Begini Cara yang Bisa Ditempuh untuk Mengoptimalkan Proses Relaktasi
Proses menyusui si Kecil tidak selalu sesuai dengan keinginan Bunda. Terkadang Bunda juga harus menemui kenyataan tidak bisa memberikan ASI eksklusif. Padahal ASI sangat diperlukan agar si Kecil tumbuh sehat dan kuat. Faktor kesehatan, stres, si Kecil yang tidak disusui ketika baru lahir, Bunda yang harus bekerja, kurangnya pengetahuan, dan lain sebagainya bisa membuat produksi ASI Bunda menurun atau bahkan si Kecil yang menolak diberi ASI. Dalam kondisi seperti ini, Bunda biasanya akan merasakan perasaan sedih dan patah hati mendalam.
Sejak awal, perkara memberikan ASI eksklusif bukan merupakan hal yang mudah. Namun seorang Bunda pasti tidak akan kehabisan akal untuk membuat si Kecil kembali mendapatkan asupan gizi utamanya. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan relaktasi.
Apa Itu Relaktasi?
Relaktasi adalah proses agar si Kecil kembali menyusu secara langsung melalui payudara Bunda setelah tidak menyusu atau menyusu secara parsial dalam waktu tertentu. Relaktasi juga bisa berarti upaya untuk mengoptimalkan kembali produksi ASI Bunda yang sebelumnya sempat menurun atau bahkan berhenti.
Proses relaktasi juga bukan hal yang mudah, perlu kesabaran lebih agar bisa menunjukkan hasil. Dan yang perlu diketahui pula bahwa apa yang dihasilkan dari proses relaktasi berbeda pada setiap orang tergantung dari faktor jeda menyusui, usia, dan kondisi payudara Bunda.
Hal yang Harus dipersiapkan Sebelum Mencoba Relaktasi
Bunda pasti tidak mau si Kecil terlepas dari ASI terlalu lama. Relaktasi mungkin bisa menjadi salah satu solusi, akan tetapi kalau dilakukan dengan tepat. Untuk membuatnya berhasil diperlukan juga kesiapan Bunda untuk bisa memulainya. Bunda perlu mempersiapkan ini untuk membantu proses laktasi berjalan optimal.
1. Mengatur mindset dan meminta dukungan orang terdekat.
Ini penting karena di minggu awal dimulainya relaktasi, si Kecil tidak langsung menerima puting payudara Bunda begitu saja. Ada kemungkinan si Kecil akan menolak dan lama-kelamaan membuat Bunda stres dan frustasi. Sebelum memulai, usahakan untuk memperkuat mental dan menanamkan kepercayaan diri serta komitmen yang kuat. Minta juga dukungan dari orang terdekat agar proses yang sulit bisa terasa mudah ketika dijalani.
2. Pastikan Bunda mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Nutrisi optimal seperti protein dan cairan yang masuk ke dalam tubuh Bunda akan membantu proses produksi ASI untuk si Kecil. Bunda juga bisa mengonsumsi jamu untuk membantu menambah jumlah ASI.
3. Relaktasi merupakan proses panjang dan membutuhkan banyak waktu Bunda.
Buatlah pembagian pekerjaan domestik di rumah dan usahakan untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Bunda juga perlu mengurangi jadwal di luar rumah agar bisa setiap saat bersama si Kecil.
Yang Harus Dilakukan dalam Proses Relaktasi
Setelah berbagai persiapan awal dilakukan, kini Bunda bisa langsung ke proses inti relaktasi. Apa saja yang dilakukan dalam relaktasi? Berikut penjelasannya.
1. Hentikan penggunaan dot dan botol.
Apabila si Kecil terpaksa meminum ASI Perah (ASIP), berikan dengan menggunakan cup feeder.
2. Maksimalkan skin to skin.
Kontak kulit ke kulit sangat berguna untuk memperkuat bonding antara Bunda dan si Kecil. Karena berada lama dengan Bunda, si Kecil juga akan mencari sumber makanannya dari Bunda. Si Kecil yang sering meraba-raba akan menemukan payudara Bunda dan mulai mengenalinya sebagai sumber makanan. Cari posisi senyaman mungkin agar si Kecil merasa betah.
3. Gunakan selang NGT atau pipet untuk mengalirkan cairan ASIP.
Ujung satu dimasukkan ke dalam wadah berisi ASIP, sementara ujung lainnya diletakkan di dekat puting. Letakkan selang pada posisi yang lebih tinggi agar ASIP mengalir ke bawah. Jika selama ini si Kecil mendapatkan asupan makanan dari susu pertumbuhan, Bunda bisa mengisi wadah dengan susu pertumbuhan tersebut. Ini digunakan untuk merangsang si Kecil mengisap puting Bunda dengan kuat untuk menstimulasi produksi ASI. Susu pertumbuhan ini juga mencegah si Kecil rewel karena tidak menemukan ASI ketika mengisap. Pastikan tetesan ini tidak berhenti agar si Kecil tidak frustasi.
4. Memerah ASI baik dengan tangan atau pompa.
Memerah ASI dapat merangsang prolaktin, hormon utama untuk produksi ASI.
5. Susui si Kecil setiap 2 jam sekali atau setiap si Kecil memintanya.
Biarkan si Kecil mengisap puting susu Bunda selama 15 menit setiap kali menyusui. Setelah proses berjalan, tingkatkan durasi mengisapnya hingga 30 menit setiap kali menyusu.
6. Berkonsultasi dengan dokter apabila terdapat kendala dalam proses relaktasi.
Jangka waktu yang dibutuhkan agar produksi ASI Bunda meningkat sangat bervariasi. Jadi tidak perlu khawatir jika waktu yang dibutuhkan lebih lama dari perkiraan. Selama Bunda termotivasi dan tetap berada di samping si Kecil, relaktasi akan membuahkan hasil.
Dalam mengoptimalkan proses relaktasi, penting bagi Bunda untuk tetap sabar dan konsisten. Jangan mudah menyerah meskipun terkadang perjalanan menuju relaktasi bisa terasa sulit. Ingatlah bahwa Anda sedang melakukan yang terbaik untuk memberikan yang terbaik bagi si Kecil.
Konsultasi dengan ahli gizi juga bisa menjadi langkah yang baik untuk mendapatkan informasi dan dukungan yang lebih lanjut dalam proses relaktasi. Ahli gizi dapat memberikan panduan dan tips yang spesifik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Bunda.
Dapatkan info parenting dan hadiah spesial dari Bunda & Balita dengan mengisi data pada form yang telah disediakan. Nama lengkap Bunda, nomor handphone (Whatsapp), email, susu yang dikonsumsi anak saat ini, status/kondisi Bunda saat ini, perkiraan tanggal lahir anak, dan data anak lengkap dengan nama lengkap dan tanggal lahir anak.
Dengan mengisi data ini, Bunda akan mendapatkan akses konsultasi gratis dengan ahli gizi. Ahli gizi akan memberikan informasi dan panduan yang dapat membantu Bunda dalam mengoptimalkan proses relaktasi dan memberikan nutrisi terbaik bagi si Kecil.
Jadi, jangan ragu untuk mencoba dan mengoptimalkan proses relaktasi. Dengan kesabaran, konsistensi, dan dukungan yang tepat, Bunda pasti bisa memberikan ASI eksklusif yang dibutuhkan oleh si Kecil.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com