4 Info Nutrisi yang Keliru dan Telanjur Dipercaya
Di masa tumbuh kembangnya, anak akan membutuhkan asupan nutrisi. Namun Bunda perlu mewaspadai adanya info nutrisi yang keliru beredar di masyarakat berikut ini!
Dalam artikel ini, kita akan membahas empat info nutrisi yang sering keliru dipercaya oleh masyarakat. Mari kita simak satu per satu!
1. Makanan yang Digoreng tidak Sehat
Apakah Bunda pernah mendengar larangan memberikan si Kecil makanan yang digoreng? Sebenarnya, nasihat ini tidak sepenuhnya benar. Menurut Jasly Ko, ahli gizi dari KK Women’s and Children’s Hospital, selama Bunda menggunakan minyak sehat, seperti minyak zaitun atau minyak jagung, sajian gorengan bisa saja masuk dalam daftar makanan sehat untuk anak. Tentu saja, penting untuk menggoreng dengan minyak yang digunakan secara bijak dan tidak berlebihan.
2. Si Kecil Harus Makan Nasi Saat Makan Berat
Memang banyak orang yang beranggapan bahwa seseorang belum dianggap makan apabila belum mengonsumsi nasi. Alasannya, nasi mengandung Karbohidrat yang dibutuhkan tubuh untuk menyuplai energi saat beraktivitas. Padahal, sumber Karbohidrat bagi si Kecil tak hanya nasi. Bunda juga bisa memberikan si Kecil sumber Karbohidrat lain, seperti pasta, mi, kentang, labu, dan jagung. Oleh sebab itu, jika si Kecil tidak mau atau bosan makan nasi, Bunda bisa mengakalinya dengan memasak pasta, mi goreng, sup jagung, dan lainnya.
3. Nutrisi dari Jus Setara dengan Buah Potong
Bu, saya juga pernah mendengar bahwa nutrisi yang ada pada jus sama dengan buah potong. Tidak ingin salah persepsi, akhirnya saya menanyakan hal ini ke dokter anak si Kecil dan barulah saya mengerti bahwa buah potong memiliki nutrisi lebih tinggi dibandingkan jus buah. Sebagai contoh, satu buah apel mengandung 4,4 gram Serat dan ketika di jus akan berkurang menjadi 0,5 gram. Penurunan yang cukup signifikan, bukan? Oleh sebab itu, sebaiknya Bunda beri si Kecil potongan buah agar nutrisinya tercukupi.
4. Hindari Penyedap pada Makanan si Kecil
Saya juga sering mendapat nasihat bahwa makanan si Kecil tidak boleh diberikan penyedap apapun. Alasannya, agar si Kecil mengenal rasa asli makanan. Nah, hal ini mungkin berlaku bagi anak usia kurang dari satu tahun atau yang baru memulai masa MPASI. Namun, memasuki usia 1 tahun, Bunda dianjurkan untuk mulai melatih indera pengecap si Kecil dengan memperkaya varian rasa yang dikenal. Hal ini bisa dilakukan dengan mencampurkan bawang, garam, dan bumbu aromatik lainnya pada makanan si Kecil. Menurut ahli gizi, mengenalkan aneka rasa seperti pahit, manis, asam, dan asin perlu dilakukan untuk meningkatkan selera makannya.
Dalam memilih makanan untuk si Kecil, Bunda perlu berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh oleh info nutrisi yang keliru. Konsultasikanlah dengan ahli gizi atau dokter anak untuk mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan si Kecil. Jangan ragu untuk mencari sumber informasi yang terpercaya dan melakukan riset sendiri mengenai topik nutrisi anak. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Bunda dalam memberikan asupan nutrisi yang sehat untuk si Kecil.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com