Ciri-ciri Janin Melintang
Posisi janin melintang merupakan salah satu posisi bayi yang perlu diperhatikan selama kehamilan. Posisi ini dapat diketahui dari letak kepala bayi. Selain itu, terdapat beberapa ciri-ciri lainnya yang dapat mengindikasikan bahwa bayi berada dalam posisi melintang. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri janin melintang yang perlu diketahui:
1. Bunda Mengalami Ketidaknyamanan Subkostal
Salah satu ciri janin melintang adalah ketidaknyamanan subkostal yang dirasakan oleh ibu. Ketidaknyamanan ini biasanya terjadi pada bagian panggul hingga tulang rusuk. Bunda akan merasakan rasa tidak nyaman seperti perut melilit atau nyeri saat haid pada penderita kista. Rasa tidak nyaman ini dapat mengganggu aktivitas ibu dan membuatnya selalu ingin menyandarkan punggung dengan tambahan bantal sebagai penyangga.
2. Tendangan Kaki Bayi Terasa di Samping Rahim
Pada kehamilan normal, tendangan kaki bayi akan terasa di atas rahim sebagai tanda bahwa posisi kaki berada di atas dan kepala berada di bawah. Namun, jika bayi berada dalam posisi melintang, maka tendangan kaki bayi akan terasa di samping rahim.
3. Letak Kepala Bayi
Ciri lain dari janin melintang adalah letak kepala bayi. Jika bayi berada dalam posisi melintang, dokter dapat merasakan sebuah massa keras berupa kepala bayi yang berada di bagian samping perut ibu. Jika bayi berada dalam posisi normal, letak kepala bayi akan dirasakan pada bagian bawah perut ibu.
4. Letak Detak Jantung Bayi
Posisi janin yang melintang juga dapat ditandai dengan letak detak jantung bayi. Saat pemeriksaan menggunakan ultrasonografi (USG) pada minggu ke-32 hingga ke-35, letak detak jantung janin yang berada dalam posisi normal akan terdengar dari bagian bawah pusar ibu. Namun, jika bayi berada dalam posisi melintang, letak detak jantungnya akan terdengar di bagian atas atau samping pusar ibu.
5. Massa Tidak Teratur pada Bagian Panggul Bunda
Pemeriksaan palpasi abdomen dapat menunjukkan adanya massa yang tidak teratur pada bagian panggul ibu. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa bukan kepala bayi yang pertama turun ke bagian panggul, melainkan punggung bayi.
6. Pemeriksaan Melalui Vagina
Terakhir, posisi bayi dapat dilihat melalui pemeriksaan vagina yang dilakukan saat ibu sudah mengalami tanda-tanda akan melahirkan. Pemeriksaan vagina ini penting untuk mengetahui proses bukaan dalam persalinan normal. Jika dalam pemeriksaan ini tidak ditemukan massa keras seperti kepala bayi, maka dapat dipastikan bahwa posisi bayi dalam keadaan melintang.
Penyebab Janin Melintang
Setelah mengetahui ciri-ciri janin melintang, penting juga untuk mengetahui penyebabnya. Berikut adalah beberapa penyebab janin melintang:
1. Relaksasi/Peregangan Dinding Perut
Salah satu penyebab janin melintang adalah relaksasi atau peregangan dinding perut akibat proses persalinan sebelumnya atau pernah melahirkan 4 kali atau lebih sebelumnya.
2. Janin Prematur
Janin prematur juga dapat menjadi penyebab janin melintang. Pada janin prematur, organ-organ dalam tubuh bayi belum sempurna berkembang sehingga dapat mempengaruhi posisi bayi dalam rahim.
3. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta berada pada bagian bawah rahim yang dapat menghalangi jalan lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang.
4. Bentuk Rahim yang Abnormal
Bentuk rahim yang abnormal juga dapat menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang. Bentuk rahim yang tidak normal dapat mempengaruhi posisi bayi dalam rahim.
5. Cairan Ketuban yang Berlebihan
Cairan ketuban yang berlebihan atau polihidramnion juga dapat menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang. Cairan ketuban yang berlebihan dapat mempengaruhi posisi bayi dalam rahim.
6. Panggul Sempit
Panggul sempit juga dapat menjadi penyebab bayi berada dalam posisi melintang. Panggul yang sempit dapat membatasi gerakan bayi dalam rahim.
7. Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar juga dapat menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang. Pada kehamilan kembar, posisi bayi dapat saling mempengaruhi sehingga salah satu bayi dapat berada dalam posisi melintang.
Proses Persalinan Janin Melintang
Proses persalinan pada kehamilan dengan bayi berada dalam posisi melintang dapat menjadi lebih sulit daripada persalinan normal. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki posisi bayi. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan saat usia kehamilan 30 – 37 minggu:
1. Posisi Tilt atau Berbaring pada Permukaan Datar
Bunda dapat mencoba posisi tilt atau berbaring pada permukaan datar dengan meletakkan bantal pada pinggul hingga lebih tinggi dari kepala. Lakukan posisi ini selama 15 menit sambil mengambil napas dalam.
2. Latihan Dada
Latihan dada dapat dilakukan dengan berlutut di lantai, meletakkan lengan ke bawah, dan membuat posisi rahim lebih tinggi dari kepala. Dorong panggul ke atas seperti posisi menungging. Lakukan gerakan ini dua kali sehari selama 5-15 menit.
3. Forward Leaning Inversion
Forward leaning inversion adalah posisi yang mirip dengan gerakan push-up, namun kaki berada di tempat yang lebih tinggi. Lakukan gerakan ini 3 kali per hari selama 30 detik.
4. Menggunakan Benda Dingin atau Air Hangat
Bunda dapat mencoba meletakkan sebungkus es batu di dekat kepala bayi agar ia menghindari diri dari rasa dingin. Selain itu, dapat juga meletakkan air hangat di bagian bawah panggul supaya bayi mendekat ke arah yang panas.
5. Mendengarkan Suara Musik Klasik
Mendengarkan suara musik klasik dapat merangsang bayi untuk bergerak mendekati tulang kemaluan ibu. Musik memiliki efek yang dapat merangsang gerakan bayi dalam rahim.
6. Menggunakan Cahaya Senter
Menggunakan senter atau sumber cahaya lainnya dan mengarahkannya ke bagian rahim bawah dapat membuat bayi mendekat ke arah kemaluan ibu.
Selain melakukan cara di atas, penting juga untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan agar posisi bayi selalu terpantau dan ibu serta janin dalam keadaan yang sehat hingga masa persalinan tiba.
Kesimpulan
Posisi janin melintang dapat diketahui dari beberapa ciri-ciri seperti letak kepala bayi, tendangan kaki bayi, letak detak jantung bayi, dan lainnya. Beberapa penyebab janin melintang antara lain relaksasi dinding perut, kehamilan prematur, plasenta previa, bentuk rahim yang tidak normal, cairan ketuban yang berlebihan, panggul sempit, dan kehamilan kembar. Untuk memperbaiki posisi bayi, dapat dilakukan beberapa cara seperti posisi tilt, latihan dada, forward leaning inversion, dan lainnya. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan agar posisi bayi selalu terpantau dan ibu serta janin dalam keadaan yang sehat hingga masa persalinan tiba.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com