Ditulis oleh: Rachel Kaloh
Pengalaman Menyusui yang Tidak Menyenangkan
Pengalaman menyusui yang awalnya kurang menyenangkan yang saya alami sedikit banyak membuat saya terbebani. Rasa sakit dan lecet yang saya rasakan pada puting saya membuat saya ingin segera mengenalkan botol dan dot kepada si kecil. Saya tidak peduli dengan pendapat orang sekitar yang mengatakan bahwa memberikan botol dan dot pada bayi akan membuatnya bingung puting. Bagaimana bisa saya tidak peduli ketika saya sendiri yang merasakan sakitnya? Saya butuh waktu untuk istirahat sejenak agar luka pada puting saya bisa sembuh dengan cepat. Saya khawatir bahwa jika luka tersebut tidak segera sembuh, proses menyusui akan menjadi lebih sulit bagi saya.
Ternyata, saya tidak sendirian dalam memutuskan untuk memberikan ASI lewat botol. Banyak ibu di luar sana memiliki alasan yang sama dengan saya. Mereka juga memutuskan untuk memberikan ASI lewat botol karena berbagai alasan, seperti puting yang lecet atau karena mereka ingin berbagi tanggung jawab dalam memberi makan bayi dengan pasangan mereka. Selain itu, ada juga ibu yang harus kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan dan membutuhkan bantuan orang lain dalam memberikan ASI kepada bayi mereka.
Saya pun mencari informasi tentang pengalaman ibu-ibu lain dalam memberikan ASI lewat botol. Saya menemukan bahwa ada beberapa efek negatif yang mungkin timbul, seperti bingung puting pada bayi. Namun, saya juga menemukan bahwa ada banyak ibu yang berhasil mengenalkan botol dengan baik kepada bayi mereka tanpa masalah apapun. Mereka memilih botol dengan ukuran dot yang cocok untuk bayi newborn, dan memberikan waktu yang cukup bagi bayi untuk terbiasa dengan botol tersebut. Selain itu, mereka juga meminta orang lain untuk memberikan ASI lewat botol, sehingga bayi bisa membedakan antara menyusui langsung dengan ibu dan menyusui lewat botol.
Saya pun memutuskan untuk mencoba mengenalkan botol kepada si kecil. Saya memilih botol dengan ukuran dot yang cocok untuk bayi newborn. Saya memberikan waktu yang cukup bagi si kecil untuk terbiasa dengan botol tersebut. Saya juga meminta suami atau orangtua untuk memberikan ASI lewat botol, sehingga si kecil bisa membedakan antara menyusui langsung dengan ibu dan menyusui lewat botol.
Awalnya, saya khawatir si kecil akan bingung puting dan menolak botol. Namun, saya merasa lega ketika melihat bahwa si kecil dengan mudah menerima botol dan dot yang saya berikan. Bahkan, dia terlihat lebih nyaman saat mengisap susu dari botol dibandingkan saat menyusu langsung dari payudara saya. Saya merasa senang karena si kecil tetap mendapatkan nutrisi yang cukup dan berat badannya naik dengan signifikan.
Meskipun proses mengenalkan botol berjalan dengan lancar, tetap ada beberapa rambu-rambu yang perlu diikuti. Dokter anak menyarankan agar mengenalkan botol kepada bayi setelah usianya mencapai satu setengah bulan. Hal ini dilakukan agar bayi sudah memiliki kemampuan menyusu langsung dengan baik sebelum dikenalkan dengan botol. Selain itu, penting untuk memilih botol dengan ukuran dot khusus untuk bayi newborn, yang bentuknya menyerupai puting ibu. Pemberian ASI lewat botol sebaiknya dilakukan oleh orang lain, seperti suami atau orangtua, agar bayi tetap mengasosiasikan menyusui langsung dengan ibu sebagai pengalaman yang istimewa.
Meskipun memberikan ASI lewat botol bisa memudahkan bayi dalam mengisap susu, sebaiknya pemberian ASI lewat botol tetap dibatasi. Lebih baik memberikan ASI langsung kepada bayi sebanyak mungkin. Meskipun melelahkan dan seringkali harus bangun tengah malam, memberikan ASI langsung kepada bayi memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan produksi ASI dan mengurangi risiko bengkak pada payudara.
Penting untuk tetap percaya pada diri sendiri dalam mengenalkan botol kepada bayi. Jika kita yakin dan yakin bahwa si kecil mampu berkenalan dengan botol tanpa mengalami bingung puting, maka proses tersebut akan berjalan dengan lancar. Jangan stress atau khawatir berlebihan, karena bayi bisa merasakan energi negatif yang kita keluarkan. Jika memang khawatir dengan risiko bingung puting, kita juga bisa mencoba menggunakan media lain, seperti gelas dan sendok atau cup feeder. Namun, pastikan ada anggota keluarga yang bisa dipercaya sepenuhnya dalam memberikan ASI dengan media tersebut.
Dalam proses mengenalkan botol, kesabaran adalah kunci utama. Setiap bayi memiliki kecepatan dan kemampuan yang berbeda dalam menerima botol. Jadi, jangan terlalu memaksakan diri atau bayi untuk terlalu cepat beradaptasi. Berikan waktu yang cukup untuk bayi untuk terbiasa dengan botol, dan jangan ragu untuk mencari saran dan dukungan dari dokter anak atau ibu-ibu lain yang telah mengalami hal yang sama.
Meskipun pengenalan botol bagi bayi bisa menjadi proses yang menantang, tetapi dengan persiapan yang baik dan dukungan yang memadai, kita bisa berhasil mengenalkan botol kepada bayi tanpa masalah apapun. Yang terpenting adalah tetap menjaga kualitas dan kuantitas ASI yang diberikan kepada bayi, baik melalui menyusui langsung maupun lewat botol. Semoga pengalaman dan tulisan ini bisa memberikan inspirasi dan informasi yang bermanfaat bagi ibu-ibu yang sedang menghadapi dilema dalam memberikan ASI kepada bayi mereka. Semoga sukses dan tetap semangat!
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com