sekitar anus. Selain itu, pastikan anak mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak menyebabkan iritasi.

3. Menghindari Makanan yang Menyebabkan Irritasi

Beberapa makanan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan anak dan memperburuk kondisi BAB berdarah. Hindari memberikan makanan pedas, berlemak, dan berminyak pada anak. Selain itu, hindari juga makanan yang mengandung banyak gula dan pewarna buatan. Sebaiknya, berikan makanan yang segar, alami, dan sehat untuk anak.

Baca Juga:  Demam Tinggi? Hati-hati Demam Berdarah!

4. Meningkatkan Asupan Cairan

Meningkatkan asupan cairan juga penting dalam mengatasi BAB berdarah pada anak. Pastikan anak minum cukup air setiap hari untuk mencegah dehidrasi. Selain air putih, anak juga dapat mengonsumsi jus buah segar, sup, atau kaldu yang mengandung cairan.

5. Konsultasi dengan Dokter Anak

Jika kondisi anak tidak membaik atau disertai gejala yang serius, segera konsultasikan ke dokter anak. Dokter anak dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab BAB berdarah dan memberikan penanganan yang tepat. Jangan ragu untuk bertanya dan mendiskusikan kondisi anak dengan dokter anak.

Dalam mengatasi BAB berdarah pada anak, peran orang tua sangat penting. Selain memberikan perawatan di rumah, penting juga untuk mengajarkan anak tentang pentingnya pola makan dan kebersihan yang baik. Dengan perawatan yang tepat dan penanganan yang tepat, BAB berdarah pada anak dapat diatasi dan mencegah komplikasi yang lebih serius.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com