Penyakit kekurangan protein dapat memiliki dampak yang serius pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam artikel ini, kami akan membahas empat jenis penyakit kekurangan protein pada anak. Mari kita mulai dengan penyakit pertama, yaitu Marasmus.
Marasmus adalah penyakit kekurangan protein yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein dan kalori dalam makanan sehari-hari. Kondisi ini menyebabkan anak kehilangan lemak dan otot dalam tubuhnya, sehingga pertumbuhannya terhambat. Gejala utama dari penyakit ini adalah tulang yang lebih terlihat di permukaan kulit karena kekurangan lemak di jaringan tubuh. Wajah anak juga akan terlihat kurus dan kulitnya mengendur. Beberapa gejala lain yang mungkin muncul adalah pusing, tubuh lemah, kulit kering dan rapuh, serta penurunan berat badan yang signifikan.
Penyakit kekurangan protein kedua adalah Kwashiorkor. Penyakit ini terjadi ketika tubuh kekurangan protein kalori yang cukup besar. Akibatnya, sejumlah sel tubuh tidak mendapatkan protein yang diperlukan, dan fungsi sel-sel ini terganggu. Salah satu kondisi yang mungkin terjadi pada anak dengan Kwashiorkor adalah stunting, yaitu kondisi ketika anak memiliki pertumbuhan tubuh yang terhambat dan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak-anak seusianya. Selain itu, anak dengan Kwashiorkor juga mungkin mengalami masalah pada rambut, kulit, dan kuku, seperti rambut rontok, kulit kering dan mengelupas, serta kuku yang rapuh. Pembengkakan pada organ tubuh juga bisa terjadi pada anak dengan Kwashiorkor, terutama pada perut, yang ditandai dengan perut yang buncit dan tubuh yang kurus.
Hipoproteinemia adalah penyakit kekurangan protein yang ditandai dengan kadar protein yang rendah dalam darah. Selain kekurangan protein, anak dengan hipoproteinemia juga mungkin memiliki masalah kesehatan lain, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, radang usus, dan celiac (penyakit autoimun). Gejala penyakit ini bervariasi, mulai dari infeksi yang sering terjadi, mudah sakit, kelelahan yang ekstrem, hingga masalah pada rambut, kulit, dan kuku.
Penyakit kekurangan protein yang terakhir adalah Marasmus Kwashiorkor. Ini adalah kombinasi dari dua penyakit sebelumnya, di mana anak memiliki berat badan kurang dari 60% dari berat badan normal anak seusianya. Anak dengan kondisi ini juga mungkin mengalami pembengkakan, tubuh yang lemah, serta masalah kompleks pada rambut, kulit, dan kuku.
Penting untuk diingat bahwa kekurangan protein dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius pada anak. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak, melemahkan sistem kekebalan tubuh, memperlambat proses penyembuhan luka, mengganggu fungsi otak, dan bahkan dapat mengganggu kesehatan mental anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan protein yang cukup setiap hari.
Untuk mencegah penyakit kekurangan protein, penting untuk memberikan makanan yang kaya protein kepada anak-anak. Sumber protein yang baik meliputi susu, telur, ikan, daging merah, daging putih, dan kacang-kacangan. Selain itu, juga penting untuk memberikan makanan yang kaya akan karbohidrat, vitamin, dan mineral agar anak-anak mendapatkan gizi yang seimbang. Mengenalkan pola makan yang sehat sejak dini juga dapat membantu mencegah penyakit kekurangan protein.
Dalam kesimpulan, penyakit kekurangan protein dapat memiliki dampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Marasmus, Kwashiorkor, hipoproteinemia, dan Marasmus Kwashiorkor adalah empat jenis penyakit kekurangan protein yang perlu diwaspadai. Penting bagi orang tua untuk memberikan asupan protein yang cukup kepada anak-anak serta menjaga pola makan yang sehat untuk mencegah penyakit ini. Dengan melakukan ini, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com