Jika si Kecil Suka Mengisap Jarinya
Aktivitas si kecil yang selalu menghisap jarinya sering mengganggu kesehatannya. Berikut tips untuk mengubah kebiasaan si kecil menghisap jari.
Hai Bu, bagaimana kabar Bunda dan si Kecil hari ini? Semoga sehat-sehat, ya. Apakah di masa prasekolah (usia 3-6 tahun) ini, ia masih gemar mengisap jari atau memasukkan benda-benda asing ke mulutnya? Pada awalnya ini mungkin terlihat lucu, tapi lama kelamaan hal tersebut tentu bisa membuat Bunda sedikit khawatir, ya. Bunda, sebenarnya kesenangan mengisap si Kecil sudah lama muncul, bahkan sejak ia dalam kandungan dan terus berlangsung hingga berusia dua tahun. Masa ini disebut dengan fase oral. Menurut Sigmund Freud dalam teori psikoanalisanya, kegemarannya ini biasanya menghilang ketika perhatian si Kecil sudah teralihkan dengan yang lain.
Apa yang menyebabkan si Kecil gemar mengisap jarinya? Ini karena ia merasa aktivitas tersebut dapat menenangkan dan membuat si Kecil merasa nyaman. Selain itu, mengisap jari juga dapat menandakan kalau perutnya sedang lapar. Bunda, kebiasaan mengisap jarinya ini berisiko mengganggu kesehatan balita, lho. Apalagi, saat si Kecil mengisap jarinya, berbagai macam kuman pun bisa ikut masuk ke dalam tubuhnya. Oleh karena itu, Bunda harus selalu menjaga kebersihan tangan si Kecil begitu juga dengan mainan-mainannya.
Kebiasaannya itu bisa jadi dilakukan karena si Kecil merasa lapar. Oleh sebab itu, ajaklah si Kecil untuk bermain-main dengan berbagai variasi jenis cemilan yang dapat digenggam (finger food) di sela-sela waktu aktivitasnya. Saat ia hendak mengisap jarinya, alihkan perhatiannya dengan mainan lain. Misalnya, dengan memberikan si Kecil boneka yang bisa dipegang dengan kedua tangannya. Jelaskan pada si Kecil akibat buruk dari kebiasaannya tersebut dengan cara yang menyenangkan. Ajak si Kecil berkaca di depan cermin bersama Mum, lalu buat raut wajah seperti kelinci dengan gigi tongosnya, “Nah, ini yang akan terjadi kalau kamu suka mengisap jari.” Kemudian, ubah raut muka Bunda dengan tersenyum manis sampai mengatakan, “Kalau kamu nggak mengisap jari lagi, senyum kamu bisa manis dan cantik kaya Bunda!” Agar kebiasaannya ini tidak bisa berhenti dilakukannya. Cobalah untuk mencari tahu dan mengatasi akar permasalahan dari kebiasaan buruknya tersebut, Bu. Bisa jadi, ia stress, capek, atau bosan dan mengisap jari merupakan pelampiasaan dari perasaannya tersebut.
Apakah Bunda tahu bahwa kebiasaan mengisap jari sebaiknya dihentikan sebelum gigi permanennya tumbuh? Apabila dibiarkan terlalu lama, kebiasaan ini dapat berdampak yang tidak baik pada kesehatan balita, terutama bagi pertumbuhan gigi si Kecil. Berikut beberapa efek samping yang dapat terjadi jika si Kecil terlalu sering mengisap jarinya:
1. Gangguan pada pertumbuhan gigi
Apabila kebiasaan mengisap jari si Kecil berlanjut hingga di atas usia lima tahun, maka hal tersebut dapat berpengaruh pada pembentukan giginya. Pertumbuhan gigi seri atas dan bawah tidak dapat berkembang seperti semestinya serta gigi bagian atas dapat terdorong melampaui batasnya hingga menyebabkan si Kecil menjadi tonggos. Gigi yang pertumbuhannya terganggu, dapat mempengaruhi cara si Kecil berbicara, seperti salah pengucapan pada kata-kata atau huruf-huruf tertentu atau bahkan sampai bisa menyebabkan cadel.
2. Perubahan posisi gigi
Apabila kebiasaan mengisap jari berlanjut hingga si Kecil memiliki gigi permanen, maka gigi tersebut dapat mengalami perubahan posisi yang tidak normal. Hal ini dapat menyebabkan gigi menjadi tidak rapih dan sulit untuk membersihkannya.
Namun Bunda jangan khawatir, karena kebiasaan ini akan menghilang dengan sendirinya sebelum si Kecil masuk sekolah. Apabila ia masih belum bisa meninggalkan kebiasaan mengisap jarinya, kemungkinan akan muncul perasaan malu karena teman-temannya tidak lagi melakukannya. Bila hal itu terjadi, bantu si Kecil dengan mendampingi dan memberikan motivasi kepadanya ya Bu.
Keaktifan Bunda dalam memberikan bimbingan baginya akan ikut mempengaruhi perkembangan si Kecil. Oleh karena itu, tetaplah aktif berinteraksi dengan si Kecil dan memperhatikan kebutuhannya. Misalnya, ketika Bunda melihat ia merasa bosan, berikan mainan atau ajak ia bermain bersama. Lalu apabila si Kecil lapar, berikan ia berbagai macam cemilan sehat yang bisa digenggamnya. Hal ini bermanfaat untuk menghindari terulangnya kebiasaan mengisap jari sehingga kesehatan balita pun dapat terus terjaga dengan baik. Selamat mencoba tips kami ya Bu, semoga bermanfaat!
Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi
Dapatkan info parenting dan hadiah spesial dari Bunda&Balita. Selengkapnya.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com