7 Contoh Body Shaming yang Sering Kita Lakukan Tanpa Sadar


Praktik body shaming sudah menjadi permasalahan yang sering terjadi dalam masyarakat kita. Banyak orang yang tanpa sadar melakukan body shaming terhadap orang lain, bahkan terhadap diri sendiri. Saat ini, masyarakat kita cenderung mengagung-agungkan bentuk badan yang langsing dan tinggi. Orang-orang yang tidak memenuhi standar kecantikan tersebut sering kali dicela dan dianggap buruk. Hal ini menyebabkan banyak orang yang menjadi korban body shaming dan merasakan dampak negatifnya.

Salah satu contoh yang dapat diambil dari kasus nyata adalah pengalaman Nurul Akmal, seorang atlet angkat besi Indonesia. Ketika menghadiri acara penyambutan atlet di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Nurul mengalami kejadian kurang menyenangkan. Saat diminta berpose untuk difoto oleh para wartawan, tiba-tiba ada seseorang yang mengatakan “Yang paling kurus”. Hal ini sangat disayangkan karena Nurul menjadi korban body shaming di hadapan banyak orang.

Dalam artikel yang dilansir oleh CNN Indonesia, Nurul mengungkapkan perasaan sedih dan kesalnya ketika ada orang yang mengejek tubuhnya tanpa memahami perjuangannya sebagai seorang atlet angkat besi. Ia merasa bahwa orang-orang tersebut tidak tahu betapa beratnya perjuangan yang ia lalui untuk bisa berada di posisi seperti sekarang. Namun, Nurul juga mengungkapkan bahwa ia tetap tegar dan tidak membiarkan komentar-komentar negatif tersebut mengganggu tujuan dan motivasinya.

Kasus Nurul Akmal bukanlah satu-satunya contoh body shaming yang sering terjadi dalam masyarakat kita. Terkadang, kita sendiri tanpa sadar pernah melakukannya kepada orang lain. Untuk itu, penting bagi kita untuk lebih sadar dan berhati-hati dalam berbicara dan bertindak terkait penampilan fisik seseorang.

Berikut ini adalah beberapa contoh body shaming yang sering kita lakukan tanpa sadar:

1. Membicarakan berat badan sendiri

Baca Juga:  Deteksi Perasaan si Kecil Lewat Gambarnya? Ini Caranya!

Kita seringkali bercerita tentang berat badan kita yang kurang memuaskan di depan orang lain. Padahal, jika melihat kondisi sebenarnya, berat badan kita masih ideal. Hal ini dapat membuat orang yang memiliki kelebihan berat badan merasa tidak nyaman dan kurang percaya diri. Membicarakan hal tersebut dengan nada mengeluh di depan mereka bukanlah hal yang baik.

2. Bertanya kabar sambil membahas berat badan

Saat bertemu dengan seseorang setelah lama tidak berinteraksi, pertanyaan pertama yang seringkali muncul adalah “Apa kabar?”. Namun, pertanyaan tersebut sering diikuti dengan komentar-komentar yang mengarah ke fisik, seperti “Eh kurusan, deh! Lagi diet, ya?”. Meskipun mungkin kita bermaksud memberikan pujian, namun hal tersebut dapat dianggap sebagai body shaming. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh seseorang dan mengatakan bahwa penampilannya membaik setelah mengalami penurunan berat badan bisa menjadi hal yang menyinggung.

3. Memberikan saran diet tanpa diminta

Meskipun kita bersemangat dengan diet dan olahraga yang kita jalani, hal tersebut belum tentu berlaku untuk orang lain. Tanpa disadari, kita sering memberikan saran kepada orang lain untuk mengatur pola makan atau berolahraga demi menurunkan berat badan, padahal mereka tidak memintanya. Hal ini dapat membuat orang tersebut merasa ragu dan meragukan dirinya sendiri. Mereka akan bertanya-tanya apakah selama ini mereka malas atau rakus, padahal bisa jadi mereka sedang berusaha merawat tubuhnya dengan cara mereka sendiri.

4. Mempertanyakan pilihan makanan seseorang

Saat melihat pesanan makanan orang lain, kita seringkali memberikan komentar seperti “Kamu pesan itu? Kan bikin gendut”. Hal ini dapat membuat orang tersebut merasa tidak nyaman dan meragukan pilihan makanannya. Setiap orang memiliki hak untuk memilih apa yang ingin mereka makan, dan mengatakan bahwa makanan tertentu tidak cocok untuk mereka karena bentuk tubuh mereka adalah salah satu bentuk body shaming.

Baca Juga:  Bila Kehamilan Terjadi di atas Usia 35 Tahun

5. Menyamakan langsing dengan cantik

Setiap orang cantik dengan caranya sendiri dan tidak bisa dibandingkan dengan orang lain. Anggapan bahwa tubuh yang langsing dan ramping membuat seseorang terlihat lebih cantik adalah salah. Memuji orang yang langsing di depan mereka yang memiliki kelebihan berat badan dapat menimbulkan rasa tidak aman dan insecure. Meskipun tidak bermaksud mengejek, tetapi itu dapat membuat mereka merasa bahwa mereka tidak cantik karena tidak memiliki tubuh yang ramping.

6. Mengomentari pakaian seseorang

Setiap orang memiliki hak untuk memilih pakaian yang mereka suka dan membuat mereka merasa nyaman. Mengomentari pilihan fashion orang lain dengan mengatakan bahwa mereka terlihat gemuk atau pendek karena baju yang mereka kenakan adalah salah satu contoh body shaming. Kita harus menghormati pilihan orang lain dan tidak menghakimi mereka berdasarkan penampilan fisik.

7. Fat-shaming orang lain

Mungkin tanpa sadar kita melakukan fat-shaming kepada orang lain yang tidak kita kenal. Namun, hal tersebut juga bisa melukai orang-orang terdekat kita. Meskipun celaan tersebut ditujukan kepada orang lain, tetapi jika dikatakan di depan teman yang memiliki masalah berat badan, itu akan membuatnya terluka. Kita harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan tidak sengaja melukai perasaan orang lain.

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, kita harus lebih sadar dan berhati-hati dalam berbicara dan bertindak. Tanpa disadari, keluhan atau bercandaan ringan kita bisa menjadi salah satu bentuk body shaming. Kita harus menghormati perbedaan dan tidak menghakimi orang lain berdasarkan penampilan fisik. Semua orang memiliki hak untuk merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan kita harus mendukung mereka dalam perjalanan mereka menuju kebahagiaan dan kesehatan.

Baca Juga:  6 Manfaat Membacakan Dongeng bagi Perkembangan Otak Anak

Dalam menghadapi praktik body shaming, kita juga perlu meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya menerima dan menghormati perbedaan dalam hal penampilan fisik. Kita harus mengubah mindset kita yang terjebak dalam standar kecantikan yang sempit dan memahami bahwa setiap orang unik dan berharga dengan caranya sendiri.

Pendidikan mengenai body positivity dan self-acceptance juga perlu diperkenalkan sejak dini di lingkungan sekolah dan keluarga. Anak-anak perlu diajarkan untuk menghormati dan menerima diri mereka sendiri serta orang lain tanpa memandang penampilan fisik. Dengan demikian, diharapkan masyarakat kita dapat menjadi lebih sensitif terhadap masalah body shaming dan dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.

Dalam menghadapi body shaming, penting bagi kita semua untuk saling mendukung dan menghormati satu sama lain. Kita harus menghentikan praktik body shaming dan mempromosikan budaya yang lebih positif dan inklusif. Kita juga harus mengingat bahwa setiap orang berhak merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan tidak perlu merasa terjebak dalam standar kecantikan yang sempit. Mari kita bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan menghormati perbedaan.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com