3 Mitos dan Fakta Macam-macam Buah untuk Anak

Mitos dan Fakta Seputar Macam-macam Buah

Sebenarnya banyak mitos seputar macam-macam buah yang beredar di masyarakat. Namun, tiga mitos di bawah ini sering dikaitkan oleh para Bunda saat memberikan buah untuk anaknya. Maka dari itu, di artikel ini akan dijelaskan dengan lengkap mengenai fakta di balik mitos-mitos tersebut supaya Bunda lebih tenang dan cermat saat memenuhi asupan nutrisi si Kecil.

Mitos: Jangan makan macam-macam buah setelah makan
Apakah Bunda pernah mendengar bahwa macam-macam buah tidak boleh dikonsumsi setelah makan? Bahkan, ada yang beranggapan agar anak-anak tidak mengonsumsi macam-macam buah setelah makan karena akan mengurangi nilai gizi di dalamnya. Selain itu, mitos ini juga beralasan mengonsumsi buah setelah makan bisa mengganggu penyerapan nutrisi di dalam tubuh.

Faktanya, macam-macam buah bisa dikonsumsi sebelum dan sesudah makan karena saluran pencernaan sebenarnya telah siap mencerna dan menyerap nutrisi dari buah yang si Kecil konsumsi. Jadi, nutrisi dalam buah akan terserap secara baik meskipun si Kecil menyantapnya setelah makanan lain.

Mitos: Buah harus dikonsumsi saat perut kosong
Mitos lain menyebutkan bahwa sebaiknya si Kecil mengonsumsi macam-macam buah saat perutnya sedang kosong. Mitos ini beralasan karena jika buah dikonsumsi bersamaan dengan makanan berat, proses pencernaannya akan melambat. Apakah anggapan ini benar?

Faktanya, kandungan serat di setiap macam-macam buah memang membuat perut kosong lebih lama, tetapi tidak sampai membuatnya menumpuk di perut dan menjadi busuk. Saluran pencernaan manusia telah dirancang untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang bisa menyebabkan fermentasi dan pembusukan. Jadi, berapapun lamanya makanan tersimpan di perut, tidak akan membusuk.

Mitos: Macam-macam buah bisa memenuhi nutrisi anak dengan maksimal
Mitos selanjutnya yang sering membuat sebagian Bunda salah kaprah adalah pemahaman mengenai macam-macam buah yang memenuhi kebutuhan nutrisi secara maksimal dibandingkan makanan sehat lainnya. Selain itu, mitos ini kerap muncul karena banyak menganggap konsumsi buah dan sayur sudah cukup menutrisi tubuh. Namun, tahukah Bunda bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Baca Juga:  Bagaimana Melatih Bayi Bisa Bicara? Ini Tips dan Triknya!

Faktanya, macam-macam buah memang mengandung nutrisi yang membantu menjaga kesehatan tubuh. Namun, kandungan nutrisinya tidak maksimal, sehingga membutuhkan asupan nutrisi dari makanan sehat lainnya. Mengonsumsi buah-buahan saja tidak akan mengoptimalkan kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil. Ia memerlukan nutrisi lain berupa protein, karbohidrat, lemak yang berkualitas. Selain itu, macam-macam buah termasuk sumber protein nabati yang memiliki asam amino pembatas sehingga menyebabkan asam amino lain tidak terserap dengan baik di dalam tubuh. Tubuh membutuhkan 9 asam amino esensial (9AAE) dalam 9 jenis yang lengkap dan jumlah yang tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil. 9 asam amino esensial (9AAE) ini merupakan bentuk sederhana dari protein yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga membutuhkan bantuan dari sumber protein berkualitas, seperti susu, telur, ikan, daging merah, daging putih, dan hasil olahannya. Sumber protein hewani tersebut merupakan jenis protein yang paling penting dan dibutuhkan oleh tubuh dibandingkan protein nabati. Sebab, protein hewani memiliki 9 jenis asam amino esensial (9AAE) secara lengkap yang meliputi ini meliputi leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, lisin, dan histidin.

Lantas, bagaimana jika kekurangan satu jenis asam amino esensial ini? Kemungkinan akan mengurangi fungsi optimal yang dibutuhkan oleh tubuh anak. Hal ini dibuktikan oleh penelitian J.Nutr yang dipublikasi dalam National Center for Biotechnology Information yang menjelaskan bahwa kekurangan satu jenis 9 asam amino esensial (9AAE), maka akan menurunkan kinerja hormon pertumbuhan (IGF-1) sebesar 34 persen. Sementara, kekurangan semua jenis 9 asam amino esensial (9AAE) akan menurunkan hormon pertumbuhan (IGF-1) sebesar 50 persen. Tak hanya itu lho Bu, dalam jurnal EBioMedicine yang dipublikasi oleh The Lancet juga menyebutkan bahwa kekurangan 9 asam amino esensial (9AAE) berkaitan dengan masalah stunting pada anak.

Baca Juga:  Ingin Ajarkan Kecerdasan Interpersonal pada Anak? Ini Caranya

Oleh karena itu, sebaiknya si Kecil tidak hanya mengonsumsi buah-buahan dan mengesampingkan makanan sehat lainnya. Pemenuhan gizi antara protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral harus seimbang. Pastikan Bunda mengutamakan nutrisi makro terlebih dahulu untuk meningkatkan tumbuh kembang si Kecil, setelah itu Bunda bisa menambahkan kebutuhan gizi dari nutrisi mikro seperti buah-buahan agar kesehatannya lebih optimal.

Ada macam-macam buah yang aman dikonsumsi si Kecil, mulai dari alpukat, pisang, jeruk, stroberi, mangga, jambu biji, kiwi, buah naga, melon, semangka, blueberry, dan masih banyak jenis buah lainnya. Sebenarnya masing-masing buah memiliki manfaatnya sendiri untuk kesehatan tubuh, namun rata-rata manfaat buat itu dapat melancarkan saluran pencernaan, membantu meningkatkan kesehatan kulit dan mata, sebagai antioksidan, membantu meningkatkan sistem imun, sebagai detoksifikasi, dan sebagainya. Bunda bisa memilih buah yang disukai si Kecil untuk diolah menjadi hidangan favoritnya. Pastikan memilih buah yang masih segar dan sebaiknya hindari menambahkan gula tambahan secara berlebihan karena bisa memicu risiko penyakit.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com