Ketahui saatnya si Kecil siap Potty Training!
Potty Training (belajar menggunakan toilet) diberikan sejak dini seperti saat si kecil berusia 1–3 tahun. Beberapa perilaku ini juga bisa jadi patokan.
Pernahkah Bunda bertanya, kira-kira kapan ya si Kecil siap untuk bisa melakukan kegiatan kamar mandi seperti buang air kecil dan buang air besar secara mandiri? Menurut pendapat berbagai ahli perkembangan anak, agar Ia bisa melakukan kegiatan tersebut, maka sebaiknya kita memberikan Potty Training (belajar menggunakan toilet) semenjak dini, biasanya saat si Kecil berusia 1 – 3 tahun.
Tapi, kadang-kadang mengajarkan sesuatu hal yang baru kepada si Kecil itu tidak mudah ya, bu? Mereka seringkali rewel, dan menolak untuk diajarkan hal yang baru. Karena itulah, lagi-lagi kita harus ekstra sabar, Bu! Untuk mengajarkan sesuatu hal yang baru, seperti Potty Training, kita harus menunggu hingga si Kecil benar-benar siap. Dengan begitu, Ia pun bisa belajar dengan baik. Lalu, bagimana kita bisa tahu bahwa si Kecil sudah siap untuk menerima ilmu dan pelajaran baru? Jawabannya adalah; dengan melihat perilaku-perilaku yang dia tunjukkan. Sebagai contoh, berikut adalah beberapa perilaku yang bisa dijadikan patokan bahwa si Kecil sudah siap untuk diajarkan Potty Training. Yuk kita lihat sama-sama, Bu!
1. Mampu berjalan dan duduk dalam periode waktu yang cukup lama.
Saat si Kecil sudah mampu melakukan dua kegiatan ini, berarti secara fisik, badannya sudah cukup kuat. Dengan begitu, seharusnya Ia sudah siap secara fisik untuk melakukan kegiatan buang air besar serta kecil, tanpa harus dipapah. Meski begitu, jangan lupa untuk tetap mengawasinya ya, Bu!
2. Tertarik ingin mengetahui aktivitas kamar mandi anggota keluarga.
Pernahkah Bunda mengalami peristiwa dimana si Kecil tiba-tiba memaksa untuk ikut ke kamar mandi, padahal saat itu Bunda ingin mandi dan buang air? Jika pernah, maka itu adalah saat yang tepat untuk mengajarkannya sedikit seputar potty training. Risih memang membiarkannya melihat langsung cara kita buang air. Tapi, dengan membiarkannya melihat, kita pun secara tidak langsung memperkenalkannya dengan langkah-langkah tepat yang harus dilakukan saat akan buang air.
3. Lebih sedikit mengompol dari biasanya.
Saat si Kecil tidak mengompol di popoknya selama lebih dari dua jam, itu berarti fisiknya sudah memiliki kemampuan untuk mengatur kandung kemihnya agar dapat menyimpan air seni dengan baik. Karena itulah, pada masa ini si Kecil sudah siap untuk belajar poty training.
Namun, perlu diingat, Bu! Menurut Rose Welton, penulis perkembangan anak, kemampuan menahan kencing biasanya baru ditemui saat anak sudah berusia di atas 18 bulan. Jika Bunda menemukan hal tersebut terjadi saat anak berada di bawah usia 18 bulan, maka ada baiknya berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terlebih dahulu sebelum mengajaknya potty training.
4. Memberi tahukan kondisinya.
Anak yang siap belajar potty training akan memberi tahu Bunda jika dirinya mengompol. Ini berarti, saraf di saluran pencernaan si Kecil sudah cukup sensitif untuk mendeteksi terjadinya pembuangan. Apalagi, jika dia dapat memberi tahu sebelum mengompol yang berarti dirinya siap menahan diri sebelum sampai ke toilet.
Nah, jika tanda-tanda di atas sudah mulai diperlihatkan si Kecil, bukan berarti si Kecil sudah siap untuk melakukan atau belajar buang air tanpa pengawasan, Bu! Walaupun ada yang dapat melakukannya dalam hitungan hari, normal saja jika seorang anak butuh waktu berbulan-bulan untuk memahami cara buang air yang baik dan benar. Tetapi inilah indahnya menjadi orang tua ya, Bu? Soalnya, kita jadi punya kesempatan untuk membimbingnya agar tumbuh dan berkembang sebaik mungkin.
Selain tanda-tanda di atas, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat ingin memberikan Potty Training pada si Kecil. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Bunda lakukan:
1. Buat jadwal rutin untuk membawa si Kecil ke kamar mandi, misalnya setelah bangun tidur, sebelum tidur, atau setelah makan. Dengan melakukan ini, si Kecil akan terbiasa dengan ritme buang air yang teratur.
2. Berikan pujian dan reward saat si Kecil berhasil menggunakan toilet dengan benar. Hal ini akan membuatnya semakin termotivasi dan bersemangat untuk terus belajar.
3. Jelaskan dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti oleh si Kecil mengenai pentingnya menggunakan toilet. Berikan contoh-contoh yang menyenangkan untuk membuatnya lebih tertarik.
4. Gunakan toilet khusus untuk anak-anak yang memiliki ukuran yang lebih kecil dan menarik bagi si Kecil. Hal ini akan membuatnya merasa nyaman dan lebih termotivasi untuk menggunakan toilet.
5. Hindari menghukum atau marah pada si Kecil ketika ia melakukan kesalahan atau tidak berhasil menggunakan toilet dengan benar. Berikan dukungan dan bantuan untuk membantunya memahami dan berhasil dalam Potty Training.
6. Bersabarlah, Bu! Proses Potty Training membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan terlalu memaksakan si Kecil jika ia belum benar-benar siap. Berikan waktu dan dukungan yang cukup untuknya.
Dengan mengikuti tips-tips di atas dan mengamati tanda-tanda si Kecil, Bunda dapat memberikan Potty Training dengan lebih efektif dan menyenangkan. Ingatlah bahwa setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda, jadi tidak perlu khawatir jika si Kecil membutuhkan waktu lebih lama dalam belajar Potty Training. Yang terpenting adalah memberikan dukungan dan bimbingan yang cukup untuknya.
Selamat mencoba, Bu! Semoga si Kecil segera siap untuk menggunakan toilet dengan mandiri.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com