Cara Mendidik Anak Belajar Puasa Sesuai Karakter, Perlukah?
Puasa merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Islam. Sejak kecil, anak-anak sebaiknya sudah diperkenalkan dengan puasa agar mereka bisa mengerti dan menjalankannya saat usia sudah mencukupi. Namun, cara mendidik anak belajar puasa harus disesuaikan dengan karakter yang dimiliki oleh masing-masing anak. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan puasa juga harus berbeda. Berikut ini akan dijelaskan cara mendidik anak belajar puasa sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh anak.
Anak yang memiliki karakter penurut akan lebih mudah untuk diajak belajar puasa. Mereka cenderung tertarik pada hal baru dan dengan senang hati mau belajar atas keinginannya sendiri. Untuk anak seperti ini, Bunda tidak perlu bersusah payah membujuk mereka untuk mau aktif beribadah. Cukup dengan memberikan penjelasan tentang puasa, anak penurut akan dengan mudah memahami dan melaksanakannya.
Namun, tidak semua anak memiliki karakter penurut. Ada juga anak-anak yang cenderung acuh terhadap hal-hal baru. Mereka tidak begitu tertarik untuk belajar puasa. Bagi anak seperti ini, Bunda perlu memberikan penjelasan yang lebih detail tentang apa itu berpuasa, maknanya, dan tujuannya. Penjelasan ini harus disampaikan dengan cara yang menarik minat mereka. Dengan begitu, anak akan memiliki rasa penasaran dan ingin ikut berpuasa bersama Bunda.
Selain anak yang acuh, ada juga anak yang memiliki karakter keras kepala. Anak seperti ini suka membantah dan tidak mau menuruti perintah. Saat disuruh untuk berpuasa, mereka tidak akan mau menurutinya meski sudah dibujuk oleh Bunda maupun keluarga lainnya. Bagi Bunda yang memiliki anak berkarakter keras kepala, cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan reward jika anak mau berpuasa. Reward ini tidak harus berupa uang atau hadiah, tetapi bisa berupa pujian atau makanan favorit anak saat berbuka. Dengan memberikan reward, anak akan merasa bahwa berpuasa memiliki nilai yang positif dan menyenangkan.
Selanjutnya, ada juga anak yang memiliki karakter keras. Anak seperti ini sulit untuk diberitahu dan dibujuk dengan cara biasa. Cara mendidik anak seperti ini bukan dengan cara dibujuk, tapi dengan diperlihatkan bahwa puasa itu adalah aktivitas yang menyenangkan. Bunda bisa menciptakan suasana sahur dan berbuka yang semarak serta menghidangkan makanan favorit anak. Pada awalnya, anak mungkin akan merasa gengsi untuk ikut dalam suasana tersebut. Namun, perlahan-lahan hatinya pasti akan luluh dan dengan senang hati mau belajar puasa juga.
Tidak hanya itu, cara mendidik anak belajar puasa juga harus disesuaikan dengan usia anak. Anak-anak yang berusia 3-5 tahun sebaiknya belajar berpuasa selama 3-4 jam saja terlebih dulu. Awalnya, mereka mungkin akan menangis ingin makan cemilan selama puasa. Bunda bisa mengalihkan perhatian mereka dengan menonton film kesukaan atau mengajak mereka bermain. Seiring bertambahnya usia anak, waktu berpuasanya bisa ditambah menjadi setengah hari, lalu akhirnya bisa berpuasa penuh hingga maghrib.
Mengajarkan anak puasa sejak dini memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah membuat pola hidup anak menjadi lebih sehat. Saat berpuasa, pola makan anak akan lebih teratur. Menjalani sahur saat fajar dan berbuka saat maghrib akan membuat proses metabolisme anak lebih lancar. Lambung anak juga bisa beristirahat tanpa harus bekerja secara terus-menerus. Selain itu, puasa juga bisa mempercepat pertumbuhan anak. Penelitian menunjukkan bahwa puasa bisa memicu peningkatan hormon pertumbuhan yang berperan dalam mengontrol pertumbuhan tinggi badan serta membentuk tulang dan otot.
Selama menjalankan puasa, anak juga akan dilatih untuk mengendalikan emosi dan hawa nafsu. Ini akan membantu mengembangkan kecerdasan emosional anak. Selain itu, puasa juga bisa meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Anak yang dilatih berpuasa sejak dini akan memiliki tingkat keimanan yang lebih tinggi. Mereka juga akan lebih taat dalam menjalankan perintah agama. Selain itu, puasa juga bisa mengembangkan kecerdasan interpersonal anak. Anak-anak diajarkan untuk berbagi pada sesama yang kurang mampu, seperti di panti asuhan atau kawasan kumuh. Hal ini membantu memunculkan rasa peduli dan empati anak pada orang lain.
Tidak hanya itu, puasa juga bisa meningkatkan kecerdasan intelektual anak. Penelitian menunjukkan bahwa puasa bisa meningkatkan fungsi otak dan meningkatkan produksi protein di dalam otak. Hal ini akan membantu meningkatkan kemampuan otak anak untuk berkreasi, berpikir, dan bernalar.
Meski setiap anak memiliki karakter yang berbeda, kunci dalam mendidik mereka belajar puasa adalah dengan bersabar. Bunda harus konsisten dalam membimbing dan membangkitkan rasa cinta anak terhadap bulan Ramadhan. Dengan begitu, anak akan bersedia belajar puasa dan melaksanakan ibadah lainnya dengan tulus ikhlas.
Demikianlah cara mendidik anak belajar puasa sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh masing-masing anak. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Bunda dan bisa membantu dalam mengajarkan puasa pada anak-anak. Selamat mencoba dan semoga berhasil!
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com