Apa itu Kurikulum Prototipe?
Kurikulum prototipe adalah salah satu opsi metode pembelajaran yang diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang bertujuan mendukung pemulihan proses pembelajaran dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning. Tujuan dari kurikulum prototipe ini adalah untuk mendukung pengembangan karakter anak sesuai dengan profil pelajar pancasila.
Dalam kurikulum prototipe, setiap sekolah diberikan keleluasaan untuk memberikan para siswanya proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih bermakna dan siswa dapat belajar melalui pengalaman atau experiential learning.
Salah satu kelebihan dari kurikulum prototipe adalah memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam menentukan materi pembelajaran yang esensial dan berorientasi pada kebutuhan serta penguatan karakter siswa. Guru tidak lagi diburu oleh target materi pembelajaran yang padat, sehingga waktu belajar anak juga tidak terlalu padat. Para guru juga memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi potensi siswa siswinya melalui beragam inovasi pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek dianggap sangat penting dalam pengembangan karakter siswa karena mereka dapat belajar lewat pengalaman atau experiential learning. Dalam kurikulum prototipe, siswa juga diajak untuk belajar tentang kepedulian terhadap lingkungan melalui kegiatan menanam tumbuhan, sehingga mereka juga belajar tentang pentingnya kerjasama. Dalam satu proyek, siswa dapat belajar beberapa materi dan mungkin saja lintas pelajaran. Selain itu, siswa juga akan belajar langsung tentang bertoleransi, saling menjaga, dan nilai-nilai Pancasila lainnya.
Kurikulum prototipe ini memberikan ruang kepada siswa untuk berkreasi dan mengembangkan potensi belajar mereka. Hal ini bertujuan agar siswa merasa menemukan makna dari proses pembelajaran dan dapat memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri maupun berkelompok. Dengan demikian, kurikulum prototipe ini akan mengembangkan baik sisi akademik maupun nonakademik siswa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menerapkan kurikulum prototipe di sekitar 2.500 sekolah yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak tahun 2021. Namun, mulai tahun 2022, sekolah-sekolah yang tidak termasuk dalam sekolah penggerak juga diberikan pilihan untuk menerapkan kurikulum ini dalam proses belajar mereka.
Supriyatno, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, menjelaskan bahwa tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan kurikulum prototipe ini. Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum ini secara sukarela tanpa adanya seleksi. Pendaftaran dan pendataan dilakukan untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah yang ingin menerapkan kurikulum prototipe ini dapat terdata dengan baik.
Pada tahun 2024, Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran. Saat ini, pilihan kurikulum yang dapat digunakan adalah kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Keputusan mengenai kurikulum nasional ini akan mempertimbangkan keunggulan dan efektivitas dari setiap kurikulum yang ada.
Kelebihan Kurikulum Prototipe
Kurikulum prototipe memiliki beberapa kelebihan yang dapat memberikan manfaat baik bagi siswa maupun guru. Salah satu kelebihannya adalah memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam menentukan materi pembelajaran yang esensial dan berorientasi pada kebutuhan serta penguatan karakter siswa. Dengan demikian, guru tidak lagi diburu oleh target materi pembelajaran yang padat sehingga waktu belajar anak juga tidak terlalu padat.
Selain itu, kurikulum prototipe juga menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning. Hal ini membuat metode pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan didukung oleh situasi belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa. Para guru memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi potensi siswa siswinya melalui beragam inovasi pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek dianggap sangat penting dalam pengembangan karakter siswa karena siswa dapat belajar lewat pengalaman atau experiential learning. Dalam kurikulum prototipe, siswa diajak untuk belajar tentang kepedulian terhadap lingkungan melalui kegiatan menanam tumbuhan. Melalui kegiatan ini, siswa juga belajar tentang pentingnya kerjasama. Dalam satu proyek, siswa dapat belajar beberapa materi dan mungkin saja lintas pelajaran. Selain itu, siswa juga akan belajar langsung tentang bertoleransi, saling menjaga, dan nilai-nilai Pancasila lainnya.
Kurikulum prototipe ini memberikan ruang kepada siswa untuk berkreasi dan mengembangkan potensi belajar mereka. Hal ini bertujuan agar siswa merasa menemukan makna dari proses pembelajaran dan dapat memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri maupun berkelompok. Dengan demikian, kurikulum prototipe ini akan mengembangkan baik sisi akademik maupun nonakademik siswa.
Kurikulum prototipe juga memberikan manfaat bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan adanya keleluasaan dalam menentukan materi pembelajaran yang esensial, guru dapat fokus pada pemberian materi yang benar-benar diperlukan dan relevan. Hal ini akan membantu guru dalam menyampaikan materi dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, kurikulum prototipe juga memberikan kesempatan bagi guru untuk mengeksplorasi potensi siswa siswinya melalui beragam inovasi pembelajaran. Para guru dapat menciptakan proyek-proyek pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dalam proses pembelajaran tersebut, siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan aktif.
Melalui kurikulum prototipe, guru juga dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam proses pembelajaran berbasis proyek, siswa diajak untuk berpikir secara kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Mereka juga diajak untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mencari solusi yang terbaik.
Kurikulum prototipe juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial dan kepemimpinan mereka. Dalam proses pembelajaran berbasis proyek, siswa diajak untuk bekerja sama dalam kelompok dan menghadapi tantangan bersama-sama. Melalui kegiatan ini, siswa belajar tentang pentingnya kerjasama, saling menghargai, dan saling membantu.
Selain itu, kurikulum prototipe juga mengacu pada nilai-nilai Pelajar Pancasila. Dalam proses pembelajaran, siswa akan diajak untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menjadi pribadi yang berkarakter dan memiliki sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh kurikulum prototipe, diharapkan proses pembelajaran di sekolah dapat menjadi lebih bermakna dan siswa dapat mengembangkan potensi belajar mereka dengan baik. Para siswa akan lebih aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai pun lebih optimal.
Penerapan Kurikulum Prototipe di Sekolah
Saat ini, kurikulum prototipe telah diterapkan di sekitar 2.500 sekolah yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak tahun 2021. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Dalam program Sekolah Penggerak, sekolah-sekolah yang terpilih akan mendapatkan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam melaksanakan kurikulum prototipe. Bantuan yang diberikan antara lain berupa pelatihan untuk guru-guru dalam mengimplementasikan kurikulum prototipe, pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum prototipe, dan pengawasan dari pihak Kemendikbudristek dalam pelaksanaan kurikulum prototipe.
Namun, mulai tahun 2022, sekolah-sekolah yang tidak termasuk dalam sekolah penggerak juga diberikan pilihan untuk menerapkan kurikulum prototipe ini dalam proses belajar mereka. Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan kurikulum prototipe ini. Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum ini secara sukarela tanpa adanya seleksi. Pendaftaran dan pendataan dilakukan untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah yang ingin menerapkan kurikulum prototipe ini dapat terdata dengan baik.
Pada tahun 2024, Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran. Keputusan ini akan mempertimbangkan keunggulan dan efektivitas dari setiap kurikulum yang ada, termasuk kurikulum prototipe.
Kesimpulan
Kurikulum prototipe adalah salah satu opsi metode pembelajaran yang diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang bertujuan mendukung pemulihan proses pembelajaran dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning. Tujuan dari kurikulum prototipe ini adalah untuk mendukung pengembangan karakter anak sesuai dengan profil pelajar pancasila.
Kurikulum prototipe memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam menentukan materi pembelajaran yang esensial dan berorientasi pada kebutuhan serta penguatan karakter siswa. Para guru memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi potensi siswa siswinya melalui beragam inovasi pembelajaran. Selain itu, siswa juga diajak untuk belajar melalui pengalaman atau experiential learning.
Penerapan kurikulum prototipe saat ini telah dilakukan di sekitar 2.500 sekolah yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak tahun 2021. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Namun, mulai tahun 2022, sekolah-sekolah yang tidak termasuk dalam sekolah penggerak juga diberikan pilihan untuk menerapkan kurikulum prototipe ini dalam proses belajar mereka.
Keputusan mengenai kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran akan ditetapkan pada tahun 2024. Keputusan ini akan mempertimbangkan keunggulan dan efektivitas dari setiap kurikulum yang ada, termasuk kurikulum prototipe. Dengan penerapan kurikulum prototipe, diharapkan proses pembelajaran di sekolah dapat menjadi lebih bermakna dan siswa dapat mengembangkan potensi belajar mereka dengan baik.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com