Si Kecil Mengisap Jempol, Perlukah Dikhawatirkan?
Anak-anak yang lucu dan menggemaskan tumbuh dengan sehat adalah anugerah yang sangat berharga bagi orang tua. Lihat mereka bermain, tertawa, dan menggemaskan dengan ulah mereka yang khas tentu membuat ibu dan keluarga tersenyum bahagia. Namun, ada satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh anak-anak, yaitu mengisap jempol. Pertanyaannya, apakah kebiasaan ini perlu dikhawatirkan?
Mengisap jempol adalah salah satu kebiasaan yang umum dilakukan oleh anak-anak, bahkan bisa dimulai sejak mereka masih dalam kandungan. Kebiasaan ini memberikan rasa nyaman dan tenang bagi anak-anak, terutama saat mereka bosan, lelah, atau cemas. Sebagian besar anak akan berhenti mengisap jempol saat usia mereka mencapai 2-4 tahun. Namun, apakah ibu perlu khawatir jika anak terus melakukannya?
Menurut Mary Hayes dari American Academy of Pediatric Dentistry, pada usia 2-4 tahun, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan untuk mengatasi sesuatu, termasuk mengisap jempol atau jari lainnya, seperti perkembangan bahasa mereka. Namun, ada beberapa anak yang sulit menghilangkan kebiasaan mengisap jempolnya. Ketika anak mengisap jempol, tekanan yang terjadi pada rahang atas dan jaringan lunak di langit-langit mulut dapat menyebabkan penyempitan rahang atas dan pertumbuhan gigi yang tidak seimbang. Hal ini dapat memengaruhi struktur mulut dan rahang anak ketika mereka tumbuh dewasa.
Tidak perlu khawatir, ada beberapa cara yang bisa ibu coba untuk membantu anak berhenti mengisap jempolnya:
1. Tidak perlu terlalu memperhatikan kebiasaan tersebut. Dalam beberapa kasus, dengan tidak memperhatikan anak saat mereka mengisap jempol, bisa membuat mereka berhenti melakukannya, terutama jika mereka melakukannya untuk mendapatkan perhatian dari ibu.
2. Gunakan pendekatan yang positif. Misalnya, berikan pujian atau hadiah kecil seperti membacakan dua cerita sebelum tidur atau mengajak anak berjalan-jalan ke taman saat mereka tidak mengisap jempol. Bunda juga bisa menggunakan stiker lucu pada kalender untuk mencatat setiap kali anak berhasil menghindari kebiasaan mengisap jempolnya.
3. Mengetahui penyebab mengisap jempol. Jika anak melakukannya saat sedang sedih atau tertekan, ibu bisa memberikan kenyamanan dengan memeluknya atau memberikan boneka kecil yang ia suka.
4. Mengingatkan anak dengan lembut. Tidak perlu marah atau mengkritik anak. Untuk menghindari rasa malu di depan orang banyak saat anak mengisap jempol, ibu bisa menghentikannya dengan cara yang lucu, misalnya dengan melambaikan tangan atau bersiul.
Kebiasaan mengisap jempol pada anak di bawah usia 4 tahun umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika anak tetap melakukannya secara terus-menerus dan dalam waktu yang lama setelah usia 4-5 tahun, hal ini dapat menyebabkan masalah pada pertumbuhan gigi atau gangguan bicara. Jika ibu masih merasa khawatir dengan dampak negatif mengisap jempol pada pertumbuhan gigi anak di masa depan, ibu bisa berkonsultasi dengan dokter gigi anak untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.
Mengisap jempol adalah kebiasaan yang umum dilakukan oleh anak-anak. Jika anak tetap melakukannya setelah usia tertentu dan dalam waktu yang lama, ibu perlu melakukan tindakan untuk membantu anak berhenti mengisap jempolnya. Dengan pendekatan yang positif dan penuh pengertian, ibu dapat membantu anak mengatasi kebiasaan ini dan memastikan pertumbuhan gigi dan struktur mulut anak tetap sehat.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com