Saatnya brainwash anak tentang pentingnya gaya hidup sehat.
Saat anak saya sakit, itu adalah momen yang tepat untuk mengajarkan pentingnya gaya hidup sehat. Biasanya, saat tubuhnya sehat, sulit bagi saya untuk memberikan penjelasan tentang pentingnya makanan sehat dan minum yang cukup. Anak-anak cenderung tidak begitu peduli dengan hal ini, mereka lebih suka makan makanan yang enak dan ngemil snack. Namun, ketika anak saya sakit, saya bisa memberikan ceramah panjang lebar tentang pentingnya makanan sehat.
Saya menjelaskan padanya tentang kandungan gizi dalam makanan seperti sayur-sayuran dan ikan. Saya menjelaskan bahwa sayur-sayuran mengandung banyak serat dan vitamin yang baik untuk tubuh, sedangkan ikan mengandung protein dan omega 3 yang baik untuk perkembangan otaknya. Saya juga menjelaskan tentang efek buruk dari makanan instan dan makanan cepat saji yang mengandung banyak bahan pengawet dan pemanis buatan. Saya juga mengajaknya untuk membaca buku tentang gizi sehingga dia bisa belajar lebih banyak tentang manfaat makanan sehat.
Evaluasi perilaku dan gaya hidup.
Setiap penyakit memiliki sebabnya sendiri. Misalnya, dehidrasi disebabkan oleh kurangnya minum, sulit buang air besar disebabkan oleh kurangnya serat dalam makanan, dan batuk pilek disebabkan oleh kurangnya istirahat. Ketika anak sakit, saya mengajaknya untuk memahami bahwa penyakit yang dialaminya adalah akibat dari perilaku dan gaya hidupnya sendiri.
Saya menjelaskan bahwa jika dia rajin minum air putih, maka risiko dehidrasi akan berkurang. Saya juga menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, agar buang air besar menjadi lancar. Selain itu, saya juga mengajaknya untuk mengatur waktu istirahat yang cukup agar tubuhnya tidak lelah dan rentan terhadap penyakit.
Dengan melakukan evaluasi ini, saya berharap anak saya bisa memahami bahwa kesehatan adalah tanggung jawabnya sendiri. Dia harus belajar untuk menjaga kesehatannya dengan melakukan perilaku dan gaya hidup yang sehat.
Belajar legowo.
Saat anak saya sakit, saya mengajarkan padanya untuk memiliki sikap legowo. Legowo adalah sikap menerima apa yang terjadi pada diri kita dengan sabar, ikhlas, dan pasrah. Meskipun kita sudah berusaha menjaga kesehatan kita sebaik mungkin, tapi sakit tetap bisa datang kapan saja. Ada faktor-faktor dari luar seperti kecelakaan, cuaca, lingkungan, dan virus yang tak bisa kita kendalikan. Ada juga faktor internal seperti bawaan dari DNA atau faktor genetik yang membuat kita rentan terhadap penyakit.
Saya mengajak anak saya untuk memahami bahwa sakit adalah ujian bagi kita. Saat kita sakit, kita harus menerima dengan ikhlas dan sabar. Kita harus berusaha sembuh dan tidak mengeluh terlalu banyak. Saya menjelaskan bahwa dengan memiliki sikap legowo, kita akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi cobaan dan masalah dalam hidup.
Belajar bersyukur.
Sakit adalah momen yang tepat untuk mengajarkan anak tentang rasa syukur. Saat anak sakit, dia akan merasakan ketidaknyamanan seperti sulit tidur, makanan yang tidak enak, dan penderitaan yang tidak terperi. Biasanya, anak akan menjadi rewel dan mengeluh saat sakit. Namun, saat anak sakit, saya mengajaknya untuk bersyukur atas kesehatan yang dia miliki saat ini.
Saya menjelaskan padanya bahwa kesehatan adalah karunia yang tak ternilai harganya. Selama dia sehat, dia bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan saat sakit. Dia bisa bermain, belajar, dan mengeksplorasi dunia dengan bebas. Saya juga mengajaknya untuk melihat bahwa di luar sana banyak orang lain yang sedang sakit dengan penyakit yang lebih parah daripada yang dia alami saat ini. Dengan melihat ini, saya berharap anak saya bisa memahami pentingnya bersyukur atas kesehatan yang dia miliki.
Memperkuat bonding.
Ketika anak sakit, mereka membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra. Mereka tidak bisa mengurus diri sendiri dan semua kebutuhan mereka harus dilayani oleh orang lain. Ini adalah momen yang tepat untuk memperkuat bonding antara orang tua dan anak.
Saya memberikan perhatian penuh pada anak saya saat dia sakit. Saya mengurus semua kebutuhannya, mulai dari memberinya obat, menyuapi makanan, hingga menghiburnya saat dia merasa tidak nyaman. Saya juga mengajaknya untuk berbicara dan berbagi perasaannya dengan saya. Dengan memberikan perhatian penuh pada anak saat sakit, dia akan merasa dicintai dan dihargai. Dia akan tumbuh dengan rasa kasih sayang yang melimpah dan dia akan melakukan hal yang sama ketika ada orang lain yang sakit di sekitarnya.
Dalam menghadapi anak yang sakit, saya belajar bahwa ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Saat anak sakit, kita bisa mengajarkan tentang pentingnya gaya hidup sehat, melakukan evaluasi perilaku dan gaya hidup, belajar legowo, bersyukur atas kesehatan yang kita miliki, dan memperkuat bonding antara orang tua dan anak. Semua ini adalah pelajaran berharga yang dapat membantu anak tumbuh menjadi manusia yang lebih kuat dan berharga.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com