Hierarki sosial-seksual yang diperkenalkan oleh Theodore Robert Beale atau Vox Day mencoba mengkategorikan laki-laki berdasarkan posisi sosial mereka di antara laki-laki lainnya, sifat, kemampuan, dan kepribadian mereka. Hierarki ini dapat membantu kita untuk lebih memahami dan mengamati cara laki-laki bersosialisasi, serta memberikan wawasan tentang cara menghadapi mereka.
Pertama-tama, mari kita bahas tentang laki-laki alfa. Laki-laki alfa adalah stereotip “bad boy”. Mereka adalah pemimpin alami, sangat percaya diri, macho, dominan, karismatik, dan sedikit agresif. Laki-laki alfa biasanya memiliki postur tubuh yang tinggi dan tampan. Mereka senang mendikte orang lain apa yang harus dilakukan karena itu memuaskan ego mereka. Laki-laki alfa sangat sosial dan tertarik pada wanita penurut. Dominasi sosial dan penerimaan sosial oleh kelompok mereka sangat penting bagi alfa karena mereka menikmati status sosial yang tinggi. Mereka adalah pribadi ekstrovert yang suka menjadi pusat perhatian. Laki-laki alfa cenderung sukses dalam karier dan berani mengambil risiko. Namun, mereka juga bisa terlalu mementingkan penampilan luar.
Selanjutnya, ada tipe laki-laki sigma. Sigma juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi seperti alfa, tetapi mereka cenderung lebih pendiam, tertutup, misterius, dan senang menyendiri. Mereka merasa tidak butuh perhatian banyak orang. Laki-laki sigma cenderung lebih bijaksana dan gemar menganalisis keadaan. Perempuan menganggap sigma sama menariknya dengan alfa. Bagi laki-laki alfa, sigma adalah ancaman karena kadang-kadang mereka tertarik untuk mengambil posisi alfa atau menjadi pemimpin. Laki-laki sigma memiliki karisma alami, sikap positif, keterampilan manajemen yang sangat baik, mau bekerja keras, dan bisa sangat manipulatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka lebih suka membentuk persahabatan yang sangat dekat dengan segelintir orang dan cenderung bertahan seumur hidup.
Selanjutnya, kita memiliki tipe laki-laki beta. Laki-laki beta dikenal sebagai orang yang bermain aman, menghindari konfrontasi dan risiko, memiliki kepercayaan diri, tidak sombong, tidak suka membual, dan memuja perempuan. Mereka seperti letnan yang setia kepada komandannya, pandai dalam mematuhi dan melaksanakan perintah. Laki-laki beta dapat berkembang dalam hierarki dan bisa mendapatkan perempuan yang menarik tanpa perlu terlibat dalam semua tindakan berisiko dan perebutan status para alfa. Mereka adalah laki-laki yang baik, sopan, menyenangkan, tenang, membumi, dan tidak agresif. Mereka tahu bagaimana mengendalikan ego dan menerima kritik dengan positif. Laki-laki beta cenderung bahagia dalam hidupnya. Inilah alasan mengapa ada lebih banyak laki-laki beta di luar sana daripada alfa yang asli.
Selanjutnya, ada tipe laki-laki delta. Laki-laki delta bukanlah laki-laki yang paling menarik dan karenanya mereka berjuang untuk menarik perhatian perempuan. Namun, kebanyakan dari mereka fokus untuk menarik perempuan yang levelnya di atas mereka daripada yang setara. Masalahnya adalah jika berhasil menjalin hubungan dengan perempuan yang levelnya lebih tinggi, laki-laki delta cenderung menjadi paranoid dan menempatkan pasangan mereka di atas segala-galanya karena khawatir ditinggalkan. Ironisnya, ini justru menjadi alasan utama mengapa hubungan mereka sering gagal. Perempuan biasanya acuh tak acuh terhadap mereka. Laki-laki delta umumnya tidak menonjol dalam kelompok mana pun dan gagal mengikuti aturan sosial. Meskipun cerdas, mereka cenderung melebih-lebihkan kecerdasan mereka dan karenanya percaya bahwa mereka harus memiliki peringkat yang lebih tinggi dalam struktur. Mereka percaya bahwa mereka lebih baik dari siapa pun.
Selanjutnya, kita memiliki tipe laki-laki gamma. Laki-laki gamma memiliki penampilan yang biasanya tidak menarik, kepribadian pahit, seringkali menjadi seorang kekasih obsesif, penguntit, mantan pacar yang psiko-cemburuan, pelaku kekerasan, narsisis, pelanggar hukum, dan penipu. Gamma menjauhkan diri dari laki-laki alfa, sigma, dan beta. Mereka umumnya bukan bagian dari kelompok mana pun dan gagal mengikuti aturan sosial. Meskipun cerdas, mereka cenderung melebih-lebihkan kecerdasan mereka dan karenanya percaya bahwa mereka harus memiliki peringkat yang lebih tinggi dalam struktur. Bagi perempuan, laki-laki gamma seringkali tidak terlihat menarik sehingga jarang berhasil menarik lawan jenis. Perempuan lebih suka hanya berteman dengan laki-laki gamma. Sedangkan bagi laki-laki gamma, hanya ada dua jenis perempuan: untuk dicintai atau dibenci.
Terakhir, kita memiliki tipe laki-laki omega. Laki-laki omega kebanyakan adalah orang-orang yang tidak dianggap oleh masyarakat, pecundang, dan dihindari oleh semua orang. Karena takut kesepian, laki-laki omega cenderung sangat lengket dengan kelompok mereka dan siapa saja yang memberi mereka perhatian. Mereka sangat tidak memiliki keterampilan sosial atau atribut fisik yang mengesankan. Laki-laki omega sering kali acuh tak acuh terhadap perempuan atau bahkan membenci perempuan. Sebenarnya, jika mau berusaha, laki-laki omega dapat memiliki kehidupan yang bahagia. Sayangnya, kebanyakan dari mereka memiliki genetika yang buruk dan motivasi yang rendah.
Dalam hierarki sosial-seksual laki-laki ini, setiap tipe memiliki karakteristik, kekuatan, dan kelemahan masing-masing. Tidak ada tipe yang lebih baik atau lebih buruk dari tipe lainnya. Setiap tipe memiliki peran dan tempatnya sendiri dalam masyarakat. Penting bagi kita untuk menghormati perbedaan ini dan berusaha untuk memahami laki-laki dengan lebih baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berinteraksi dengan laki-laki dari berbagai tipe. Mungkin kita memiliki teman, rekan kerja, atau pasangan yang mewakili salah satu dari tipe-tipe ini. Dengan memahami hierarki sosial-seksual laki-laki, kita dapat lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan mereka. Misalnya, kita dapat menghargai kepemimpinan dan percaya diri laki-laki alfa, tetapi juga mengakui kecerdasan dan kemampuan analitis laki-laki sigma. Kita dapat bersikap ramah dan sopan terhadap laki-laki beta yang setia dan menghormati perempuan. Kita dapat memahami ketidakpercayaan diri dan kecemasan laki-laki delta, serta berusaha memberikan dukungan dan kepercayaan diri kepada mereka. Kita dapat menghindari laki-laki gamma yang tidak sehat dan berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan sehat untuk perempuan. Dan kita dapat mencoba untuk tidak menghakimi laki-laki omega yang cenderung terpinggirkan dan memberikan mereka dukungan dan perhatian.
Dalam menghadapi laki-laki dari berbagai tipe ini, penting bagi kita untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip kesetaraan, penghormatan, dan penghargaan terhadap martabat setiap individu. Hierarki sosial-seksual laki-laki hanyalah satu cara untuk memahami perbedaan antara mereka, bukan untuk menghakimi atau mendiskriminasi mereka. Semua laki-laki memiliki nilai dan potensi yang sama dalam masyarakat.
Dalam dunia yang terus berkembang ini, kita harus terus belajar dan berkembang. Dengan memahami hierarki sosial-seksual laki-laki, kita dapat lebih bijaksana dalam menghadapi mereka dan menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis. Kita dapat menghargai perbedaan, membangun kesadaran diri, dan memperkuat kualitas hubungan kita dengan laki-laki. Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hierarki sosial-seksual laki-laki dan menginspirasi kita untuk menghormati perbedaan dan menciptakan dunia yang lebih baik.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com