Hernia pada Bayi, Bagaimana Bisa Terjadi?

Hernia pada Bayi: Mengenal Jenis dan Penanganannya

Hernia pada bayi merupakan kondisi yang dapat terjadi sejak bayi baru lahir hingga beberapa bulan usianya. Hernia terjadi ketika ada bagian usus yang menonjol keluar dari otot-otot dinding perut yang lemah. Jenis hernia yang sering terjadi pada bayi adalah hernia umbilikalis dan hernia inguinalis. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih detail mengenai kedua jenis hernia tersebut serta bagaimana penanganannya.

Hernia Umbilikalis

Hernia umbilikalis, juga dikenal sebagai hernia pusar, terjadi ketika otot-otot dinding perut bayi tidak menutup secara sempurna setelah bayi lahir. Hal ini membuat tali pusat dapat masuk ke dalam celah tersebut dan menyebabkan terjadinya hernia. Gejala hernia umbilikalis pada bayi antara lain:

1. Terdapat tonjolan halus di bawah kulit pusar.
2. Tonjolan tersebut dapat didorong masuk kembali oleh dokter.
3. Tonjolan mudah terlihat saat bayi duduk atau berdiri tegak, atau saat otot-otot perut tegang saat melakukan aktivitas seperti menangis, batuk, atau mengejan saat buang air besar.
4. Hernia umbilikalis biasanya akan menutup dengan sendirinya sebelum bayi berusia satu tahun. Namun, jika hernia tidak menutup pada usia lima tahun, biasanya diperlukan operasi untuk menutupnya.

Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis adalah jenis hernia yang terjadi pada pangkal paha bayi. Pada bayi laki-laki, hernia ini terjadi karena testis yang berkembang dalam perut turun ke dalam skrotum melalui kanal inguinal. Setelah bayi lahir, kanal tersebut seharusnya menutup dan mencegah testis kembali ke dalam perut. Namun, jika kanal tersebut tidak menutup dengan sempurna, usus dapat masuk ke dalamnya melalui daerah lemah pada dinding perut bagian bawah, menyebabkan terjadinya hernia. Gejala hernia inguinalis pada bayi antara lain:

Baca Juga:  Ultah Gabungan: Yay or Nay?

1. Terdapat pembengkakan atau tonjolan pada pangkal paha atau skrotum yang terlihat saat bayi menangis atau tegang, dan mengecil saat bayi rileks.
2. Terdapat massa lunak yang biasanya tidak terasa lunak pada pangkal paha.
3. Hernia inguinalis harus segera dioperasi untuk menghindari risiko terjepitnya bagian usus yang menonjol. Operasi ini biasanya dilakukan jika hernia mengalami gejala yang parah atau terdapat komplikasi serius.

Penyebab Hernia pada Bayi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hernia pada bayi, antara lain:

1. Kelemahan otot atau jaringan: Hernia terjadi karena jaringan yang lemah membuat organ-organ internal, terutama usus, menonjol keluar.
2. Faktor genetik: Hernia umbilikalis dapat terjadi akibat faktor genetik. Jika salah satu dari orang tua bayi pernah mengalami hernia, maka ada kemungkinan bayi juga dapat mengalaminya.
3. Cacat bawaan: Beberapa bayi lahir dengan lubang pada otot perut atau kanal inguinal yang tidak dapat menutup dengan sempurna menjelang kelahiran.

Bahaya dan Komplikasi Hernia pada Bayi

Jika hernia tidak ditangani dengan baik, ada kemungkinan bagian usus yang menonjol terjepit dan tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga perut. Hal ini dapat menyebabkan bagian usus tersebut kehilangan suplai darah dan mengalami kerusakan. Beberapa gejala yang dapat terlihat jika hernia terjepit adalah:

1. Demam.
2. Muntah.
3. Benjolan berwarna kemerahan.
4. Bayi menangis kesakitan.

Jika bayi mengalami gejala-gejala ini, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penanganan Hernia pada Bayi

Untuk mengetahui dengan pasti apakah bayi mengalami hernia, diperlukan diagnosa dari dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah hernia dapat didorong kembali ke dalam rongga perut atau membutuhkan tindakan operasi. Jika hernia umbilikalis, umumnya hernia ini akan menutup dengan sendirinya saat bayi berusia satu atau dua tahun. Namun, jika hernia masih ada pada usia empat tahun, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter.

Baca Juga:  Penting: 6 Penyebab Sakit Punggung pada Ibu Hamil

Sementara itu, hernia inguinalis memerlukan tindakan operasi untuk mengembalikan benjolan ke dalam rongga perut dan memperkuat bagian-bagian yang lemah pada dinding perut. Operasi ini biasanya dilakukan jika hernia mengalami gejala yang parah atau terdapat komplikasi serius.

Pencegahan Hernia pada Bayi

Meskipun hernia pada bayi tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya hernia, antara lain:

1. Jaga kebersihan bayi dan hindari infeksi pada daerah pusar.
2. Hindari mengangkat bayi dengan cara yang salah, seperti menarik bayi dari satu tangan atau menarik bayi dengan menggunakan jari-jari.
3. Perhatikan postur saat menggendong bayi dan hindari posisi yang dapat memberikan tekanan berlebih pada perut bayi.

Kesimpulan

Hernia pada bayi adalah kondisi yang dapat terjadi sejak bayi baru lahir hingga beberapa bulan usianya. Hernia umbilikalis terjadi ketika otot-otot dinding perut bayi tidak menutup dengan sempurna setelah lahir, sedangkan hernia inguinalis terjadi karena kanal inguinal tidak menutup dengan sempurna. Jika bayi mengalami hernia, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Hindari mengangkat bayi dengan cara yang salah dan perhatikan postur saat menggendong bayi untuk mengurangi risiko terjadinya hernia.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com