Salah satu pengeluaran rutin bagi pasangan yang telah menikah adalah memberikan uang bulanan untuk orang tua. Hal ini menjadi masalah yang sensitif dan rentan memicu pertengkaran antara suami dan istri. Oleh karena itu, sangat penting untuk menetapkan aturan yang jelas dalam hal ini.
Pertama-tama, kita harus melihat bahwa memberikan uang bulanan kepada orang tua adalah tanggung jawab kita sebagai anak. Terlebih lagi, generasi orang tua kita mungkin belum terlalu memahami pentingnya menyiapkan dana pensiun. Sehingga, banyak dari mereka yang akhirnya menjadi Sandwich Generation, yaitu generasi yang terjepit karena harus membiayai hidup diri sendiri, anak-anak, dan orang tua.
Ketika masih lajang dan sudah bekerja, memberikan uang kepada orang tua memang bisa dilakukan sesuai dengan keinginan kita. Tidak perlu ada kompromi dengan pasangan kita. Namun, setelah menikah, keputusan mengenai pengeluaran uang harus dibicarakan bersama-sama. Meskipun uang tersebut merupakan hasil kerja kita sendiri, bukan hasil kerja pasangan, namun kebutuhan rumah tangga dan anak harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Tidak boleh semuanya menjadi beban pasangan.
Apabila kondisi keuangan kita mencukupi atau bahkan berlebih, memberikan uang bulanan kepada orang tua bukanlah masalah. Terlebih lagi, jika orang tua menuntut jatah bulanan dengan nominal tertentu. Namun, hal ini bisa menjadi tricky bagi kita yang harus menyiasatinya. Tetapi, kita harus melihat bahwa memberikan uang bulanan kepada orang tua adalah bentuk bakti kita kepada mereka.
Hal yang terpenting dalam memberikan uang bulanan kepada orang tua adalah tidak bermain kucing-kucingan dengan pasangan. Apabila pasangan kita mengetahui hal tersebut, bisa jadi pertengkaran akan terjadi karena merasa dibohongi. Oleh karena itu, kita harus jujur dan terbuka kepada pasangan mengenai pengeluaran ini.
Berdasarkan pengalaman saya dan suami, kami mencoba menerapkan beberapa hal berikut ini terkait uang bulanan untuk orang tua dan mertua:
1. Komunikasikan dari awal
Komunikasi mengenai memberikan uang bulanan kepada orang tua harus dimulai sejak awal, bahkan sebelum menikah. Bukan hanya membicarakan tempat tinggal, jumlah anak, atau biaya pernikahan, tetapi juga apakah kita akan memberikan uang bulanan kepada orang tua. Jika iya, tentukan juga berapa jumlah yang akan diberikan kepada masing-masing orang tua. Apakah ada salah satu orang tua yang tidak membutuhkan pemberian bulanan ini? Atau apakah tidak perlu memberikan uang bulanan sama sekali kepada orang tua?
2. Bikin catatan tentang pos pengeluaran utama terlebih dahulu
Sebelum menentukan nominal yang akan diberikan kepada orang tua, sebaiknya kita membuat catatan mengenai pos-pos pengeluaran lain di dalam rumah tangga. Dengan demikian, kita dapat mengira-ira berapa besar yang dapat kita berikan kepada orang tua. Utamakan pembayaran cicilan atau hutang serta biaya sekolah anak. Kemudian, baru kebutuhan bulanan rumah tangga seperti listrik, telepon, ART (Asisten Rumah Tangga) jika ada, asuransi, serta bulanan untuk orang tua.
3. Jangan terpaku pada nilai
Jangan memaksakan diri untuk memberikan nominal dalam jumlah besar jika kemampuan finansial kita tidak memungkinkan. Sesuaikan dengan kemampuan kita dan suami.
4. Lihat kondisi orang tua
Tidak semua orang tua membutuhkan uang bulanan. Ada beberapa orang tua yang secara finansial sangat mapan. Kita bisa menggantikan memberikan uang bulanan dengan membelikan makanan atau buah-buahan untuk mereka sebagai bentuk terima kasih.
5. Tidak harus selalu sama
Setiap orang tua bisa memiliki kondisi finansial yang berbeda. Jika orang tua kita tidak terlalu membutuhkan sokongan bulanan, namun mertua kita sangat membutuhkannya, maka penyesuaian perlu dilakukan. Tidak harus memberikan jumlah yang sama kepada kedua belah pihak. Namun, pastikan hal ini tidak menjadi sumber perdebatan dalam rumah tangga. Jika hanya salah satu pasangan yang bekerja, jangan merasa tidak rela memberikan jumlah yang lebih besar kepada mertua. Hal ini dapat mengganggu keharmonisan dalam rumah tangga.
6. Tentukan bentuk pemberiannya
Memberikan uang bulanan kepada orang tua tidak selalu harus berupa uang tunai. Kita juga bisa memberikan dalam bentuk tabungan atau kebutuhan rumah tangga. Sebagai contoh, kita bisa membelikan beras, minyak goreng, gas, dan sebagainya terlebih dahulu. Atau kita yang membayar langsung tagihan telepon atau listrik. Hal ini perlu didiskusikan bersama-sama.
7. Siapa yang memberikan
Setiap keluarga bisa memiliki kebiasaan yang berbeda dalam hal memberikan uang bulanan kepada orang tua. Ada yang langsung memberikan oleh anak, namun ada juga yang memberikan oleh suami atau istri. Yang terpenting adalah memberikan dengan ikhlas.
Menafkahi orang tua adalah suatu hal yang disarankan, terutama jika orang tua tidak memiliki penghasilan. Besar kecilnya jumlah yang diberikan tentu saja harus disesuaikan dengan keadaan, terutama jika sudah memiliki keluarga. Penting untuk melibatkan suami dalam pengambilan keputusan ini.
Dalam hal ini, penting untuk memiliki komunikasi yang baik dengan pasangan. Diskusikan bersama mengenai jumlah uang bulanan yang akan diberikan kepada orang tua. Jangan biarkan masalah ini menjadi sumber pertengkaran dalam rumah tangga. Tetaplah jujur dan terbuka, serta cari solusi yang terbaik untuk semua pihak.
Menjaga keharmonisan dalam rumah tangga adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab dalam mengatur keuangan keluarga. Memberikan uang bulanan kepada orang tua adalah salah satu bentuk bakti kita kepada mereka. Dengan aturan yang jelas dan komunikasi yang baik, diharapkan hubungan keluarga dapat tetap harmonis dan saling mendukung.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com