10 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi yang Harus Diwaspadai
Bayi yang baru lahir memiliki kulit yang sangat sensitif. Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap berbagai macam penyakit kulit yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan membuat mereka rewel. Oleh karena itu, penting bagi para ibu untuk mengetahui jenis-jenis penyakit kulit pada bayi yang harus diwaspadai agar bisa mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
1. Eksim
Eksim adalah salah satu jenis penyakit kulit yang sering dialami oleh bayi. Penyakit ini ditandai dengan kulit yang terasa gatal, merah, iritasi, dan kering. Permukaan kulit yang terkena eksim juga terasa kasar. Bayi yang mengalami eksim akan sering menggaruk kulitnya karena rasa gatal yang tidak tertahankan.
Meskipun eksim tidak bisa disembuhkan secara total, ibu bisa melakukan tindakan pencegahan yang dapat mengurangi gejala eksim pada bayi. Salah satunya adalah dengan mengoleskan krim pelembab pada kulit bayi untuk mencegah kulitnya menjadi kering dan gatal. Selain itu, ibu juga perlu menghindari faktor pemicu yang bisa memicu timbulnya eksim pada bayi.
2. Ruam Popok
Ruam popok adalah salah satu penyakit kulit yang umum terjadi pada bayi. Penyakit ini disebabkan oleh iritasi yang disebabkan oleh penggunaan popok yang tidak tepat atau jarang diganti. Ruam popok bisa menyebabkan kulit bayi menjadi iritasi dan gatal di area bokongnya.
Untuk mencegah munculnya ruam popok, ibu perlu menjaga kebersihan area bokong bayi dengan mengganti popok secara teratur dan menjaga agar area tersebut tetap kering. Hindari juga penggunaan popok yang terlalu ketat karena dapat memperburuk iritasi pada kulit bayi.
3. Biang Keringat
Biang keringat adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh penyumbatan kelenjar keringat pada bayi. Akibatnya, keringat terperangkap di bawah permukaan kulit dan menyebabkan munculnya bercak atau bintik-bintik kecil berwarna merah. Bintik-bintik ini biasanya muncul di wajah atau leher bayi dan bisa disertai dengan rasa gatal.
Untuk mencegah munculnya biang keringat, ibu perlu menjaga suhu ruangan agar tidak terlalu panas. Selain itu, hindari juga penggunaan pakaian yang terlalu tebal dan ketat pada bayi. Pastikan juga bayi tetap terhidrasi dengan baik dan jangan biarkan mereka terlalu berkeringat.
4. Cacar Air
Cacar air adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella Zoster. Penyakit ini bisa menimbulkan ruam berisi cairan yang bisa melepuh dan pecah. Meskipun umumnya cacar air sembuh dengan sendirinya, tetap penting bagi ibu untuk membawa bayi melakukan imunisasi agar kekebalan tubuhnya terhadap virus tersebut terbentuk.
Imunisasi cacar air biasanya diberikan pada bayi sejak usia 12-18 bulan. Selain itu, ibu juga perlu menjaga kebersihan bayi dan menjauhkannya dari orang yang menderita cacar air agar tidak terjadi penularan.
5. Biduran
Biduran adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya bercak atau benjolan berwarna merah pada kulit bayi. Infeksi, gigitan serangga, atau bersentuhan dengan alergen bisa menjadi penyebab biduran pada bayi. Biduran biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa waktu.
Namun, untuk mencegah munculnya biduran pada bayi, ibu perlu menjaga kebersihan bayi dan menghindari faktor pemicu seperti serangga atau alergen yang bisa menyebabkan biduran.
6. Campak
Campak adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya ruam pada kulit bayi yang disertai dengan demam. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dalam keluarga Paramyxovirus. Meskipun campak bisa sembuh dengan sendirinya, tetap penting bagi ibu untuk membawa bayi melakukan imunisasi agar kekebalan tubuhnya terhadap virus tersebut terbentuk.
Imunisasi campak biasanya diberikan pada bayi pada usia 9 bulan. Imunisasi ini merupakan imunisasi dasar yang sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit campak.
7. Impetigo
Impetigo adalah penyakit kulit yang dapat menular dan disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus. Penyakit ini ditandai dengan munculnya luka merah pada wajah bayi, terutama di sekitar hidung dan mulut. Impetigo bisa menyebar melalui kontak langsung dengan luka atau benda yang terkontaminasi.
Untuk mencegah penyebaran impetigo, ibu perlu menjaga kebersihan bayi dan menghindari penggunaan barang-barang yang sama dengan bayi yang terinfeksi. Hindari juga menggaruk atau memencet luka impetigo agar tidak semakin parah.
8. Milia
Milia adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna putih di sekitar wajah bayi. Penyakit ini terjadi karena sel-sel kulit mati terperangkap di dalam permukaan kulit. Milia biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.
Untuk mencegah munculnya milia, ibu perlu menjaga kebersihan kulit bayi dan menghindari penggunaan produk perawatan kulit yang terlalu berat atau berminyak.
9. Hemangioma
Hemangioma adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan berwarna merah cerah di tubuh bayi. Hemangioma biasanya hilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan bayi.
Meskipun hemangioma tidak berbahaya, tetap penting bagi ibu untuk memantau perkembangan benjolan tersebut dan berkonsultasi dengan dokter jika ada perubahan yang mencurigakan.
10. Cradle Cap
Cradle cap adalah kondisi kulit kepala bayi yang ditandai dengan munculnya kerak atau sisik pada kulit kepala. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi yang berusia beberapa bulan pertama. Cradle cap biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Untuk mencegah munculnya cradle cap, ibu perlu menjaga kebersihan kulit kepala bayi dan menghindari penggunaan produk perawatan yang bisa membuat kulit kepala bayi menjadi lebih berminyak.
Itulah beberapa jenis penyakit kulit yang sering dialami oleh bayi dan langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan oleh ibu. Penting bagi ibu untuk selalu memperhatikan kebersihan dan kesehatan bayi agar terhindar dari penyakit kulit yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Jika bayi mengalami masalah kulit yang tidak kunjung sembuh atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com