Bagaimana Mengoptimalkan Kecerdasan Balita pada Masa Golden Years?
Pada masa golden years, yaitu masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1 hingga 3 tahun, pembentukan sistem saraf secara mendasar sudah terjadi. Pada masa ini, terjadi hubungan antara sel-sel saraf tersebut yang akan menentukan kecerdasan balita.
Selama masa golden years ini, terjadi perkembangan otak secara keseluruhan pada keempat bagian otak, termasuk pada masing-masing belahan otak. Belahan otak kanan dan kiri memiliki peran yang berbeda dalam menyimpan kemampuan-kemampuan anak. Otak kiri berhubungan dengan tangan, kaki, dan tubuh sebelah kanan, sedangkan otak kanan berhubungan dengan tangan, kaki, dan tubuh sebelah kiri.
Untuk mengoptimalkan kecerdasan balita, penting bagi orang tua untuk melatih kedua tangan, kaki, mata, dan telinga kanan dan kiri dengan sering. Latihan ini sebaiknya dilakukan setiap hari, terutama sampai anak berusia 3 tahun, agar otak kanan dan kiri dapat berkembang secara optimal.
Melatih kedua tangan, kaki, mata, dan telinga balita akan membantu perkembangan otak kanan dan kiri secara seimbang. Jika hanya melatih tangan kanan saja, maka fungsi otak kanan tidak akan berkembang dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan anak tidak trampil dalam berfikir divergen (meluas), memiliki daya imajinasi yang rendah, kurang kreatif, sulit mengendalikan emosi, kurang berjiwa seni, spiritual, kurang intuisi, dan sulit memahami konsep abstrak.
Jika anak memiliki kecenderungan kidal, sebaiknya orang tua tidak memaksakan anak menggunakan tangan kanan saja. Latihlah anak untuk menggunakan kedua tangan dan kaki dengan seringnya. Dengan demikian, fungsi otak kanan anak dapat berkembang dengan optimal.
Selain melatih kedua tangan dan kaki, penting juga untuk memahami tahapan perkembangan kemampuan balita pada usia 1 hingga 3 tahun. Pada usia 13-15 bulan, balita sudah mulai berminat pada gambar, dapat mengambil mainan sendiri, sudah bisa berjalan sendiri, mulai berceloteh, dan mampu meniru kegiatan orang lain. Pada usia 16-18 bulan, balita sudah mulai mengucapkan kata-kata yang lebih banyak, dapat menemukan mainan yang disembunyikan, dan mengerti fungsi benda. Pada usia 19-24 bulan, balita sudah mulai memahami konsep sederhana tentang bentuk benda, seperti segitiga dan persegi, sudah bisa menyebutkan nama dirinya sendiri, serta sudah bisa mengucapkan satu kalimat. Pada usia 2-3 tahun, balita biasanya sudah dapat mencocokkan bentuk, membangun dan menghubungkan balok, mulai berpakaian sendiri, dan semakin memahami kata-kata orang lain.
Kemampuan-kemampuan ini perlu dioptimalkan melalui stimulasi yang tepat. Stimulasi yang tepat akan mempengaruhi pertumbuhan sinaps, yaitu proses pembentukan hubungan antara sel-sel saraf. Untuk mempercepat proses sinaptogenesis ini, diperlukan banyak sialic acid yang akan membentuk gangliosida. Gangliosida ini penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori pada balita.
Stimulasi bermain merupakan salah satu bentuk stimulasi yang dapat merangsang perkembangan kecerdasan balita. Stimulasi bermain meliputi berbagai jenis permainan yang merangsang semua indera, seperti pendengaran, penglihatan, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Selain itu, stimulasi bermain juga merangsang gerakan kasar dan halus, komunikasi, emosi-sosial, kemandirian, berpikir, dan berkreasi. Melalui stimulasi bermain yang tepat, akan terjadi pengaruh yang besar pada perkembangan kecerdasan anak.
Selain stimulasi, faktor nutrisi juga memegang peranan penting dalam perkembangan otak balita. Nutrisi yang lengkap dan seimbang sejak dalam kandungan hingga usia 3 tahun akan berpengaruh pada jumlah sel-sel otak, kualitas percabangan sel-sel otak, dan fungsi hubungan sinaps antara sel-sel otak. Salah satu nutrisi penting bagi perkembangan otak adalah asam amino. Asam amino membentuk struktur otak dan zat penghantar rangsang (neurotransmitter) pada sambungan sel saraf. Tyrosine dan Triptophane merupakan dua jenis asam amino penting yang berperan dalam pembentukan neurotransmitter katekolamin dan serotonin. Neutransmitter ini mempengaruhi pengendalian diri, pemusatan perhatian, emosi, dan perilaku anak. Selain itu, vitamin B6 juga penting untuk enzim otak. Kekurangan zat besi dan yodium dapat menyebabkan rendahnya kecerdasan, sedangkan seng dibutuhkan untuk pembelahan dan kemampuan membran sel-sel otak.
Dengan menjaga nutrisi yang baik dan memberikan stimulasi yang tepat, orang tua dapat mengoptimalkan kecerdasan balita pada masa golden years. Penting bagi orang tua untuk memahami tahapan perkembangan anak dan memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahapan tersebut. Selain itu, peran orang tua dalam menjaga nutrisi anak juga sangat penting. Dengan memberikan nutrisi yang baik dan melakukan stimulasi yang tepat, diharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas dan berbakat.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com