9 Jenis Permainan Anak yang Edukatif dan Seru
Bermain merupakan cara yang seru untuk si Kecil belajar dan berkembang. Melalui permainan anak, si Kecil akan belajar memahami dunia sekitarnya. Bermain juga membantu anak untuk melihat bagaimana orang saling berhubungan dan bagaimana setiap benda saling berkaitan.
Tidak perlu bingung menentukan jenis permainan anak untuk diajarkan kepada si Kecil, simak beberapa jenis permainan yang edukatif dan pastinya seru dalam pembahasan berikut ini yuk!
9 Jenis Permainan Anak
Ada banyak jenis permainan anak yang bisa menjadi stimulasi tumbuh kembangnya, di antaranya:
Permainan Paralel
Permainan anak-anak yang pertama adalah permainan paralel, di mana anak bermain di samping temannya tetapi mereka tidak saling berinteraksi. Setelah mengamati apa yang dilakukan temannya, mungkin si Kecil akan menirunya.
Permainan Imitatif
Pada permainan anak ini, si Kecil bisa meniru permainan temannya atau sebaliknya, temannya meniru permainan yang dilakukannya. Setelah itu, mereka mungkin akan bermain bersama. Contohnya saja anak sedang bermain mobil-mobilan, kemudian ada temannya datang dan memainkan mobil miliknya.
Permainan Soliter
Permainan soliter adalah permainan anak yang bisa dimainkan sendiri oleh si Kecil. Sesekali biarkan anak bermain sendiri karena permainan soliter dapat mengajari si Kecil bagaimana dia bisa menghibur dirinya sendiri.
Permainan Asosiatif
Jenis permainan anak ini sedikit mirip dengan permainan paralel, tetapi dalam permainan ini anak terlibat dalam apa yang dimainkan oleh temannya. Misalnya sama-sama memainkan balok, tetapi masing-masing menyusun sendiri, sambil mengobrol dan akhirnya tersusun kota dari bangunan-bangunan yang disusun oleh anak dan temannya.
Melalui jenis permainan anak ini, si Kecil bisa belajar bersosialisasi, cara memecahkan masalah, bekerjasama dan mengembangkan kemampuan bahasanya. anak juga mulai belajar menjalin pertemanan.
Permainan Kooperatif
Sejalan dengan pertambahan usianya, si Kecil mulai bermain dengan anak lainnya. Si Kecil mungkin akan membantu temannya menyusun balok. Namun kebanyakan anak baru siap untuk bermain kooperatif setelah usianya lebih dari 3 tahun. Sebelum usia itu, anak biasanya masih suka bermain sendiri.
Permainan Kompetitif
Bermain ular tangga adalah salah satu jenis permainan anak yang kompetitif. Dalam permainan ini ada yang menang dan ada yang kalah, jadi Bunda harus siap memberikan penjelasan jika si Kecil kalah dalam permainan ini.
Si Kecil juga akan belajar tentang aturan permainan dan giliran bermain. Bunda perlu memberitahunya untuk tidak boleh curang dalam bermain karena itu adalah tindakan yang tidak terpuji.
Permainan Dramatik/Fantasi
Jika si Kecil bermain dokter-dokteran atau bermain restoran, itu artinya ia sedang bermain fantasi. Melalui jenis permainan anak yang satu ini, si Kecil akan belajar berimajinasi, bergantian, bekerjasama, berbagi, dan mengembangkan bahasanya.
Permainan Fisik
Sesuai dengan namanya, permainan fisik akan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik halus dan kasar, seperti melempar bola, bersepeda, dan kejar-kejaran. Permainan fisik penting untuk mendorong si Kecil supaya aktif sekaligus untuk melatih keterampilan fisiknya dan membuat tubuh lebih bugar layaknya sedang berolahraga.
Permainan Konstruktif
Menyusun balok, membuat jalanan, dan membuat tenda dari kursi yang ditutupi selimut, merupakan contoh permainan konstruktif. Permainan anak ini mengajarkan si Kecil tentang membangun dan menyusun, juga membantu mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Contoh Permainan Anak yang Mendidik
Untuk si Kecil yang sedang dalam masa golden years, berikanlah ia permainan anak yang mendidik untuk melatih berbagai kemampuan yang ada di dalam dirinya, Bu. Berikut ini contoh permainan edukatif yang baik untuk dimainkan oleh anak:
Bricks: belajar bekerja sama dalam tim dan mengasah kreativitas.
Mainan profesi: mengetahui minat anak sejak dini dan melatih kemampuan bahasa.
Papan tulis: melatih kreativitas melalui coretan dan melatih kemampuan motorik kasar.
Menyusun puzzle: mengajarkan cara memecahkan teka-teki dan berpikir cepat.
Melipat kertas: melatih anak untuk mengikuti instruksi dan keterampilan tangan.
Balok berwarna-warni: mengajarkan aneka bentuk ruang dan warna, melatih kemampuan motorik, dan koordinasi antara mata dan tangan.
Pasir kinetik: melatih kemampuan sensorik tangan dan mengembangkan kreativitas.
Mainan alat musik: melatih kreativitas dan memperlihatkan bakat anak.
Plastisin: melatih kekuatan tangan dan mengembangkan kreativitas.
Finger painting: menyalurkan kreativitas dan imajinasi.
Flash card: mengembangkan kemampuan visual dan daya pikir, serta memperkenalkan berbagai nama.
Bercerita: mengasah kemampuan bahasa dan menambah kosakata.
Ide Permainan Anak Outdoor
Apabila si Kecil termasuk anak yang lebih suka dengan permainan di luar ruangan, Bunda bisa mengajarkannya beberapa permainan anak outdoor seperti berikut ini:
Hula hoop
Anak-anak dapat bermain hula hoop di dalam atau di luar ruangan. Ajak si Kecil untuk menghitung berapa banyak putaran yang dapat ia lakukan atau berapa lama ia dapat menjaga lingkaran tetap berputar tanpa menjatuhkannya.
Sebagai permulaan, coba putarkan beberapa video bermain hula hoop agar si Kecil bisa mengamati dan menirunya. Dengan begitu, si Kecil dapat mencoba menguasai teknik menggerakkan simpai dari pinggul ke leher dan ke belakang.
Petak umpet
Ide permainan anak yang satu ini merupakan permainan bersembunyi atau mencari sekelompok orang pada tempat-tempat tertentu. Namun, petak umpet harus dilakukan lebih dari 2 orang.
Bunda bisa menjadi teman bermain si Kecil jika tidak ada teman sebaya di sekitarnya. Selain seru, bermain petak umpet juga bisa membantu mengoptimalkan perkembangan kognitif si Kecil lho, Bu.
Bermain layangan
Memainkan layangan merupakan ide permainan anak di luar ruangan yang tidak kalah menyenangkan. Bermain layangan membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang baik, sehingga dapat mengoptimalkan perkembangan motorik si Kecil. Bunda bisa mengajak si Kecil untuk membuat layang-layangnya sendiri sebagai salah satu cara melatih kreativitasnya.
Itulah tadi beberapa jenis permainan anak yang bisa Bunda perkenalkan kepada buah hati. Jangan lupa untuk menemaninya bermain ya, Bu, supaya tercipta bonding antara Bunda dengan anak dan membantu mengembangkan kemampuan kognitifnya. Selain bermain, untuk menunjang kemampuan ia dalam belajar dan bermain, pastikan Bunda memberikan si Kecil nutrisi yang dibutuhkan.
Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.
Referensi:
Verywell (2022). 15 Indoor and Outdoor Relay Races for Kids.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com