Dear Suami, Ini, Lho, yang Istri Harapkan Ketika Dirinya Sedang Marah


Buat suami alias Bapack-Bapack yang selalu bertanya-tanya saat istri lagi marah, “Maunya apa, sih?” “Tebak, dong, maunya apa!” Hahaha, becanda! Jangan sampai habis baca artikel ini bapack-bapack malah makin tersesat karena nggak nemu jawaban. Memang, seringnya, kalau lagi marah, suami mesti jadi cenayang, mind reader, apa lagi? Pokonya pikiran, tuh, jadi penuh teka-teki, “Sebenarnya maunya apa, sih?” Belum tentu juga pada ngeh salahnya apa ketika istri lagi marah, ada yang justru bahkan nggak sadar kalau istrinya lagi marah. Fyuh! Nah, silakan dibaca dengan seksama, ya, Pak. Ini yang istri harapkan ketika sedang marah.

Tanya diri sendiri salahnya apa dan di mana

Absurd banget, memang, nih! Ada istri yang tipenya mencak-mencak tapi jelas marahnya kenapa, maunya apa. Ada juga istri yang dari awal udah marah-marah, tapi suami terus-terusan nggak bisa mengerti hal apa yang bikin dia marah. Mungkin istrinya sudah kepalang lelah menjelaskan, lalu memilih diam. Dengan berat hati, Bapak mesti tanya sama diri sendiri salahnya apa dan di mana.

Dikasih waktu

(Baca: sudah, deh, Pak, terserah dia mau ngapain!) Kalau lagi penat, kadang, nih, daripada di rumah nggak bisa tahan untuk nggak marah-marah, ada kalanya istri memilih keluar rumah sebentar, dinginin kepala, supaya ketika pulang nanti, mood-nya lebih enak buat meladeni orang rumah.

Ditanya

Beda orang, beda keinginan, Pak. Di sini, sih, seharusnya suami sudah tahu betul istrinya tipe yang mana, yang mau atau yang ogah ditanya. Ada kalanya mereka diam sepanjang hari karena menunggu suami maju duluan, membujuk istri dengan bertanya baik-baik, “Kamu kenapa? Aku salah apa?” Ya, kalau sudah tahu salahnya apa, coba ganti pertanyaan dengan, “Aku harusnya nggak begitu, ya? Maksudku, tuh, begini…”

Mengambil tindakan yang kompak

Biasanya terjadi saat istri marah di depan anak, ketika anak melakukan sesuatu yang dilarang. Di sini istri butuh kekompakan, alias, ya kalau ibunya marah, ayahnya jangan lalu malah bertindak sebaliknya, ngebelain anak. Atau lebih parah, menyalahkan ibunya yang marah-marah terus. Selain memicu pertengkaran, tidak baik juga bila anak melihat kedua orangtuanya tidak kompak. Yang satu bilang boleh, satu bilang enggak. Yang satu marah, satunya lagi malah membela. Tentu, semua ini perlu proses dan sebagai orangtua, sudah seharusnya on the same page dalam hal pengasuhan.

Baca juga: Kenali 4 Tanda Bahaya Pasangan Terlalu Mengontrol dan Cara Menghadapinya

Tidak ditolak mentah-mentah

Ada kalanya, istri meminta sesuatu sama suami, tetapi yang didapat hanya, “Engga ah”, “Buat apaan, sih?”, “Jangan aneh-aneh, deh!”. Mending kalau dijawab, ada juga yang tidak menjawab sama sekali. Hal ini berlaku dalam banyak hal, ya, termasuk ketika ingin bermesraan. Apapun itu, yang namanya ignorance paling cepat bisa merusak mood seseorang. Bisa saja di balik pertanyaan yang disampaikan, ada kegalauan besar, bahkan butuh waktu lama buat akhirnya diungkapkan. Sudah susah-susah nanya, eh, malah dijawab begitu. Wajar, dong, ia marah?

Keep trying

Ingat, kan, saat dulu mengejar-ngejar istri sampai akhirnya ia mau jadi pacar bahkan menikah, ada kalanya ia merindukan masa-masa itu. Bukan kepingin dikejar-kejar terus, ya, tetapi ia rindu melihat kegigihan suaminya untuk terus mencoba berbagai cara, supaya dia nggak marah lagi.

Baca Juga:  Pentingnya Asupan Serat Untuk si Kecil

Tidak pergi

Seberapa emosinya seseorang, tetap saja tidak ada yang mau ditinggal pergi (pergi yang lama, lho, ya, sampai berkemas). Ketika seseorang marah, hatinya dipenuhi oleh berbagai pikiran, tetapi tindakan pasangan untuk “kabur” akan menjadi pilihan yang buruk. Kecuali, bila suami memberikan penjelasan terkait kepergiannya yang bersifat sementara, misalnya ketika sudah harus berangkat kerja atau sudah harus pergi karena ditunggu oleh hal yang bersifat mendesak. Pastikan suami juga memberikan kesempatan untuk membahas pertengkaran tersebut sesudahnya, “Aku sudah harus pergi, nanti kita bicarakan lagi baik-baik, ya.” Jangan lupa, pesan “I love you” di akhir kalimat itu efeknya besar, lho. Termasuk meredam emosi, mengurangi rasa kecewa, dan yang paling penting, menjaga kepercayaan (trust).

Seharusnya, itu saja cukup, karena pada dasarnya, kita pasti sudah memahami karakter pasangan kita. Mungkin hal ini juga berlaku sebaliknya, yaitu keinginan suami ketika ia sedang marah dengan kita, Bunda. Intinya, kita semua berhak untuk marah demi memvalidasi perasaan kita masing-masing. Namun, harapan kita ketika sedang marah akan jauh, jauuh, lebih baik bila kita sampaikan, tanpa membiarkan pasangan kesulitan dan penuh pertanyaan.

Bagaimana, ada yang mau menambahkan?

Baca juga: 60 Tanda Anda Menjalani Hubungan yang Tidak Setara

Pertengkaran dalam pernikahan adalah hal yang wajar terjadi. Setiap pasangan pasti pernah mengalami pertengkaran dan konflik dalam hubungan mereka. Namun, penting bagi suami untuk memahami apa yang istri harapkan ketika sedang marah. Ketika istri marah, bukan berarti ia menginginkan suami menjadi cenayang atau mind reader yang bisa langsung tahu apa yang ia inginkan. Istri hanya ingin suami bisa memahami perasaannya, dan berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan bijaksana.

Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh suami ketika istri marah adalah dengan menanyakan kepada diri sendiri apa yang telah dilakukan salah dan di mana letak kesalahan tersebut. Suami perlu introspeksi diri dan mencoba memahami perspektif istri. Dengan melakukan hal ini, suami bisa lebih mudah mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Selain itu, suami juga perlu memberikan istri waktu untuk meredakan emosinya. Kadang-kadang istri memilih untuk keluar rumah sejenak untuk menenangkan pikirannya sebelum kembali menghadapi suami dan keluarga. Suami perlu menghormati kebutuhan istri ini dan memberikan ruang untuk istri menenangkan diri.

Tidak hanya itu, suami juga perlu bertanya kepada istri apa yang ia inginkan dan bagaimana ia ingin masalah tersebut diatasi. Setiap orang memiliki keinginan yang berbeda, dan suami perlu mengerti tipe istri yang mana yang ingin ditanya dan diajak berdiskusi, serta tipe istri yang lebih suka diam dan merenung sendiri. Dengan bertanya kepada istri, suami bisa lebih memahami perasaan istri dan mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Ketika istri marah di depan anak, penting bagi suami untuk tetap kompak dengan istri. Suami tidak boleh mengambil sikap yang bertentangan dengan istri atau malah mendukung perilaku yang salah dari anak. Ini bisa memicu pertengkaran yang lebih besar dan tidak sehat. Suami harus berusaha untuk menciptakan kekompakan di antara mereka berdua dan berusaha untuk selalu berada di halaman yang sama dalam hal pengasuhan anak.

Baca Juga:  Bayi Sering Muntah, Kapan Harus Dibawa ke Dokter?

Selain itu, suami juga perlu menghindari menolak permintaan istri secara mentah-mentah. Ketika istri meminta sesuatu, suami sebaiknya tidak langsung menolak atau mengabaikannya. Ketidaksabaran dan ketidakpedulian suami bisa membuat istri semakin marah. Suami perlu mendengarkan dan mencoba memahami apa yang istri inginkan. Mungkin di balik permintaan tersebut ada kegalauan yang lebih dalam yang perlu diungkapkan. Suami perlu bersikap empati dan mencoba mencari solusi yang baik bagi kedua belah pihak.

Ingat, ketika suami dan istri berada dalam hubungan yang serius, mereka berkomitmen untuk saling mencoba dan terus berusaha untuk menjaga hubungan tersebut. Suami perlu terus mencoba berbagai cara untuk mengatasi masalah dan menyelesaikan pertengkaran. Suami tidak boleh menyerah begitu saja dan meninggalkan istri ketika sedang marah. Suami perlu terus berusaha untuk memperbaiki hubungan dan menunjukkan kegigihan dalam menghadapi masalah.

Penting juga bagi suami untuk tidak meninggalkan istri ketika sedang marah. Meskipun istri sedang marah dan emosi, suami tidak boleh meninggalkannya begitu saja. Meninggalkan istri dalam keadaan marah hanya akan membuat masalah semakin rumit. Suami perlu memberikan penjelasan terkait kepergiannya jika memang harus pergi, tetapi juga memberikan jaminan bahwa mereka akan membahas masalah tersebut dengan baik setelahnya. Pesan “I love you” di akhir kalimat juga bisa membantu meredakan emosi istri dan menjaga kepercayaan dalam hubungan.

Dalam sebuah hubungan pernikahan, penting bagi suami untuk memahami harapan istri ketika sedang marah. Suami perlu bertanya kepada diri sendiri apa yang telah dilakukan salah dan di mana letak kesalahan tersebut. Suami juga perlu memberikan waktu dan ruang untuk istri meredakan emosinya. Selain itu, suami perlu bertanya kepada istri apa yang ia inginkan dan bagaimana ia ingin masalah tersebut diatasi. Suami juga perlu tetap kompak dengan istri, menghindari menolak permintaan istri secara mentah-mentah, terus mencoba berbagai cara untuk mengatasi masalah, dan tidak meninggalkan istri ketika sedang marah. Dengan melakukan hal-hal ini, suami bisa membantu istri dalam menghadapi emosinya dan menjaga keharmonisan dalam hubungan pernikahan.

Pertengkaran dalam pernikahan adalah hal yang wajar terjadi. Setiap pasangan pasti pernah mengalami pertengkaran dan konflik dalam hubungan mereka. Namun, penting bagi suami untuk memahami apa yang istri harapkan ketika sedang marah. Ketika istri marah, bukan berarti ia menginginkan suami menjadi cenayang atau mind reader yang bisa langsung tahu apa yang ia inginkan. Istri hanya ingin suami bisa memahami perasaannya, dan berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan bijaksana.

Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh suami ketika istri marah adalah dengan menanyakan kepada diri sendiri apa yang telah dilakukan salah dan di mana letak kesalahan tersebut. Suami perlu introspeksi diri dan mencoba memahami perspektif istri. Dengan melakukan hal ini, suami bisa lebih mudah mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Selain itu, suami juga perlu memberikan istri waktu untuk meredakan emosinya. Kadang-kadang istri memilih untuk keluar rumah sejenak untuk menenangkan pikirannya sebelum kembali menghadapi suami dan keluarga. Suami perlu menghormati kebutuhan istri ini dan memberikan ruang untuk istri menenangkan diri.

Tidak hanya itu, suami juga perlu bertanya kepada istri apa yang ia inginkan dan bagaimana ia ingin masalah tersebut diatasi. Setiap orang memiliki keinginan yang berbeda, dan suami perlu mengerti tipe istri yang mana yang ingin ditanya dan diajak berdiskusi, serta tipe istri yang lebih suka diam dan merenung sendiri. Dengan bertanya kepada istri, suami bisa lebih memahami perasaan istri dan mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Baca Juga:  Zat Besi dan Zink: Perlu!

Ketika istri marah di depan anak, penting bagi suami untuk tetap kompak dengan istri. Suami tidak boleh mengambil sikap yang bertentangan dengan istri atau malah mendukung perilaku yang salah dari anak. Ini bisa memicu pertengkaran yang lebih besar dan tidak sehat. Suami harus berusaha untuk menciptakan kekompakan di antara mereka berdua dan berusaha untuk selalu berada di halaman yang sama dalam hal pengasuhan anak.

Selain itu, suami juga perlu menghindari menolak permintaan istri secara mentah-mentah. Ketika istri meminta sesuatu, suami sebaiknya tidak langsung menolak atau mengabaikannya. Ketidaksabaran dan ketidakpedulian suami bisa membuat istri semakin marah. Suami perlu mendengarkan dan mencoba memahami apa yang istri inginkan. Mungkin di balik permintaan tersebut ada kegalauan yang lebih dalam yang perlu diungkapkan. Suami perlu bersikap empati dan mencoba mencari solusi yang baik bagi kedua belah pihak.

Ingat, ketika suami dan istri berada dalam hubungan yang serius, mereka berkomitmen untuk saling mencoba dan terus berusaha untuk menjaga hubungan tersebut. Suami perlu terus mencoba berbagai cara untuk mengatasi masalah dan menyelesaikan pertengkaran. Suami tidak boleh menyerah begitu saja dan meninggalkan istri ketika sedang marah. Suami perlu terus berusaha untuk memperbaiki hubungan dan menunjukkan kegigihan dalam menghadapi masalah.

Penting juga bagi suami untuk tidak meninggalkan istri ketika sedang marah. Meskipun istri sedang marah dan emosi, suami tidak boleh meninggalkannya begitu saja. Meninggalkan istri dalam keadaan marah hanya akan membuat masalah semakin rumit. Suami perlu memberikan penjelasan terkait kepergiannya jika memang harus pergi, tetapi juga memberikan jaminan bahwa mereka akan membahas masalah tersebut dengan baik setelahnya. Pesan “I love you” di akhir kalimat juga bisa membantu meredakan emosi istri dan menjaga kepercayaan dalam hubungan.

Dalam sebuah hubungan pernikahan, penting bagi suami untuk memahami harapan istri ketika sedang marah. Suami perlu bertanya kepada diri sendiri apa yang telah dilakukan salah dan di mana letak kesalahan tersebut. Suami juga perlu memberikan waktu dan ruang untuk istri meredakan emosinya. Selain itu, suami perlu bertanya kepada istri apa yang ia inginkan dan bagaimana ia ingin masalah tersebut diatasi. Suami juga perlu tetap kompak dengan istri, menghindari menolak permintaan istri secara mentah-mentah, terus mencoba berbagai cara untuk mengatasi masalah, dan tidak meninggalkan istri ketika sedang marah. Dengan melakukan hal-hal ini, suami bisa membantu istri dalam menghadapi emosinya dan menjaga keharmonisan dalam hubungan pernikahan.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com