Ketika Anak Demam, Bagian Tubuh Tertentu Malah Dingin, Bahayakah?


Demam pada anak merupakan hal yang seringkali membuat para orang tua khawatir. Ketika si kecil demam, kita tentunya ingin segera mencari tahu penyebabnya dan mencari cara untuk menyembuhkannya. Namun, terkadang ketika kita mengukur suhu tubuh anak menggunakan thermometer, ada bagian tubuh anak yang terasa dingin. Hal ini tentunya membuat kita bingung dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Menurut dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, demam merupakan mekanisme tubuh terhadap rangsangan yang datang dari luar atau dalam tubuh, seperti infeksi. Ketika tubuh terkena infeksi bakteri atau virus, tubuh akan memberikan respons berupa demam. Namun, demam bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan gejala dari suatu penyakit.

Suhu tubuh normal anak sekitar 36.5-37.5 derajat Celsius. Ketika suhu tubuh anak di atas 38 derajat Celsius, maka anak dikatakan mengalami demam. Namun, terkadang ketika kita mengukur suhu tubuh anak dan ternyata suhunya di atas 38 derajat Celsius, ada bagian tubuh anak yang terasa dingin atau adem. Hal ini bisa menjadi pertanda yang mengkhawatirkan, namun juga bisa menjadi tanda bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Jika kita mengalami situasi seperti ini, dr. Meta Hanindita menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah dengan melihat denyut nadi atau Capillary Refill Time (CRT), yaitu pemeriksaan di pembuluh darah untuk melihat seberapa cepat kapiler pembuluh darah mengisi aliran darah.

Misalnya, jika anak mengalami demam berdarah, biasanya tangan dan kaki anak akan terasa dingin, disertai dengan denyut nadi yang lemah dan cepat, tekanan darah yang turun, dan anak biasanya menjadi gelisah. Namun, penting untuk diingat bahwa jika kita menemukan situasi anak demam tapi bagian tubuh tertentu terasa dingin, kita tidak bisa menyamaratakan hal ini. Kita harus melakukan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter spesialis anak untuk menentukan apakah kondisi ini berbahaya atau tidak.

Baca Juga:  Penyebab Sembelit Setelah Melahirkan dan Cara Mengatasinya

Selama anak mengalami demam, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk membantu anak merasa lebih nyaman. Pertama, kita dapat mengenakan anak pakaian yang sejuk dan menyerap keringat. Hindari penggunaan selimut tebal, karena hal ini dapat membuat anak semakin panas. Kedua, kita dapat memberikan kompres dengan air hangat pada anak untuk membantu menurunkan suhu tubuh. Ketiga, kita dapat memberikan obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter.

Namun, dr. Meta Hanindita juga mengingatkan bahwa ada beberapa kriteria anak dengan demam yang harus segera dibawa ke dokter. Pertama, jika anak berusia kurang dari 3 bulan tanpa memandang keadaan anak secara umum. Kedua, jika anak berusia 3-36 bulan dan mengalami demam lebih dari 3 hari atau terdapat tanda bahaya. Ketiga, jika anak berusia 3-36 bulan dan suhunya mencapai 39 derajat Celsius. Keempat, jika anak memiliki suhu tubuh di atas 40 derajat Celsius. Kelima, jika anak mengalami kejang demam. Keenam, jika anak mengalami demam berulang lebih dari 7 hari meskipun demam hanya berlangsung beberapa jam saja. Ketujuh, jika anak mengalami demam disertai dengan ruam. Dan terakhir, jika anak mengalami demam dan memiliki penyakit kronik seperti penyakit jantung, kanker, lupus, atau penyakit ginjal.

Dalam menjaga anak selama mengalami demam, kita juga perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik. Berikan anak minuman yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Kedua, berikan anak makanan yang bergizi agar sistem kekebalan tubuh anak tetap kuat. Ketiga, berikan anak istirahat yang cukup agar tubuhnya dapat pulih dengan baik. Keempat, hindari penggunaan obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter, terutama obat penurun panas yang mengandung aspirin pada anak-anak.

Baca Juga:  Pentingnya Asupan Zat Besi di Trimester Kedua

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan beberapa tanda bahaya pada anak yang mengalami demam. Tanda-tanda bahaya tersebut antara lain adalah anak yang tampak lemas atau tidak bersemangat, nafas yang cepat dan dangkal, kulit yang pucat atau kebiruan, muntah atau diare yang berlebihan, dan kesulitan untuk minum atau makan. Jika kita melihat tanda-tanda tersebut pada anak, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dalam menghadapi anak yang mengalami demam, kita juga perlu menjaga ketenangan dan tidak panik. Memberikan dukungan emosional pada anak juga sangat penting agar mereka merasa aman dan tenang. Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan untuk mengikuti imunisasi yang disarankan oleh dokter untuk melindungi anak dari penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam.

Demam pada anak memang seringkali membuat para orang tua khawatir. Namun, dengan pengetahuan yang cukup dan penanganan yang tepat, kita dapat membantu anak mengatasi demam dengan baik. Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dan saran dari dokter untuk menjaga kesehatan anak. Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi para orang tua dalam menghadapi anak yang mengalami demam.


Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com