Annisa Steviani, seorang mom influencer dan content creator, telah lama menjadi sumber inspirasi bagi para pengikutnya. Melalui laman Instagramnya @annisast, ia tidak pernah absen membagikan cerita dan pengalamannya tentang parenting, keuangan, dan penguatan perempuan. Ia juga aktif berinteraksi dengan para pengikutnya yang merasa terhubung dengan kontennya. Dalam wawancara dengan lembarkerjauntukanak.com, Annisa Steviani, yang akrab dipanggil Teh Icha oleh para pengikutnya, berbagi cerita dan pengalaman sebagai Certified Financial Planner.
Pertanyaan pertama yang diajukan adalah mengenai bagaimana Annisa Steviani memulai karir sebagai Certified Financial Planner. Annisa menjelaskan bahwa sebenarnya dia tidak pernah bercita-cita menjadi seorang financial planner. Sejak masih di SMP, dia sudah bercita-cita menjadi jurnalis dan selalu aktif di ekskul majalah dinding. Ketertarikannya pada menulis membuatnya memiliki blog pribadi yang berisi cerita tentang persiapan pernikahan. Setelah memiliki anak, blognya banyak berbicara tentang parenting. Namun, ketika dia menikah dan memiliki anak, dia menyadari bahwa keuangan menjadi hal yang sangat penting. Inilah yang mendorongnya untuk belajar tentang pengelolaan keuangan dan berbagi perjalanannya melalui blog.
Namun, Annisa merasa bahwa topik financial planning lebih sering dibahas oleh orang-orang yang memiliki aset bernilai miliaran dan memiliki banyak hutang. Jarang ada yang membahas financial planning untuk kelas menengah seperti yang dia dan banyak orang lainnya hadapi. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengambil sertifikasi agar bisa berbagi pengetahuan tentang financial planning kepada kelas menengah, yang merupakan mayoritas masyarakat Indonesia.
Selain menjadi seorang Certified Financial Planner, Annisa Steviani juga dikenal sebagai seorang mom influencer dan content creator. Ketika ditanya mengapa dia mengambil langkah ini, Annisa menjelaskan bahwa sebenarnya dia selalu berpikir bahwa passion-nya adalah menulis. Namun, dia kemudian menyadari bahwa passion-nya sebenarnya adalah berbagi. Dia sangat suka bercerita dan berbagi pemikiran dengan orang lain, bahkan dengan orang yang belum dikenal sekalipun. Sejak awal, dia menggunakan blog sebagai medium untuk berbagi cerita. Ketika Twitter menjadi populer, dia pun berbagi di Twitter. Dan sekarang, dengan Instagram menjadi platform yang banyak digunakan orang, dia membagikan ceritanya melalui Instagram. Baginya, tidak masalah apa medium yang digunakan selama dia bisa bercerita.
Selanjutnya, Annisa Steviani berbagi pengalamannya sebagai seorang working mom yang bekerja di kantor dan sekarang bekerja dari rumah. Karena pandemi, perbedaannya tidak begitu signifikan. Meskipun dia sudah bekerja dari rumah sebelumnya, dia merasa bahwa situasi saat ini terasa lebih sepi. Sebagai seorang reporter dan editor, pekerjaannya sebelumnya memungkinkannya untuk bertemu dengan banyak orang. Dia bisa melakukan liputan, menghadiri acara, konferensi, atau bahkan sekadar makan siang bersama rekan kerja. Namun, sekarang komunikasinya lebih banyak dilakukan secara online, sehingga dia merasa kesepian.
Ketika ditanya apakah dia pernah mengalami bias gender di kantor atau di lingkungan sosial, Annisa mengatakan bahwa dia sangat beruntung karena berada dalam lingkungan yang tidak memandang perempuan sebagai warga kelas dua. Orangtuanya selalu mendorong anak-anaknya untuk mengejar impian mereka. Keluarga besar Annisa juga sangat mendukung dan tidak toxic, seperti yang sering dia dengar dari cerita orang lain. Di tempat kerjanya, tidak ada diskriminasi terhadap perempuan. Misalnya, saat dia perlu memerah ASI, ada ruang khusus yang disediakan. Kebetulan, kantornya juga sangat mendukung keberagaman, sehingga tidak ada perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.
Ketika ditanya tentang distraksi saat bekerja dari rumah, seperti mengurus kebutuhan anak atau keperluan suami, Annisa menjelaskan bahwa dia tidak merasakan hal tersebut. Sebelum menikah, dia telah sepakat dengan suaminya bahwa suaminya akan bertanggung jawab terhadap pekerjaan rumah. Ketika keduanya bekerja, suaminya mengurus segala urusan rumah tangga, sementara Annisa mengurus anak. Annisa kemudian memutuskan untuk resign dan fokus membuat konten, sedangkan suaminya tetap mengurus semua urusan rumah tangga. Sampai saat ini, suaminya telah menjadi ayah rumah tangga sepenuhnya karena kesehatan mentalnya yang kurang stabil. Annisa merasa senang karena semua menjadi lebih ringan bagi mereka. Annisa juga memilih sekolah untuk anaknya yang tidak memberikan PR, sehingga semuanya terasa lebih lancar bagi Annisa dalam bekerja di rumah.
Ketika ditanya tentang urutan kebutuhan keuangan yang benar dalam mempersiapkan dan mengelola keuangan keluarga, Annisa menjelaskan bahwa yang pertama harus dipastikan adalah apakah penghasilan sudah cukup. Banyak keluarga yang mengira bahwa penghasilan mereka sudah cukup, padahal sebenarnya belum tentu. Bisa jadi karena memiliki banyak tanggungan, penghasilan mereka menjadi kurang. Oleh karena itu, langkah pertama adalah memastikan bahwa penghasilan sudah cukup untuk mencukupi semua pengeluaran.
Setelah itu, selisih antara penghasilan dan pengeluaran bisa digunakan untuk memulai menyisihkan dana darurat. Setelah memiliki dana darurat, pastikan juga memiliki asuransi kesehatan dan jiwa. Barulah setelah itu, bisa memulai berinvestasi untuk dana pensiun dan dana pendidikan. Ini adalah dasar-dasar yang selalu harus diperhatikan dalam mengelola keuangan keluarga. Annisa juga menekankan pentingnya memiliki dana darurat karena seringkali orang terlalu fokus pada investasi tanpa memikirkan apa yang akan terjadi jika terjadi keadaan darurat.
Terakhir, Annisa Steviani memberikan tips bagi Bunda lainnya yang ingin menjadi ibu bekerja yang tetap punya waktu untuk keluarga dan menjadi istri yang baik. Dia menekankan bahwa bukanlah hal yang buruk untuk meminta bantuan. Kesepakatan dalam rumah tangga harus bisa didiskusikan ulang dengan suami tanpa harus bertengkar. Diskusinya harus fokus pada mencari solusi, bukan mengeluh. Begitu juga dengan pengelolaan keuangan, bukan hanya tanggung jawab istri. Jika suami lebih mampu mengatur keuangan, itu juga tidak masalah. Yang penting, keduanya bisa mengakses dana darurat keluarga dan saling mendukung dalam mengelola keuangan.
Dalam perbincangan ini, Annisa Steviani telah membagikan cerita dan pengalamannya sebagai Certified Financial Planner serta mom influencer dan content creator. Dia telah memberikan wawasan dan tips yang berharga bagi para Bunda yang ingin mengelola keuangan dengan baik sambil tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan peran sebagai istri.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com