Si Kecil Suka Berteriak, Kenapa ya?
Pernahkah Anda mengalami keadaan di mana si Kecil suka berteriak ketika berada di tempat umum? Jika iya, Anda mungkin mengalami kejadian yang mirip dengan yang saya alami beberapa waktu lalu. Saat itu, saya sedang berjalan-jalan dengan adik saya dan anak pertamanya yang baru berusia 2 tahun. Tiba-tiba saja si Kecil berteriak dan berlari ke arah tempat bermain yang disediakan oleh mal tersebut. Tentu saja, saya merasa kaget dengan kejadian tersebut. Namun, saya mencoba memaklumi karena si Kecil masih anak-anak.
Ketika adik saya bercerita tentang kekhawatirannya terhadap kebiasaan si Kecil yang suka berteriak, saya memberikan beberapa informasi mengenai mengapa anak usia 1-3 tahun cenderung suka berteriak. Berikut beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebabnya:
1. Baru mengetahui seperti apa suaranya
Pada usia tersebut, anak mulai menyadari betapa kerasnya suara yang bisa dihasilkan saat berteriak. Kebiasaan baru ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk eksplorasi si Kecil terhadap suaranya sendiri.
2. Cara unik untuk berkomunikasi
Pada usia 10 bulan, kebanyakan anak masih dalam tahap mengoceh dan belum sepenuhnya tahu bagaimana menyampaikan keinginannya kepada orang lain. Kebiasaan berteriak seringkali menjadi tanda bahwa si Kecil ingin menyampaikan keinginannya kepada Anda atau merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekitarnya.
3. Trik untuk menarik perhatian
Seiring dengan bertambahnya lingkungan sosial si Kecil, ia mungkin merasa tersaingi oleh anak-anak lain yang lebih diperhatikan oleh orang dewasa. Oleh karena itu, si Kecil cenderung suka berteriak agar mendapatkan perhatian dari orang lain.
Meskipun kebiasaan si Kecil suka berteriak ini mungkin terdengar mengganggu, Anda dapat mencoba beberapa tips berikut untuk mengurangi kebiasaan tersebut:
1. Ciptakan suasana tenang
Kebiasaan berteriak si Kecil seringkali dipicu oleh suara-suara bising di sekitarnya, seperti volume TV yang terlalu besar atau suara Anda yang memiliki intonasi tinggi. Cobalah untuk membiasakan berbicara dengan nada yang lembut agar si Kecil terbiasa dan mengurangi kebiasaan berteriaknya.
2. Alihkan perhatiannya
Saat si Kecil sedang senang-senangnya berteriak, Anda dapat mengajaknya bermain. Misalnya, ajak si Kecil bermain lomba berbisik, di mana ia harus berbicara dengan suara pelan dalam jangka waktu tertentu. Jika si Kecil berhasil menyelesaikan permainan ini, pujilah ia dengan kata-kata positif agar ia semakin termotivasi.
3. Jelaskan mengenai tempat di mana ia berada
Jika si Kecil sering berteriak saat berada di tempat umum, Anda dapat memberikan penjelasan kepadanya. Misalnya, Anda dapat mengatakan, “Sayang, kita sedang berada di rumah sakit. Di sini, kita harus menjaga ketenangan agar pasien lain bisa istirahat.” Penjelasan ini dapat membantu si Kecil memahami situasi yang sedang terjadi.
Penerapan tips-tips di atas membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, tetaplah yakin dan berikan si Kecil semangat untuk terus belajar mengatur emosinya. Ingatlah bahwa kebiasaan berteriak pada anak usia 1-3 tahun merupakan hal yang wajar dan merupakan bagian dari perkembangan mereka.
Selain itu, penting bagi Anda sebagai orang tua untuk selalu memberikan perhatian dan mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh si Kecil. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting dalam membantu si Kecil mengungkapkan keinginannya dengan cara yang lebih baik.
Melalui pemahaman dan pengaturan yang tepat, Anda dapat membantu si Kecil mengurangi kebiasaan berteriaknya dan mengajarkan cara yang lebih baik untuk berkomunikasi. Selamat mencoba!
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com