Orang tua, Jangan Berikan 6 Beban Ini Kepada Anak Pertama


Anak pertama sering kali diminta untuk bertanggung jawab pada adiknya. Mereka sering disebut sebagai “pengganti orang tua” dan diharapkan memiliki kematangan yang tinggi, jiwa ngemong, dan tanggung jawab yang besar. Namun, di balik itu, ada berbagai tantangan dan beban yang sering dihadapi oleh anak pertama. Beban ini haruslah dihindari oleh orang tua agar anak pertama dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pertama, salah satu beban yang sering diberikan kepada anak pertama adalah menanggung kesalahan adik. Ketika adik melakukan kesalahan, orang tua sering kali mengatakan bahwa adik masih kecil dan belum tahu apa-apa, sehingga si kakak yang harus bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Hal ini sebenarnya tidak adil bagi anak pertama yang telah dewasa dan memiliki pilihan sadar untuk membantu atau membiarkan adik menyelesaikan masalahnya sendiri. Orang tua seharusnya mengajarkan kepada anak-anak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, tanpa menyalahkan kakaknya.

Kedua, anak pertama sering dijadikan kelinci percobaan oleh orang tua. Ketika orang tua memiliki anak pertama, mereka sering kali belum memiliki pengalaman dalam mengasuh anak. Pola pengasuhan yang diterapkan pada anak pertama pun masih bereksperimen, apakah berhasil atau tidak. Anak pertama sering kali mendapatkan disiplin yang lebih ketat dibandingkan adiknya. Hal ini dapat membuat anak pertama merasa tertekan dan adiknya merasa lebih diistimewakan. Orang tua seharusnya tidak membedakan perlakuan antara anak pertama dan adiknya, serta tidak menjadikan anak pertama sebagai kelinci percobaan dalam pengasuhan.

Ketiga, anak pertama sering dijadikan babysitter adik-adiknya. Anak pertama secara otomatis memiliki peran sebagai penjaga adik-adiknya saat bermain di luar dengan teman-teman atau saat orang tua ada keperluan di luar. Namun, peran ini seringkali dianggap sebagai pekerjaan yang tak bisa ditawar-tawar. Orang tua seharusnya menghargai pilihan anak pertama apakah ia bersedia atau tidak untuk menjaga adiknya pada saat tertentu. Anak pertama juga memiliki hak dan kehidupan pribadi yang perlu dihargai, sehingga tidak selalu dikorbankan untuk tugas menjaga adik-adiknya.

Baca Juga:  SD Islam Harapan Ibu: Maksimal Gali Potensi Terbesar Anak

Keempat, anak pertama sering diberikan standar tertinggi oleh orang tua. Mereka diharapkan menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya. Hal ini dapat memberikan tekanan yang besar pada anak pertama, karena ekspektasi orang tua terhadap mereka lebih tinggi dibandingkan adiknya. Nilai anak pertama di sekolah harus bagus, perilakunya harus baik, dan prestasinya harus menonjol. Hal-hal negatif seperti kegagalan, kenakalan, dan kesalahan tidak boleh ada dalam kamus anak pertama. Orang tua seharusnya tidak memberikan tekanan yang berlebihan pada anak pertama dan menghargai keunikan dan potensi mereka.

Kelima, anak pertama seringkali tidak mendapatkan prioritas yang sama seperti adiknya. Anak bungsu atau adik sering kali menjadi primadona dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Anak pertama tidak mendapatkan privilege untuk manja seperti adiknya. Setiap anak, termasuk anak pertama, seharusnya mendapatkan hak dan perhatian yang sama dari orang tua. Orang tua seharusnya adil dalam memberikan perhatian dan hak kepada setiap anak, tanpa membedakan antara anak pertama dan adiknya.

Terakhir, salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh orang tua adalah menganggap anak pertama sudah dewasa. Meskipun anak pertama lahir lebih dulu, hal ini tidak berarti mereka secara kepribadian sudah dewasa. Anak pertama tetaplah memiliki jiwa anak-anak dan membutuhkan perhatian orang tua dalam setiap fase penting kehidupannya. Orang tua seharusnya memperlakukan anak pertama sesuai dengan kepribadiannya, tanpa menganggap bahwa mereka sudah dewasa sebelum waktunya.

Dalam mengasuh anak pertama, orang tua haruslah bijaksana. Mereka harus memberikan kebebasan kepada anak pertama untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. Orang tua juga harus menghargai hak dan kehidupan pribadi anak pertama, serta tidak memberikan beban yang berlebihan. Dengan memberikan perlakuan yang adil dan memahami kebutuhan anak pertama, orang tua dapat membantu anak pertama melewati masa-masa sulitnya tanpa merasa terbebani.

Baca Juga:  Single Mother itu… Seru!


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com