Pilihan Kontrasepsi
Setelah melahirkan, mungkin Bunda ingin menjaga jarak kehamilan berikutnya. Bunda dapat mempertimbangkan untuk memilih metode kontrasepsi yang sesuai. Namun ingat, sebelum menentukan pilihan metode kontrasepsi, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk mengenali metode kontrasepsi yang ada terlebih dahulu.
Agar kontrasepsi efektif, Bunda perlu membuat jadwal teratur kontrasepsi yang sesuai dengan kebiasaan Bunda. Misalnya jika Bunda menggunakan kontrasepsi pil yang harus diminum setiap hari, maka meletakkan kemasan pil kontrasepsi berdekatan dengan sikat gigi dapat membantu Bunda untuk mengingatkan.
Perlu Bunda ingat bahwa tidak ada metode kontrasepsi yang mencegah kehamilan 100%. Oleh karena itu, Bunda dan suami dapat mempertimbangkan untuk mengkombinasikan beberapa metode kontrasepsi untuk meningkatkan kemungkinan pencegahan kehamilan. Tentu saja Bunda dan suami sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter atau bidan.
Pantang berkala / sistem kalender
Metode kontrasepsi ini mengandalkan pemantauan tanggal ovulasi atau masa subur untuk menghindari berhubungan seksual saat periode tersebut. Secara ideal, pantang melakukan hubungan seksual selama dan sekitar waktu ovulasi dapat mencegah kehamilan. Ovulasi paling sering terjadi sekira 14 hari sebelum siklus menstruasi berikut, namun sayangnya hal ini tidak selalu harus 14 hari. Metode ini dapat dikatakan kurang andal karena tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang teratur.
Senggama terputus / Coitus interuptus
Teknik senggama terputus adalah metode kontrasepsi di mana pria menarik penisnya keluar dari vagina sebelum ejakulasi. Teknik ini dapat membantu Bunda untuk mencegah kehamilan tanpa menggunakan alat atau obat. Pada saat Bunda sedang berhubungan dengan suami, maka harus dipastikan bahwa sperma tidak dikeluarkan di dalam vagina, melainkan di luar vagina. Tentu saja teknik ini memiliki kelemahan, karena sperma dapat keluar lebih awal daripada yang diperkirakan. Oleh karena itu, metode ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya untuk mencegah kehamilan.
Menyusui
Menyusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami yang efektif dalam mencegah kehamilan. Ketika Bunda menyusui, produksi hormon yang mengatur ovulasi, yaitu hormon luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH), menurun sehingga ovulasi tidak terjadi. Namun, metode ini hanya efektif jika Bunda menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan kepada bayi) dan menstruasi belum kembali. Perlu pertimbangan yang matang agar menyusui bisa menjadi pilihan keluarga berencana yang dapat diandalkan.
Pil KB
Pil KB adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling populer dan mudah digunakan. Pil KB mengandung hormon sintetis yang meniru hormon progesteron dan estrogen alami dalam tubuh wanita. Pil KB bekerja dengan menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) dan mengubah lendir serviks menjadi lebih kental sehingga sulit bagi sperma untuk mencapai sel telur. Pil KB juga mengubah lapisan rahim sehingga sulit bagi telur yang telah dibuahi untuk menempel dan berkembang. Pil KB harus diminum setiap hari pada waktu yang sama untuk menjaga efektivitasnya.
Kondom
Kondom adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling umum digunakan oleh pasangan seksual. Kondom bekerja dengan cara mencegah sperma masuk ke dalam vagina sehingga mengurangi risiko kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS). Kondom tersedia bagi pria dan wanita, walaupun yang umum tersedia adalah kondom bagi pria. Kondom harus digunakan setiap kali berhubungan seksual untuk efektivitas yang maksimal.
Kontrasepsi suntik atau implan
Kontrasepsi suntik atau implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang bekerja dengan cara menghentikan ovulasi dan mengubah lendir serviks menjadi lebih kental. Kontrasepsi suntik diberikan melalui suntikan intramuskular setiap 1-3 bulan, sedangkan implan adalah batang kecil yang ditanam di bawah kulit dan melepaskan hormon kontrasepsi secara bertahap selama 3-5 tahun. Metode ini sangat efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi perlu penanganan medis yang tepat.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR, IUD)
AKDR atau IUD (intrauterine device) adalah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter atau bidan. AKDR bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur atau mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. AKDR tersedia dalam dua jenis, yaitu yang mengandung tembaga dan yang mengandung hormon progestin. AKDR dapat digunakan selama 3-10 tahun tergantung jenisnya. Pemasangan AKDR biasanya dilakukan pada masa menstruasi atau setelah melahirkan.
Sterilisasi
Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang dilakukan dengan operasi pada tuba falopi wanita atau vas deferens pria. Pada wanita, sterilisasi dilakukan dengan memotong atau mengikat tuba falopi (saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim). Pada pria, sterilisasi dilakukan dengan memotong vas deferens (saluran yang menghubungkan testis dengan penis). Sterilisasi sangat efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi merupakan keputusan yang permanen dan sulit untuk dibalik.
Setiap metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan keluarga Bunda. Penting juga untuk memahami cara penggunaan dan efektivitas metode kontrasepsi yang dipilih agar dapat digunakan dengan benar dan tepat waktu. Jangan ragu untuk bertanya dan mencari informasi lebih lanjut mengenai metode kontrasepsi yang ingin digunakan.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com