Anak Juga Bisa Depresi & Stres, Lho!
Anak yang masih sangat muda tentunya belum paham apa itu depresi dan stres. Maka, sebagai orang tua, Bundalah yang perlu mengawasi perubahan tingkah lakunya.
Depresi dan stres bukanlah gangguan yang hanya dialami oleh orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalami depresi dan stres. Meskipun mereka belum memahami sepenuhnya apa yang sedang mereka alami, sebagai orang tua, kita harus peka terhadap perubahan perilaku anak kita. Beberapa tanda-tanda bahwa anak sedang mengalami depresi dan stres adalah perubahan tingkah laku seperti menjadi lebih pemarah atau moody, menarik diri dari kegiatan yang biasanya membuatnya senang, terlihat cemas, suka mengeluh, dan menangis lebih sering dari biasanya. Selain itu, anak juga bisa menunjukkan ekspresi ketakutan, lebih sering menempel pada orang tua, dan memiliki kebiasaan tidur serta makan yang berbeda dari biasanya.
Depresi dan stres pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah orang tua yang gelisah dan stres. Anak-anak sangat sensitif terhadap bahasa tubuh dan energi orang tua mereka. Jika orang tua sedang cemas atau stres, anak bisa merasakan ketidaknyamanan tersebut dan ikut merasakannya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan emosi dan mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak negatif pada anak.
Selain itu, perpisahan dengan orang tua juga bisa menjadi penyebab anak mengalami depresi dan stres. Anak-anak sangat terikat dengan orang tua mereka dan merasa takut kehilangan mereka. Oleh karena itu, saat akan meninggalkan anak untuk sementara waktu, penting bagi orang tua untuk memberikan pengertian kepada anak tentang kepergian orang tua, ke mana mereka pergi, dan kapan mereka akan kembali. Selain itu, meninggalkan anak bersama orang-orang yang sudah dikenal baik oleh anak dan memberikan benda-benda yang menenangkan seperti foto orang tua atau baju orang tua juga bisa membantu anak merasa lebih aman saat orang tua pergi.
Cerita seram juga bisa menjadi pemicu depresi dan stres pada anak. Meskipun cerita yang dibacakan atau ditonton oleh anak tidak menyeramkan bagi orang dewasa, anak-anak belum bisa membedakan antara kenyataan dan khayalan. Oleh karena itu, perhatikanlah apa yang anak kita baca atau tonton dan beri penjelasan kepada mereka bahwa hal-hal menakutkan dalam cerita tersebut tidak akan menyakitkan mereka. Jika anak merasa takut, temani mereka sampai mereka merasa tenang dan aman.
Selain itu, penggunaan toilet juga bisa menjadi sumber depresi dan stres bagi anak. Ketika anak mulai belajar menggunakan toilet, mereka mungkin merasa takut dengan toilet yang berbeda dari popok yang biasa mereka gunakan. Maka dari itu, sebagai orang tua, kita perlu temani anak saat mereka menggunakan toilet dan beri pengertian kepada mereka bahwa menggunakan toilet adalah hal yang normal dan tidak perlu ditakuti. Mengobrol dengan anak saat mereka menggunakan toilet juga bisa membantu mengalihkan perhatian mereka dan membuat pengalaman menggunakan toilet menjadi lebih menyenangkan.
Itulah beberapa hal yang bisa menyebabkan anak mengalami depresi dan stres. Sebagai orang tua, kita perlu peka terhadap perubahan perilaku anak kita dan mencari cara untuk membantu mereka mengatasi depresi dan stres. Mengajak anak berbicara, mendengarkan mereka dengan penuh perhatian, memberikan rasa aman dan kasih sayang, serta mengajak mereka bermain dan beraktivitas secara positif adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membantu anak mengatasi depresi dan stres.
Depresi dan stres bukanlah hal yang sepele, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Jika kita melihat tanda-tanda depresi dan stres pada anak kita yang terus berlanjut dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari mereka, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Psikolog anak atau konselor bisa membantu anak mengatasi depresi dan stres serta memberikan panduan kepada orang tua tentang bagaimana cara mendukung anak dalam proses penyembuhan mereka.
Sebagai orang tua, kita memiliki peran yang sangat penting dalam membantu anak mengatasi depresi dan stres. Kita perlu menjadi pendengar yang baik, memberikan dukungan emosional, dan menjaga komunikasi yang terbuka dengan anak kita. Selain itu, kita juga perlu menjaga keseimbangan emosi dan mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak negatif pada anak kita.
Dalam menghadapi depresi dan stres pada anak, kita juga perlu mengingat bahwa setiap anak adalah unik dan mungkin memiliki cara berbeda dalam mengatasi masalah mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk mengenal anak kita dengan baik dan menyesuaikan pendekatan yang kita gunakan dengan kebutuhan dan kepribadian mereka.
Kesehatan mental anak adalah hal yang sangat penting dan perlu kita prioritaskan sebagai orang tua. Dengan menjaga keseimbangan emosi dan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat membantu anak mengatasi depresi dan stres serta tumbuh menjadi anak yang bahagia dan sehat secara mental.
Sebagai kesimpulan, depresi dan stres bukanlah hal yang hanya dialami oleh orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalami depresi dan stres, meskipun mereka belum sepenuhnya memahami apa yang sedang mereka alami. Sebagai orang tua, kita perlu peka terhadap perubahan perilaku anak kita dan mencari cara untuk membantu mereka mengatasi depresi dan stres. Mengajak anak berbicara, mendengarkan mereka dengan penuh perhatian, memberikan rasa aman dan kasih sayang, serta mengajak mereka bermain dan beraktivitas secara positif adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membantu anak mengatasi depresi dan stres. Jika depresi dan stres pada anak terus berlanjut dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari mereka, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Psikolog anak atau konselor bisa membantu anak mengatasi depresi dan stres serta memberikan panduan kepada orang tua tentang bagaimana cara mendukung anak dalam proses penyembuhan mereka.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com