Cara Menyimpan dan Mengolah Pangan Jenis Sayur dan Daging untuk Balita
Pada masa tiga tahun pertama kehidupan anak, yang juga dikenal sebagai Golden Years Period, nutrisi yang lengkap sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan balita. Pada periode ini, pertumbuhan otak anak berlangsung dengan sangat cepat. Jika asupan nutrisi yang diperlukan oleh otak anak tidak terpenuhi, maka pertumbuhan otak dapat terhambat. Oleh karena itu, penting bagi para orangtua untuk mengetahui cara menyimpan dan mengolah pangan jenis sayur dan daging untuk balita agar nutrisi di dalamnya tetap terjaga.
1. Menyimpan Sayur
Sayuran sebaiknya dimakan secara segar sesegera mungkin setelah dipanen. Namun, untuk beberapa jenis sayuran seperti umbi, kentang, dan biji-bijian, dapat disimpan lebih lama pada suhu ruangan. Sayuran jenis terong, wortel, buncis, dan ketimun dapat disimpan di ruangan yang sejuk. Sedangkan sayuran jenis lain sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin. Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab kerusakan dan memperlambat proses metabolisme pangan sehingga sayur dapat disimpan lebih lama. Sebelum disimpan, sayuran daun sebaiknya dibungkus dengan plastik berpori atau daun pisang untuk menghindari terjadinya penguapan dan kelayuan. Beberapa jenis vitamin dapat berkurang selama penyimpanan sayur di suhu dingin.
2. Menyimpan Buah
Buah dapat disimpan dalam keadaan segar atau dibekukan. Buah yang akan dibekukan dapat dikemas dengan menambahkan gula atau sirup untuk mencegah perubahan selama penyimpanan dan mempertahankan cita rasa dan warna. Sedangkan untuk buah yang disimpan dalam keadaan segar, sebaiknya dilindungi dengan gula atau larutan gula agar tidak menjadi layu karena kehilangan air dari jaringan buah.
3. Menyimpan Daging
Daging segar sebaiknya tidak disimpan dalam waktu yang lama pada suhu ruangan. Untuk masa simpan lebih lama, cara penyimpanan terbaik adalah dengan membekukannya. Sebelum dibekukan, daging perlu dibersihkan terlebih dahulu dan dikemas dalam wadah atau kantong yang sesuai. Jika cara pembekuan tidak dilakukan dengan benar, maka kerusakan pangan yang dibekukan dapat terjadi.
4. Menyimpan Ikan
Ikan sangat mudah membusuk pada suhu ruangan. Oleh karena itu, untuk menyimpan ikan lebih lama, cara penyimpanan terbaik adalah dengan membekukannya. Sebelum dibekukan, ikan perlu dibersihkan terlebih dahulu dan dikemas dalam wadah atau kantong yang sesuai.
5. Mengolah Sayur untuk Balita
Pengolahan sayur yang baik untuk balita adalah dengan merebus atau menumisnya sebentar. Gunakan air perebus seminimal mungkin dan manfaatkan air perebusnya karena selama perebusan kandungan vitamin sayur yang larut air seperti vitamin B dan C akan terlarut. Semakin kecil potongan sayur, kemungkinan kehilangan kandungan vitamin akan semakin kecil.
6. Mengolah Ikan untuk Balita
Pengolahan ikan yang baik untuk balita adalah dengan memasaknya dengan suhu pemanasan minimal dan tidak terlalu lama. Ikan memiliki serat yang pendek dan tekstur yang lunak, sehingga pemasakan hanya membutuhkan waktu sebentar agar kandungan protein ikan tetap terjaga.
7. Mengolah Daging untuk Balita
Daging sebaiknya diolah sesederhana mungkin untuk mempertahankan nilai gizinya. Proses pengolahan seperti dendeng atau abon dapat meningkatkan risiko kehilangan nilai gizi produk tersebut. Daging yang dicincang halus pada proses persiapan pengolahan harus diperhatikan. Setelah daging dicincang, tidak perlu dilakukan pencucian lagi karena protein daging yang larut dalam air dapat hilang.
Dalam mengolah dan menyimpan pangan jenis sayur dan daging untuk balita, penting untuk memperhatikan kebersihan dan keamanan pangan. Pastikan bahan makanan yang digunakan segar dan bebas dari kontaminasi mikroba. Selain itu, pastikan juga tempat penyimpanan pangan bersih dan terjaga kebersihannya.
Dengan mengetahui cara menyimpan dan mengolah pangan jenis sayur dan daging untuk balita dengan benar, para orangtua dapat memastikan bahwa nutrisi yang diperlukan oleh anak tetap terjaga. Nutrisi yang lengkap dan seimbang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama pada masa tiga tahun pertama kehidupannya. Oleh karena itu, orangtua perlu berperan aktif dalam memberikan makanan yang berkualitas dan bergizi kepada balitanya.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com