Mengenal Speech Delay
Speech delay adalah suatu gangguan berupa keterlambatan kemampuan bicara pada anak yang sudah berusia 2 tahun. Saat si Kecil mengalami keterlambatan dalam berbicara, belum tentu ada suatu kesalahan pada dirinya. Speech delay bisa saja disebabkan oleh adanya gangguan neurologis, pendengaran, atau masalah perkembangan lainnya. Jika dibiarkan terus-menerus, gangguan ini bisa berkepanjangan dan menyebabkan masalah besar ketika anak tumbuh dewasa kelak.
Speech delay merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada anak-anak pada kategori usia 3-16 tahun. Hasil penelitian yang diumumkan oleh National Centre for Biotechnology Information mengungkapkan bahwa jumlah penderita gangguan speech delay adalah sekitar 1-32% dari populasi normal.
Faktor Penyebab Speech Delay
Speech delay bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Kurang mendapatkan stimulasi dengan baik
Selain faktor internal, penyebab anak terlambat bicara juga berasal dari faktor eksternal, yaitu lingkungan di sekitarnya. Misalnya, Si Kecil yang kurang mendapatkan rangsangan verbal, atau bahkan anak-anak korban kekerasan yang tinggal bersama orang tua. Pasalnya, orang tua yang melakukan kekerasan cenderung mengabaikan anak-anaknya dibanding orang tua lain, sehingga perkembangan berbicara dan berbahasa anak tidak diperhatikan.
Kekurangan Nutrisi
Berdasarkan laman WHO, mengenai stunting, kurangnya nutrisi yang dibutuhkan pada 1000 hari pertama kehidupan si Kecil juga dapat memengaruhi kemampuan dalam berbahasa dan berisiko mengalami masalah berbahasa dan berkomunikasi.
Adanya masalah di dalam mulut
Speech delay pada si Kecil bisa menjadi pertanda bahwa ia mengalami masalah di dalam mulutnya atau yang disebut sebagai ankyloglossia. Masalah bisa terletak pada langit-langit atau lidahnya yang mengakibatkan lidah menjadi tidak dapat bergerak dengan bebas karena frenulum lidah terlalu pendek. Frenulum merupakan jaringan tipis pada bagian bawah tengah lidah yang menjadi penghubung antara lidah dan dasar mulut. Jika frenulum si Kecil terlalu pendek, si Kecil jadi kesulitan untuk mengeluarkan suara tertentu, khususnya D, L, R, S, T, Z, dan Th. Selain itu, kondisi ini juga akan menyebabkan bayi mengalami kesulitan saat menyusu dari ibunya.
Gangguan pendengaran
Si Kecil yang mengalami gangguan pendengaran cenderung akan mengalami masalah dalam berbicara termasuk speech delay. Tanda-tandanya tidak dapat dilihat secara langsung, tapi salah satunya adalah si Kecil tidak mampu menyebutkan suatu objek tapi paham ketika orang lain memberitahu dengan gerakan. Terlambat bicara dan bahasa juga terkadang menjadi satu-satunya gejala yang nampak.
Gangguan bicara dan bahasa
Keterlambatan berbicara merupakan kondisi di mana si Kecil mampu berkomunikasi secara nonverbal, tapi tidak bisa mengucapkan kata dalam jumlah banyak. Sedangkan, keterlambatan berbahasa merupakan suatu kondisi ketika si Kecil mengalami kesulitan untuk menyusun frasa hingga bisa dimengerti. Keterlambatan ini bisa dipicu oleh kelahiran prematur yang melibatkan fungsi otak, dan bisa saja menjadi pertanda ketidakmampuannya dalam belajar.
Autism spectrum disorder
Si Kecil yang menderita autism dapat dilihat dari gangguannya dalam berbicara atau berbahasa. Gejala-gejalanya antara lain melakukan perilaku yang berulang, gangguan interaksi sosial, regresi bahasa dan bicara, mengucapkan frasa yang berulang, serta gangguan komunikasi baik secara verbal maupun non-verbal.
Masalah neurologis
Gangguan neurologis, seperti cedera otak, distrofi otot, dan cerebral palsy bisa mempengaruhi otot-otot yang dibutuhkan untuk berbicara sehingga menjadi salah satu penyebab anak terlambat bicara.
Disabilitas intelektual
Disabilitas intelektual, gangguan dalam menggunakan bahasa dengan atau tanpa kondisi autistik adalah kondisi yang ditandai dengan keterlambatan bicara dalam tingkat sedang hingga berat yang bisa memengaruhi kemampuannya dalam bicara ekspresif. Anak akan kesulitan dalam mengartikulasikan kata-kata yang ingin diucapkan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh Malformasi kongenital (kondisi tidak normal yang terjadi pada masa perkembangan janin).
Untuk semua kemungkinan faktor penyebab speech delay di atas, sebaiknya membutuhkan konsultasi dokter sebagai validasi dan mendapatkan solusi terbaik yang tepat untuk menanganinya.
Apa Saja Gejala Speech Delay?
Speech delay sebenarnya sudah bisa terdeteksi sejak dini. Berikut beberapa gejala atau ciri anak terlambat bicara:
Dalam waktu 2 bulan bayi tidak mengeluarkan suara.
Pada usia 18 bulan belum bisa memanggil ‘mama’ atau mengucapkan kata yang sederhana seperti ‘baba’.
Pada usia 2 tahun belum mengucapkan lebih dari 25 kata.
Pada usia 3 tahun belum mengucapkan sekitar 200 kata, orang lain susah memahami yang diucapkan anak, dan tidak meminta sesuatu dengan menyebut namanya.
Pada usia yang lebih tua belum mampu mengucap kata-kata yang sudah pernah dipelajari sebelumnya.
Tips Mencegah Speech Delay
Seorang dokter anak bernama Catharine M. Sambo memaparkan beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah speech delay pada si Kecil, yaitu sebagai berikut:
Deteksi dini gejala awal keterlambatan bicara si Kecil.
Deteksi dini sangat penting untuk mengetahui apakah si Kecil mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara. Jika ada tanda-tanda speech delay, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Terus memberikan stimulasi berbicara dengan baik.
Stimulasi berbicara sangat penting untuk melatih kemampuan bicara si Kecil. Ajak si Kecil berbicara setiap hari, bacakan cerita, dan ajak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Kerap mengajak si Kecil mengobrol.
Mengajak si Kecil mengobrol dapat melatih kemampuan bicaranya. Ajak si Kecil berbicara tentang apa yang ia lihat, rasakan, dan alami. Berikan perhatian penuh saat si Kecil berbicara dan berikan respons yang positif.
Membacakan buku dengan suara jelas.
Membacakan buku dengan suara jelas dapat membantu si Kecil mengenal kata-kata baru dan melatih kemampuan bicaranya. Bacakan buku dengan intonasi yang variatif dan berikan penjelasan mengenai gambar-gambar yang ada di buku.
Memberikan respon terhadap ocehan si Kecil.
Si Kecil seringkali melakukan ocehan yang belum bisa dimengerti oleh orang dewasa. Namun, penting bagi Bunda untuk tetap memberikan respon positif dan berusaha memahami apa yang ingin disampaikan oleh si Kecil. Hal ini akan memberikan dorongan positif bagi perkembangan bicara si Kecil.
Menjawab pertanyaan si Kecil.
Si Kecil seringkali memiliki banyak pertanyaan. Sebagai orang tua, Bunda harus siap untuk menjawab pertanyaan si Kecil dengan sabar dan penuh perhatian. Berikan penjelasan yang sesuai dengan tingkat pemahamannya.
Bernyanyi bersama.
Bernyanyi bersama dapat menjadi salah satu cara yang menyenangkan untuk melatih kemampuan bicara si Kecil. Bernyanyi menggunakan intonasi yang variatif dan berirama dapat membantu si Kecil mengenal kata-kata baru dan melatih kemampuan bicaranya.
Hindari memberikan si Kecil televisi dan gadget yang tidak mendidik serta tanpa pengawasan.
Terlalu sering terpapar oleh televisi dan gadget dapat mengganggu perkembangan bicara si Kecil. Sebaiknya, batasi penggunaan televisi dan gadget, serta pastikan konten yang ditonton atau dimainkan sesuai dengan usia si Kecil.
Rutin membaca buku panduan kesehatan anak yang berisi data tumbuh kembang dan imunisasi.
Membaca buku panduan kesehatan anak dapat memberikan Bunda informasi yang lengkap mengenai tumbuh kembang si Kecil. Dengan mengetahui perkembangan yang seharusnya dicapai oleh si Kecil pada setiap usia, Bunda dapat lebih mudah mendeteksi apakah si Kecil mengalami keterlambatan bicara.
Mengamati setiap perkembangan si Kecil secara berkala.
Mengamati perkembangan si Kecil secara berkala sangat penting untuk mendeteksi apakah ada keterlambatan dalam perkembangan bicaranya. Catat perkembangan-perkembangan penting, seperti awal kemampuan mengucapkan kata-kata, kalimat pertama yang diucapkan, dan jumlah kata yang sudah dikuasai.
Konsultasi pada dokter tentang tumbuh kembang si Kecil.
Jika Bunda merasa khawatir dengan perkembangan bicara si Kecil, segera konsultasikan pada dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi speech delay jika memang ada.
Setiap perkembangan haruslah diamati secara seksama dan berkala. Memberikan stimulasi sesuai usia si Kecil merupakan sebuah upaya untuk mencegah ia mengalami keterlambatan perkembangan. Oleh karena itu, selalu luangkan waktu untuk mengasah keterampilan buah hati agar tumbuh kembangnya sesuai dengan milestone usianya.
Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com