Mitos dan Fakta Seputar Ciri-Ciri Hamil Anak Laki-Laki di Trimester Pertama
Mitos: Tidak terlalu merasakan morning sickness dianggap ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama
Ada mitos yang beredar di masyarakat bahwa jika seorang ibu hamil tidak terlalu merasakan morning sickness, itu menandakan bahwa ia sedang hamil anak laki-laki. Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang sering dialami oleh ibu hamil pada trimester pertama. Namun, faktanya, morning sickness tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi dalam kandungan. Morning sickness terjadi karena perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan, dan setiap ibu hamil bisa merasakannya dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, tidak peduli apakah ia hamil anak laki-laki atau perempuan.
Mitos: Perut ibu hamil bulat sempurna dianggap ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama
Selain itu, ada juga mitos yang mengatakan bahwa jika perut seorang ibu hamil berbentuk bulat sempurna, itu menandakan bahwa ia sedang hamil anak laki-laki. Namun, faktanya, bentuk perut selama kehamilan tidak dapat menentukan jenis kelamin bayi dalam kandungan. Bentuk perut ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti postur tubuh, berat badan, ukuran bayi, bentuk rahim, dan kehamilan pertama atau bukan. Oleh karena itu, mitos ini tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak bisa dijadikan patokan untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
Mitos: Bunda tidak berjerawat dianggap ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama
Selanjutnya, ada mitos yang mengatakan bahwa jika seorang ibu hamil tidak mengalami jerawat, itu menandakan bahwa ia sedang hamil anak laki-laki. Namun, faktanya, mitos ini juga tidak terbukti secara ilmiah dan tidak diakui dalam dunia medis. Jerawat selama kehamilan dapat muncul karena perubahan hormonal dan perawatan kulit yang kurang baik. Selain itu, tidak ada hubungan antara jerawat dengan jenis kelamin bayi dalam kandungan. Jadi, mengatakan bahwa ibu hamil yang tidak berjerawat sedang hamil anak laki-laki hanyalah mitos belaka.
Mitos: Bunda mengidam makanan asam atau asin dianggap ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama
Mitos lain yang cukup populer adalah bahwa ibu hamil yang mengidam makanan asam atau asin sedang hamil anak laki-laki. Namun, faktanya, mengidam makanan tidak dapat dijadikan sebagai ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama. Mengidam makanan selama kehamilan adalah hal yang normal dan dapat terjadi pada ibu hamil baik yang mengandung bayi laki-laki maupun perempuan. Mengidam makanan biasanya terjadi karena perubahan hormonal dan kebutuhan nutrisi tertentu selama kehamilan. Jadi, mengidam makanan tidak dapat digunakan sebagai indikator jenis kelamin bayi dalam kandungan.
Mitos: Warna urine lebih gelap dianggap ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama
Selain itu, ada mitos yang mengatakan bahwa jika urine ibu hamil berwarna lebih gelap, itu menandakan bahwa ia sedang hamil anak laki-laki. Namun, faktanya, perubahan warna urine selama kehamilan tidak dapat digunakan sebagai ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama. Perubahan warna urine bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti dehidrasi, asupan cairan, makanan yang dikonsumsi, obat-obatan yang dikonsumsi, dan infeksi. Jadi, mengatakan bahwa urine yang lebih gelap menandakan bahwa seorang ibu hamil sedang hamil anak laki-laki hanyalah mitos belaka.
Mitos: Payudara kanan lebih besar dibandingkan payudara kiri
Satu mitos lagi yang sering dikaitkan dengan ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama adalah perbedaan ukuran payudara. Ada anggapan bahwa jika payudara kanan lebih besar dibandingkan payudara kiri, itu menandakan bahwa seorang ibu hamil sedang hamil anak laki-laki. Namun, faktanya, perubahan ukuran payudara selama kehamilan tidak dapat digunakan sebagai indikator jenis kelamin bayi dalam kandungan. Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan payudara membesar dan menjadi lebih sensitif. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa perubahan ukuran payudara dapat menentukan jenis kelamin bayi.
Cara Memprediksi Jenis Kelamin Bayi
Daripada percaya pada mitos-mitos seputar ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama, sebaiknya ibu hamil mengetahui cara yang lebih akurat untuk memprediksi jenis kelamin bayi. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin bayi dengan lebih valid:
1. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah tes prenatal yang sering dilakukan untuk memeriksa perkembangan dan kesehatan bayi dalam kandungan. Tes USG juga dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin bayi. Biasanya, jenis kelamin bayi dapat terlihat dengan jelas pada USG yang dilakukan pada usia kehamilan antara 18 hingga 22 minggu.
2. Tes Darah Non-invasive prenatal test (NIPT)
Tes NIPT adalah tes darah yang dilakukan pada ibu hamil untuk mendeteksi kelainan kromosom pada janin. Tes ini juga dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin bayi dengan akurasi yang tinggi. Tes NIPT dapat dilakukan pada usia kehamilan 10 minggu atau lebih.
3. Amniosentesis
Amniosentesis adalah tes yang dilakukan dengan mengambil sampel cairan ketuban yang mengandung sel-sel janin. Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan genetik dan menentukan jenis kelamin bayi. Namun, prosedur ini memiliki risiko keguguran dan infeksi, sehingga biasanya hanya dilakukan jika ada indikasi medis yang kuat.
4. Chorionic villus sampling (CVS)
Tes CVS dilakukan dengan mengambil sampel jaringan plasenta yang mengandung sel-sel janin. Tes ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan genetik dan menentukan jenis kelamin bayi. Namun, seperti amniosentesis, tes ini juga memiliki risiko keguguran dan komplikasi lainnya.
Dalam kesimpulan, mitos seputar ciri-ciri hamil anak laki-laki di trimester pertama sebaiknya tidak dipercaya begitu saja. Untuk mengetahui jenis kelamin bayi dengan lebih akurat, sebaiknya ibu hamil melakukan tes medis seperti USG, NIPT, amniosentesis, atau CVS. Dengan begitu, ibu hamil dapat mendapatkan informasi yang lebih valid mengenai jenis kelamin bayi dalam kandungannya. Jangan terjebak dalam mitos yang tidak memiliki dasar ilmiah, tetapi percayalah pada bukti dan penemuan medis yang dapat memberikan informasi yang akurat dan berguna untuk ibu hamil.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com