Cara Menyiapkan Bubur yang Tepat sebagai Makanan Pendamping ASI
Memasuki paruh kedua usia si Kecil di tahun pertamanya, banyak perubahan yang sudah bisa Bunda perhatikan. Salah satunya adalah soal makanan. Si Kecil kini tidak hanya mendapatkan nutrisi dari air susu Bunda, tetapi juga makanan pendamping. Bunda bisa mengenali tanda-tanda si Kecil yang sudah bisa menerima makanan seperti pola makan yang berubah, tertarik dengan makanan Bunda, memasukkan apapun ke dalam mulut, membuka mulut ketika disodorkan sendok, bisa menegakkan kepala dan sering melakukan gerakan mengunyah. Si Kecil yang sudah bisa menegakkan kepala serta duduk dengan tegak penting menjadi pertimbangan kesiapan si Kecil menerima makanan pendamping karena dia tidak akan susah menelan makanannya.
Indra perasa bayi biasanya mulai aktif ketika dia bisa menerima makanan dari luar. Si Kecil akan mengeksplorasi rasa-rasa yang diberikan kepadanya. Si Kecil akan pintar memilih-milih makanan yang ingin dikonsumsinya. Meski si Kecil tidak benar-benar merasakan rasa spesifik dari yang dimakannya, tetapi dia juga akan bosan jika Bunda hanya memberikan makanan yang itu-itu saja. Tidak hanya soal rasa, Bunda juga harus mempertimbangkan kelunakan makanan agar bisa dicerna dengan mudah oleh si Kecil. Bubur adalah pilihan tepat untuk si Kecil yang baru saja mencoba makanan padatnya. Dan sebaiknya Bunda mengolah sendiri bubur yang akan disajikan kepada si Kecil.
Dalam mengolah bubur untuk si Kecil, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar si Kecil mendapatkan makanan yang tepat untuk perkembangannya. Apa saja itu? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengandung Gizi Seimbang
Bubur biasanya berbahan dasar nasi dengan kandungan karbohidrat. Untuk semakin menambah nutrisi yang ada pada bubur, Bunda bisa menambahkan buah, sayur, ikan, daging, telur, susu, dan bahan makanan lain. Selain zat gizinya lengkap, rasanya pun tidak monoton sehingga disukai si Kecil. Untuk masa awal pemberian bubur, campurkan dengan satu jenis tambahan saja. Lihat apakah si Kecil menunjukkan tanda alergi atau tidak. Apabila si Kecil sudah mulai terbiasa, perlahan-lahan kombinasikan bahan tambahan bubur untuk kandungan dan rasa yang lebih kaya.
Pilih Bahan Makanan yang Tepat
Buah, sayur, ikan, daging, telur, dan susu merupakan bahan makanan bergizi. Meskipun begitu Bunda tetap tidak boleh sembarangan memilih bahan-bahan ini jika akan dicampurkan dengan makanan si Kecil. Jika memungkinkan pilihlah bahan makanan yang organik. Selain itu, pilih bahan makanan yang segar dan tidak berbau. Cermati juga cara penyimpanan bahan makanan tersebut. Hindari bahan-bahan yang sudah terpapar sinar matahari langsung.
Jaga Kebersihan
Sudah selesai dengan pemilihan bahan makanan, kini saatnya mengolah bahan-bahan tersebut. Sistem imun dan pencernaan si Kecil masih belum bekerja optimal. Maka dari itu, untuk menjaganya selalu pastikan kebersihan bahan-bahan yang digunakan. Cuci dan kupas dengan bersih sebelum Bunda mengolah bahan yang digunakan. Jangan sampai bubur yang dikonsumsi si kecil masih terkontaminasi pestisida dan mengandung bakteri.
Perhatikan Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan memang diserahkan kepada kreasi masing-masing Bunda. Namun ada cara pengolahan yang tidak dianjurkan. Contohnya mencampur bubur, sayuran, lalu hati atau daging ayam secara langsung. Sebaiknya sayur diolah tersendiri dan beras boleh langsung dicampur dengan hati atau daging ayam. Sayur yang dicampurkan langsung ke dalam bubur biasanya akan dimasak dengan waktu yang cukup lama menyesuaikan waktu matangnya beras dan daging. Ini justru akan merusak zat gizi yang terdapat dalam sayur. Masih dengan masalah nutrisi yang rusak ketika dimasak, usahakan untuk memasak makanan dengan matang namun jangan terlalu lama dan terlalu lembek. Bunda masih bisa menghaluskannya dengan menggerus atau memblender. Bahan makanan yang dimasak terlalu lama akan menghabiskan nutrisi yang ada di dalamnya. Untuk makanan beku, sebaiknya dicairkan dulu di wadah yang tertutup sebelum Bunda memanaskannya.
Jangan Panaskan ASI/Susu
Kesalahan umum lain yang sering terjadi adalah memanaskan ASIP atau susu yang digunakan sebagai campuran bubur. ASIP atau susu pertumbuhan yang dipanaskan di atas kompor pada suhu 40 derajat akan merusak nutrisi yang ada di dalamnya.
Hindari Penggunaan Gula dan Garam
Untuk memberikan rasa manis atau gurih dalam bubur si Kecil tidak perlu menambahkan gula atau garam. Cukup andalkan rasa alami dari buah, sayur, daging, atau bahan makanan alami lainnya yang dicampur ke dalam bubur. Selain si Kecil akan terbiasa dengan rasa yang sangat manis dari gula, penggunaannya juga akan membahayakan kesehatan si Kecil.
Masak untuk Sekali Makan
Bubur yang Bunda buat sebaiknya habis dalam sekali makan saja. Bubur yang dihangatkan biasanya zat gizinya akan habis dan terbuang.
Jika Bunda sudah memasak bubur si Kecil dengan cara yang tepat, kini Bunda sudah siap dan tidak perlu khawatir lagi dalam memberikan makanan pendamping ASI untuk si Kecil.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com