Yuk, Kenalan dengan Tim Hormon Kehamilan!

Yuk, Kenalan dengan Tim Hormon Kehamilan!

Selamat Bu, atas kehamilannya! Akan ada banyak sekali hal menakjubkan yang terjadi dalam sembilan bulan ke depan. Persiapkan diri juga untuk berbagai perubahan yang akan Bunda alami, ya.

Sejak sebelum saya hamil, saya sudah sering dengar cerita tentang ibu hamil yang banyak berubah tingkah polah hingga kondisi fisiknya. Dari suka uring-uringan, manja, kulit menghitam, jerawatan, sampai jadi pelupa. Semua perubahan itu konon disebabkan oleh hormon yang mendadak muncul atau pun bertambah ketika hamil. Penasaran dengan kabar tersebut, saya sampai mencari tahu sendiri kebenarannya. Padahal saat itu, kehamilan baru jadi rencana saya dan suami, lho.

Meski jadi sibuk karena mencari informasi terpercaya ke mana-mana, hasilnya cukup membuat saya lebih memahami perubahan selama hamil. Apa saja yang saya ketahui? Ayo Bu, kita simak bersama!

HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Ini dia manajer hormon yang paling sibuk. Sejak awal terjadi ovulasi, hormon ini langsung ‘memerintahkan’ rahim untuk berhenti memproduksi sel telur. Bertugas memberi tanda-tanda kehamilan, hormon inilah yang memberikan tanda dua strip pada testpack Bunda! Ia juga diduga penyebab munculnya rasa mual serta mudah buang air kecil selama kehamilan.

Hormon HCG ini diproduksi oleh plasenta dan berfungsi untuk mempertahankan kehamilan. HCG juga berperan dalam mempengaruhi produksi hormon lainnya dalam tubuh ibu hamil. Tingkat HCG akan terus meningkat seiring dengan perkembangan kehamilan dan biasanya mencapai puncaknya pada trimester pertama. Setelah puncaknya, tingkat HCG akan mulai menurun dan stabil hingga akhir kehamilan.

Estrogen

Sudah sedari dulu hormon yang satu ini sangat identik dengan perempuan. Terbentuk di dalam ovarium, hormon ini berperan banyak dalam membuat kita lebih sensitif saat hamil. Payudara terasa sakit, penciuman jadi lebih tajam, ‘alergi’ dengan makanan tertentu, semua disebabkan hormon ini bekerja aktif dalam menyambut hadirnya si Kecil di dalam rahim. Aktivitas estrogen baru akan melemah ketika kita sudah melewati trimester pertama, Bu.

Baca Juga:  Cegah Penuaan Kulit, Ini 9 Rekomendasi Toner untuk Usia 40-an Mulai Dari 35Ribuan

Estrogen adalah hormon yang berperan dalam perkembangan organ reproduksi wanita, termasuk mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Hormon ini juga berperan dalam pembentukan plasenta, organ yang akan menyediakan nutrisi untuk janin. Selama kehamilan, tingkat estrogen akan terus meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada trimester kedua. Setelah itu, tingkat estrogen akan tetap tinggi hingga akhir kehamilan.

Progesteron

Biasanya tidak bisa dipisahkan dari estrogen. Fungsi progesteron ini yang ‘melemahkan’ otot-otot kita, Bu! Tujuannya agar rahim bisa tumbuh dengan baik, si Kecil dalam janin pun selalu nyaman. Namun efek dari ‘pekerjaannya’, ibu hamil jadi mudah pusing, kelelahan, hingga merasa pegal di sekitar pinggang dan panggul.

Progesteron adalah hormon yang berperan dalam mempersiapkan rahim untuk kehamilan dan mempertahankan kehamilan. Hormon ini juga berperan dalam melenturkan ligamen dan sendi-sendi tubuh ibu hamil, sehingga mempersiapkan tubuh untuk proses kelahiran yang akan datang. Selama kehamilan, tingkat progesteron akan terus meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada trimester kedua. Setelah itu, tingkat progesteron akan tetap tinggi hingga akhir kehamilan.

Oxytocin

Kalau yang satu ini, berperan banyak dalam membantu dalam proses menjadi Bunda. Ya, oxytocin membuat naluri keibuan kita muncul. Tiba-tiba saja ingin merapikan rumah dan menyusun baju untuk si Kecil yang masih dalam rahim? Itu dia efek kerja oxytocin. Hormon ini juga membantu proses kelahiran, Bu. Oxytocin bertugas untuk melemaskan leher rahim, dan membuat puting memproduksi ASI. Setelah melahirkan, hormon ini masih bekerja untuk menguatkan ikatan antara Bunda dan si Kecil. Wah, sibuk sekali, ya?

Oxytocin adalah hormon yang berperan dalam memicu kontraksi otot rahim selama persalinan. Hormon ini juga berperan dalam merangsang produksi ASI dan membantu dalam proses menyusui. Selama kehamilan, tingkat oxytocin akan meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya saat proses persalinan. Setelah melahirkan, tingkat oxytocin akan tetap tinggi untuk membantu dalam produksi ASI dan membantu dalam proses bonding antara ibu dan bayi.

Baca Juga:  Bu, Waspadai Gejala Galaktosemia pada Bayi

Relaxin

Salah satu hormon yang juga sibuk sejak pembuahan terjadi. Sebenarnya kita sudah memiliki hormon ini sebelum hamil, Bu. Namun, ketika kehamilan terjadi, plasenta melepaskan lebih banyak lagi relaxin untuk melemaskan otot rahim, agar tidak terjadi keguguran. Saat hamil, aliran darah dalam tubuh kita juga melaju deras, Bu. Di sinilah relaxin berperan untuk melonggarkan arteri, sehingga perubahan yang cukup drastis ini tidak serta merta meningkatkan tekanan darah kita.

Relaxin adalah hormon yang berperan dalam melonggarkan ligamen dan sendi-sendi tubuh ibu hamil. Hormon ini membantu rahim untuk melebar dan menyesuaikan dengan pertumbuhan janin. Selain itu, relaxin juga berperan dalam melonggarkan persendian panggul, sehingga mempersiapkan tubuh untuk proses persalinan. Selama kehamilan, tingkat relaxin akan meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya saat persalinan. Setelah melahirkan, tingkat relaxin akan turun kembali ke tingkat normal.

Ini baru sebagian, Bu. Masih banyak hormon lainnya yang membuat kehamilan kita lebih berwarna. Meski terkadang efek pertumbuhan hormon ini cukup merepotkan, tapi nikmati saja, Bu. Mereka bekerja demi kesehatan si Kecil dan kita juga, kok. Selamat menjalani kehamilan yang menakjubkan ya, Bu!

Selain hormon-hormon di atas, ada beberapa hormon lain yang juga berperan penting dalam kehamilan, seperti hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI, hormon tiroid yang berperan dalam metabolisme tubuh, dan hormon kortisol yang berperan dalam mengatur stres. Hormon-hormon ini saling bekerja sama untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.

Dalam kehamilan, sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon agar proses kehamilan berjalan lancar. Beberapa faktor seperti pola makan, olahraga, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres dapat membantu menjaga keseimbangan hormon selama kehamilan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang hormon kehamilan dan cara menjaga keseimbangannya.

Baca Juga:  Bagaimana Cara Meningkatkan Kecerdasan Bayi Usia 12 Bulan?

Selain itu, penting juga untuk mengikuti pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengikuti anjuran dari dokter atau bidan yang merawat kehamilan. Mereka akan memberikan informasi dan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kehamilan Bunda.

Selamat menjalani kehamilan yang sehat dan bahagia, Bu! Semoga tulisan ini dapat menjadi referensi dan panduan bagi Bunda dalam menghadapi perubahan hormonal selama kehamilan. Tetaplah menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh, serta selalu berkonsultasi dengan tenaga medis yang berkompeten.

Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com