Keluarga DINK (Dual/Double Income No Kids Yet) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluarga yang memiliki dua penghasilan, baik dari suami maupun istri, namun belum memiliki anak. Istilah ini sangat tepat untuk menggambarkan kondisi keluarga kami saat ini. Kami adalah keluarga DINK, bukan karena pilihan, melainkan karena kondisi.
Dalam kurun waktu 10 bulan sejak pernikahan kami, kami memutuskan untuk tetap bekerja dan belum mendapatkan anugerah dari Tuhan berupa anak. Meskipun awalnya kami merasa sedih dan kecewa, kami berusaha untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan tersebut. Kami memilih untuk bersyukur dengan kondisi yang kami miliki saat ini.
Sebagai keluarga DINK, tentu ada beberapa keuntungan yang kami dapatkan. Salah satunya adalah dalam hal finansial. Karena tidak memiliki tanggungan anak, kami dapat mengatur keuangan kami dengan lebih leluasa dan bebas. Kami dapat membeli rumah pertama kami tak lama setelah menikah, serta memiliki kendaraan, gadget, dan investasi lainnya. Kami juga dapat memenuhi kebutuhan hore-hore kami tanpa perlu khawatir akan kebutuhan anak.
Selain itu, menjadi keluarga DINK juga memberikan keuntungan dalam hubungan interpersonal antara suami dan istri. Karena kami memiliki waktu yang lebih luang, kami dapat lebih mengenal karakter dan sifat masing-masing. Kami berusaha untuk saling memahami dan mengatasi konflik yang muncul. Kami berkomitmen untuk tidak berkonflik secara terbuka di depan anak-anak kami kelak.
Tentu saja, ada orang yang berpendapat bahwa menjadi keluarga DINK adalah sebuah keuntungan besar. Mereka beranggapan bahwa kami dapat terus pacaran tanpa perlu khawatir dengan tanggungan anak. Kami dapat pergi ke mal, menonton midnight movie, jalan-jalan mencari makan enak, merencanakan perjalanan, atau hanya bermalas-malasan di kamar. Kami juga dapat memasak bersama dan membersihkan rumah tanpa ada gangguan. Semua itu memang benar, tapi kami juga menyadari bahwa kondisi ini tidak akan bertahan selamanya.
Kami juga ingin seperti keluarga lain yang memiliki buah hati. Kami ingin menjadi orang tua dan merasakan kebahagiaan memiliki anak. Meskipun kami belum memilikinya saat ini, kami sudah melakukan persiapan dengan serius. Kami telah berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan (Obgyn) sebanyak tiga kali dalam kurun waktu kurang dari satu tahun pernikahan kami. Kami juga telah menyisihkan sebagian penghasilan kami setiap bulan untuk dana pendidikan anak. Meskipun mereka belum hadir di dalam rahim saya, kami berharap bahwa mereka akan segera datang.
Kami berusaha untuk tetap positif dan optimis. Kami percaya bahwa setiap hal terjadi pada waktu yang tepat. Kami yakin bahwa suatu hari nanti, Tuhan akan memberikan anugerah kepada kami berupa buah hati. Kami berdoa agar segera diberikan kesempatan untuk menjadi orang tua yang baik dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kami kelak.
Sebagai keluarga DINK, kami berusaha untuk memanfaatkan waktu luang kami dengan sebaik-baiknya. Kami mencoba untuk mengisi kehidupan kami dengan hal-hal yang bermanfaat dan menyenangkan. Kami terus berusaha untuk mengembangkan diri kami masing-masing dan juga sebagai pasangan. Kami berkomitmen untuk saling mendukung dan membangun hubungan yang kuat.
Dalam perjalanan kami sebagai keluarga DINK, kami juga menyadari bahwa tidak semua hal dapat kita kontrol. Kami belajar untuk menerima setiap pemberian Tuhan dengan lapang dada. Kami belajar untuk tidak terlalu memikirkan apa yang belum kita miliki, melainkan bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini. Kami berusaha untuk menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan bahagia.
Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah kami akan tetap menjadi keluarga DINK ataukah kami akan segera memiliki anak. Yang pasti, kami siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Kami percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik untuk kami. Kami akan terus berusaha, berdoa, dan bersabar. Semoga suatu hari nanti, impian kami untuk menjadi orang tua akan terwujud.
Dalam perjalanan kami sebagai keluarga DINK, kami juga menyadari bahwa tidak semua hal dapat kita kontrol. Kami belajar untuk menerima setiap pemberian Tuhan dengan lapang dada. Kami belajar untuk tidak terlalu memikirkan apa yang belum kita miliki, melainkan bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini. Kami berusaha untuk menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan bahagia.
Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah kami akan tetap menjadi keluarga DINK ataukah kami akan segera memiliki anak. Yang pasti, kami siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Kami percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik untuk kami. Kami akan terus berusaha, berdoa, dan bersabar. Semoga suatu hari nanti, impian kami untuk menjadi orang tua akan terwujud.
Dalam perjalanan kami sebagai keluarga DINK, kami juga menyadari bahwa tidak semua hal dapat kita kontrol. Kami belajar untuk menerima setiap pemberian Tuhan dengan lapang dada. Kami belajar untuk tidak terlalu memikirkan apa yang belum kita miliki, melainkan bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini. Kami berusaha untuk menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan bahagia.
Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah kami akan tetap menjadi keluarga DINK ataukah kami akan segera memiliki anak. Yang pasti, kami siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Kami percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik untuk kami. Kami akan terus berusaha, berdoa, dan bersabar. Semoga suatu hari nanti, impian kami untuk menjadi orang tua akan terwujud.
Subscribe, follow lembarkerjauntukanak.com