Jangan buru-buru mengernyitkan dahi ketika anak pra remaja meminta izin untuk waxing, lebih baik edukasi dulu dengan cara berikut. Tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh pada anak pra remaja adalah bagian dari proses pubertas. Adalah wajar jika timbul perasaan risih pada diri si gadis. Tadinya ketiak bersih, sekarang tumbuh bulu-bulu. Nggak rapi pula! Belum lagi bulu kaki yang rasanya semakin lebat, alis gondrong nggak beraturan. Melihat mommies dengan kaki mulus dan punya alis rapi, si gadis mulai tertarik untuk mencoba waxing. Boleh nggak sih, anak kita yang masih pra remaja ini cukur-mencukur?
Waxing atau bercukur adalah bagian dari keinginan anak untuk tampil resik. Kalau anak memang ingin melakukannya, maka yang kita lakukan bukan buru-buru mengizinkan atau melarang, melainkan mendengar keinginan mereka, kemudian memberi edukasi.
Kapan waktu yang tepat buat anak pra remaja untuk waxing?
Menurut Kathryn Lowe, MD, penulis You-ology: A Puberty Guide for EVERY Body, bercukur adalah keputusan pribadi setiap anak. Nggak ada waktu yang saklek kapan tepatnya.
Keinginan waxing pada anak pra remaja bisa saja timbul karena rasa kurang nyaman dengan bulunya. Alasan lain, bisa jadi ada pengaruh teman, atau melihat tampilan selebgram di Instagram yang menggugah si gadis untuk bercukur. Di benak anak, mulai muncul gambaran semacam “Oh, harus begini, ya, jadi perempuan.” Padahal, bercukur sebetulnya bukan aturan wajib yang harus diikuti.
Keinginan untuk bercukur juga bisa datang dari tekanan sosial. Misalnya, ada rasa malu atau takut rambut-rambut di area privatnya terlihat saat anak harus mengenakan pakaian senam atau renang, dan menjadi bahan ejekan. Ini membuat anak merasa perlu segera waxing.
Jika si remaja meminta izin untuk waxing, apa yang harus kita lakukan?
First and foremost: jangan pernah langsung melarang anak bercukur, ya, moms. Dengarkan dulu alasannya mengapa ia butuh bercukur. Justru, ini tandanya anak memercayai kita untuk bisa memberi informasi dan pendapat tanpa menghakimi. So, gunakan kesempatan ini untuk berbincang seputar pubertas yang sedang ia jalani.
Jika kita merasa waxing di usia pra remaja ini terlalu dini, boleh saja kita bertanya kembali kepada anak: “Menurutmu, apakah ini nggak terlalu dini? Atau memang kamu merasa butuh sekali, ya?” Namun, pendapat kita jangan sampai menyurutkan buat mengajari anak cara-cara waxing. Nggak ada salahnya untuk membekali anak dengan pengetahuan untuk bercukur sejak pra remaja.
Bunda bisa memulai dengan mengajak anak ke toko untuk membeli alat cukur khusus perempuan. Tunjukkan kepada anak langkah-langkah untuk bercukur, merawat kulit pasca bercukur dan merawat alat cukur. Selain alat cukur biasa, mommies juga bisa menunjukkan beberapa jenis dan kegunaan alat cukur lain seperti gunting, pinset, dan pisau cukur alis.
Bagaimana jika si remaja ingin mencukur bulu kemaluan?
Menurut dr. Srie Prihianti, SpKK, Ph.D, FINSDV, FAADV seperti dikutip dari buku Perawatan Kulit dan Kelamin Sejak Bayi Hingga Remaja, rambut pubis atau rambut di area genital memiliki fungsi sebagai pelindung daerah genital. Jadi, sebetulnya nggak perlu dicukur. Namun, bila anak ingin tetap mencukur, yang perlu diperhatikan adalah upayakan agar tidak terlalu plontos, dan menggunakan alat cukur yang bersih supaya nggak menimbulkan infeksi di area genital pasca bercukur.
Kalau anak laki-laki ingin bercukur, bagaimana?
Pada prinsipnya, sama saja bercukur pada anak perempuan. Hanya saja, kebutuhan anak laki-laki untuk bercukur bisa jadi lebih lambat saat kumis dan janggut tumbuh nanti di bangku SMA. Namun, jika anak tak merasa punya kebutuhan untuk bercukurpun, tak apa-apa. Yang perlu ditekankan adalah untuk menjaga kebersihan di area tubuh yang ditumbuhi rambut.
Topik cukur-mencukur ini bisa jadi topik yang seru buat ngobrol bareng anak, lho moms. Bersyukurlah jika anak bertanya pada kita seputar hal ini, alih-alih tanya teman atau googling sendiri. Dari waxing, mommies akan lebih mudah nantinya untuk berbicara tentang hal yang lebih privat lagi, misalnya seputar seks. Setuju?
Dalam menghadapi permintaan anak pra remaja untuk melakukan waxing, penting bagi orang tua untuk memberikan pendekatan yang bijaksana dan edukatif. Jangan langsung melarang atau mengizinkan tanpa pertimbangan yang matang. Mendengarkan alasan anak serta memberikan informasi yang akurat dan tepat adalah langkah yang tepat dalam memberikan pendidikan kepada anak tentang waxing.
Keputusan untuk melakukan waxing adalah keputusan pribadi setiap individu, termasuk anak pra remaja. Tidak ada waktu yang tepat atau salah dalam melakukan waxing, karena hal ini sangat bergantung pada keinginan dan kenyamanan anak tersebut. Alasan-alasan seperti merasa risih dengan pertumbuhan bulu, pengaruh teman atau media sosial, atau tekanan sosial, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan anak untuk melakukan waxing.
Namun, sebelum mengizinkan anak untuk melakukan waxing, penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi yang memadai. Berbicara dengan anak tentang pubertas, perubahan tubuh, dan menjaga kebersihan merupakan langkah yang penting dalam memberikan pemahaman kepada anak tentang proses ini. Selain itu, memberikan informasi tentang cara-cara bercukur, merawat kulit setelah bercukur, dan merawat alat cukur juga dapat membantu anak dalam melakukan waxing dengan aman dan benar.
Jika anak meminta izin untuk mencukur bulu kemaluan, orang tua perlu memberikan penjelasan mengenai fungsi rambut di area genital sebagai pelindung. Meskipun tidak ada keharusan untuk mencukur bulu kemaluan, jika anak tetap ingin melakukannya, penting untuk mengajarkan cara yang aman dan benar dalam mencukur bulu kemaluan. Menggunakan alat cukur yang bersih dan menjaga kebersihan area genital setelah mencukur adalah langkah yang penting dalam mencegah infeksi.
Sementara itu, jika anak laki-laki ingin melakukan waxing, pendekatan yang sama juga dapat dilakukan. Meskipun proses waxing pada anak laki-laki mungkin akan lebih lambat karena pertumbuhan kumis dan janggut yang terjadi di masa SMA, penting untuk mengajarkan anak tentang menjaga kebersihan tubuh yang ditumbuhi rambut.
Penting bagi orang tua untuk melihat permintaan anak untuk melakukan waxing sebagai kesempatan untuk berkomunikasi dan memberikan pendidikan yang penting. Dengan mendengarkan dan memberikan informasi yang akurat, orang tua dapat membantu anak dalam membuat keputusan yang tepat dan mengajarkan mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk mengajarkan anak tentang pengaruh dan tekanan sosial yang mungkin mereka alami dalam mengambil keputusan tentang waxing. Mengajarkan anak untuk tidak terlalu dipengaruhi oleh standar kecantikan yang ditetapkan oleh media sosial atau teman-teman dapat membantu mereka dalam memahami bahwa setiap individu memiliki keunikan dan keindahan yang berbeda.
Dalam menghadapi permintaan anak untuk melakukan waxing, orang tua juga perlu mengingat bahwa ini adalah proses yang alami dan normal dalam perkembangan anak. Pubertas adalah tahap penting dalam kehidupan anak, dan penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada anak dalam menjalani proses ini.
Dalam hal ini, pendekatan yang bijaksana dan edukatif adalah kunci dalam menghadapi permintaan anak pra remaja untuk melakukan waxing. Dengan mendengarkan, memberikan informasi yang akurat, dan memberikan pemahaman tentang pubertas, orang tua dapat membantu anak dalam membuat keputusan yang tepat dan menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh mereka.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com